Bikin Gempar Presiden Soeharto, Soekarno Sembunyikan Bendera Pusaka di Tempat Tak Terduga
Gara-gara bendera pusaka merah putih, Soekarno ternyata pernah menggemparkan istana negara saat Soeharto menjabat jadi presiden
TRIBUNSUMSEL.COM - Gara-gara bendera pusaka merah putih, Soekarno ternyata pernah menggemparkan istana negara saat Soeharto menjabat jadi presiden .
Dilansir dari buku 'Berkibarlah Benderaku-Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka' karya Bondan Winarno, hal ini lantara Soekarno menyembunyikan bendera merah putih saat lengser sebagai Presiden RI pada Maret 1967 dan digantikan oleh Soeharto.
Wajar saja petugas istana negara saat itu gempar karena tak menemukan Bendera Pusaka tersebut

Istana negara kemudian membentuk delegasi untuk menemui Soekarno di Istana Bogor
"Kenyataan bahwa Bendera Pusaka itu dijahit oleh Ibu Fatmawati dan merupakan milik pribadi Bung Karno, membuat kepemilikan benda bersejarah ini sempat menjadi masalah kecil," tulis Bondan Winarno
Soekarno awalnya ragu dan menolak memberi tahu keberadaan Bendera merah putih itu.
Namun, Soekarno kemudian menyadari bahwa Bendera Pusaka merah putih yang dijahit oleh Fatmawati itu bukan lah milik pribadi melainkan sudah menjadi milik bangsa Indonesia.
Soekarno lantas meminta delegasi untuk kembali menemuinya pada 16 Agustus 1967.
Namun saat kembali menemui Soekarno pada 16 Agustus 1967, delegasi itu justru diajak Soekarno kembali ke Jakarta dan mendatangi Monumen Nasional (Monas).
"Ternyata Bung Karno menyimpan Bendera Pustaka di sebuah ruangan bawah tanah di kaki Monumen Nasional," tulis Bondan.
Setelah Bendera Pusaka diserahkan ke Istana, Presiden Soeharto tak langsung percaya bendera tersebut merupakan Bendera Pusaka.

Soeharto lantas memanggil mantan ajudan Presiden Soekarno Husain Mutahar untuk mengecek keaslian bendera tersebut.
Husain Mutahar adalah ajudan Presiden Soekarno yang mengamankan Bendera Pusaka saat Bung Karno dan Bung Hatta ditawan Belanda pada Agresi Militer Belanda ke dua.
Saat itu, Mutahar diperintah oleh Soekarno menjaga Bendera Pusaka.
Agar tak disita Belanda, Mutahar sampai membuka jahitan bendara tersebut dan memisahkan warna merah dan putihnya.
Setelah Agresi Militer II Belanda selesai, Bendera Pusaka dijahit kembali dan diserahkan kepada Soekarno
Karena tahu betul Bendera Pusaka, Mutahar mengatakan bahwa bendera yang disimpan Soekarno di Monas adalah Bendera Pusaka.
Tanda-tanda Kekuasaan Soekarno Berakhir
Tanda-tanda berakhirnya kekuasaan Soekarno terlihat saat Soeharto memberikan tiga opsi kepada salah satu istri Bung Karno, Ratna Sari Dewi
Hal ini berawal saat Soekarno selaku presiden RI memerintahkan Mayjen Soeharto mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan setelah peristiwa G30S/PKI
Dilansir dari buku 'Jenderal Yoga : Loyalis di Balik Layar', Soeharto kemudian memerintahkan Brigjen TNI Yoga Sugomo dan Martono untuk merancang sebuah pertemuan rahasia dengan Ratna Sari Dewi

Tujuan pertemuan itu untuk mengorek informasi, kebijakan, serta kegiatan Soekarno sebelum detik-detik G30S/PKI terjadi.
Soeharto menganggap semua orang yang dekat dengan Bung Karno harus diinterogasi perihal tragedi tersebut
Soeharto dan Ratna Sari Dewi direncanakan bertemu pada 20 Maret 1966 di lapangan golf Rawamangun, Jakarta Timur.
"Tidak mudah mengatur pertemuan itu karena Dewi adalah istri presiden. Oleh karena itu, diusulkan agar pertemuan dilakukan secara tidak resmi. Rencananya, Soeharto akan bertemu dengan Dewi di lapangan golf," kata Yoga dalam buku biografinya yang berjudul 'Jenderal Yoga : Loyalis di Balik Layar'

Dewi awalnya tak tahu pertemuannya dengan Soeharto amatlah penting.
Dalam pertemuan itu, Soeharto memberi tiga opsi atau pilihan kepada Dewi untuk dipilih oleh Soekarno:
Pertama, segera pergi keluar negeri untuk istirahat tanpa ada lagi urusan politik di Indonesia.
Kedua, tetap di Indonesia tapi sebagai presiden yang tak lagi punya wewenang alias cuma sebutan saja.
Ketiga, Soekarno mengundurkan diri secara total sebagai presiden.
Saat itulah Dewi menyadari bahwa kepemimpinan Soekarno sudah habis dan kalah.
"Belakangan Dewi memberi kesaksian kepada saya bahwa begitu mendengar tiga opsi saran Soeharto itu, dia baru menyadari bahwa dia dan suaminya telah kalah dalam permainan," kata Aiko Kurasawa seorang sejarawan asal Jepang.
Turunnya Presiden Soekarno merupakan awal dari melesatnya karir Soeharto.