Berita Palembang
Soal Air Kolam di Venue Akuatik Jakabaring Sport City Berlumut, Ini Penjelasan PT JSC
Manajemen PT Jakabaring Sport CIty (JSC) membantah fasilitas olahraga, terutama venue akuatik di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang terbengkalai
Penulis: Weni Wahyuny |
Apalagi, sambung Meina di tahun 2019 ini JSC tidak ada bantuan dari APBD maupun APBN satu rupiah pun.
Meina menyebutkan PT JSC 100 persen mandiri dan masih berjalan dengan baik.
Bisa dilihat sampai saat ini kebersihan dan kerapian di JSC masih terjaga dengan baik.
"Dengan tidak adanya masukan tersebut maka kita harus kreatif dengan menambah fasilitas hiburan untuk para pengunjung. Apalagi total perawatan seluruh venue disini mencapai Rp2 Miliar per bulan," ucapnya.
Meina juga membantah berubahnya air di dalam kolam akuatik tersebut bukan disebabkan padamnya listrik.
• Warga Desa Sukamaju PALI Desak Pertamina Ganti Rugi Rp 1 Triliun, Lahan dan Sungai Tercemar Minyak
Ia menegaskan bahwa tidak ada masalah listrik di venue yang pernah digunakan untuk Sea Games 2011 silam.
"Listrik tidak ada masalah di JSC ini. Sempat mati paling hanya dua hari karena kami mau mengurangi daya tiap-tiap venue setelah Asian Games," katanya.
Karena waktu Asian Games, ujar Meina daya listriknya terlalu tinggi.
Ia menjelaskan untuk venue dayung dayanya mencapai 1.100.000 sementara abonemen dipakai maupun tak dipakai mencapai Rp90 juta. Sementara venue menembak Rp50 juta.
"Ini mungkin karena Asian Games harus tinggi listriknya dan tidak boleh mati. Makanya kita cover karena tidak mungkin apalagi kita belum ada even internasional," ungkapnya.
Permasalahan listrik juga diterangkan Meina sudah bekerjasama dengan pihak ketiga sehingga sebagian beban listrik dibebankan kepada pihak ketiga tersebut.
"Jadi hanya itu saja, tidak ada permasalahan lain. Tidak ada lagi permasalahan listrik, termasuk di Stadion GSJ akan mulai menyala kembali secepatnya karena harus bertahap," terangnya.
Sementara Pelatih Loncat Indah Sumsel, Meiriza Usra saat ditemui di sela latihan di Venue Akuatik mengaku bahwa saat ini memang kondisi air sudah kembali baik karena belum lama diberi obat penjernih sehingga sudah tidak terlihat lagi lumut.
"Kemarin kondisi air sempat berlumut, mata menjadi perih, atlet gatal karena tidak ada air pembilasan," ungkapnya.
Yang menyebabkan badan atlet menjadi gatal, lanjut Meiriza karena tidak adanya air pembilasan, sementara atletnya harus segera berbilas setelah melakukan latihan.
"Makanya setelah pulang dari latihan saya bilang sama atlet mandi dengan sabun kesehatan, bukan sabun kecantikan. Tapi syukurlah sekarang sudah normal kembali sehingga kami tidak perlu khawatir," ungkapnya.