Ani Yudhoyono Meninggal Dunia

Penggali Kubur Ungkap Cerita Kuburan Ani Yudhoyono Baru Digali, Tanah Lembut & Dekat Makam Ibu Ainun

Penggali kubur yang menyiapkan makam bagi mantan Ibu Negara Kristiani Herrawati Yudhoyono atau Ani Yudhoyono, mengungkapkan kondisi tanah saat dicang

(ANUNG ANINDITO)
Ani Yudhoyono didampingi oleh Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono dan menantunya Anissa Pohan, saat keluar dari ruang perawatan di National Universtiy Hospital, Singapura, Kamis (16/5/2019) 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Penggali kubur yang menyiapkan makam bagi mantan Ibu Negara Kristiani Herrawati Yudhoyono atau Ani Yudhoyono, mengungkapkan kondisi tanah saat dicangkul.

Empat orang penggali kubur bergantian memacul tanah yang telah ditandai oleh papan berbentuk kotak.

Mereka tengah menyiapkan persinggahan terakhir bagi almarhumah  Ani Yudhoyono yang telah berpulang kepada Sang Pencipta.

Tetapi, semangat para penggali kubur pantang kendur.

Secara bergantian mereka mengayun gagang cangkul untuk memperdalam galian atau merapikan dinding galian.

"Ini tanahnya empuk banget. Mungkin bu Ani banyak amal ibadahnya, wallahu'alam. Kadang ada yang keras banget," ujar seorang penggali kubur saat berbincang dengan Warta Kota.

"Dikasih air juga susah dicangkul. Isinya bebatuan. Tapi ini buat Bu Ani tidak ada kendala," ujarnya.

Empat orang penggali kubur di komplek Taman Makam Pahlawan (TMP) Nasional Utama di Kalibata, Jakarta Selatan bergantian mencangkul tanah yang telah ditandai oleh papan berbentuk kotak, Sabtu (1/6/2019). Mereka tengah menyiapkan persinggahan terakhir bagi almarhumah Kristiani Herrawati Yudhoyono atau Ani Yudhoyono yang telah berpulang kepada Sang Pencipta.
Empat orang penggali kubur di komplek Taman Makam Pahlawan (TMP) Nasional Utama di Kalibata, Jakarta Selatan bergantian mencangkul tanah yang telah ditandai oleh papan berbentuk kotak, Sabtu (1/6/2019). Mereka tengah menyiapkan persinggahan terakhir bagi almarhumah Kristiani Herrawati Yudhoyono atau Ani Yudhoyono yang telah berpulang kepada Sang Pencipta. (Warta Kota/Feryanto Hadi)

Ani Yudhoyono dimakamkan di area Blok M tepatnya nomor 129.

Letaknya, persis di bawah makam Hasri Ainun Habibie.

Di sekitar makam Ani, terdapat makam sejumlah tokoh di antaranya Ali Alatas, Umar Wirahadi Kusumah, Taufik Kiemas dan banyak tokoh lainnya.

"Itu di sebelah Bu Ainun memang dikosongin, permintaan Pak Habibie ingin dimakamkan di sebelah istrinya. Di samping lubang makam bu Ani ini juga kosong, mungkin juga buat Pak SBY kalau beliau wafat nanti," imbuh penggali kubur yang tak menyebutkan namanya.

Tak ada kendala berarti, proses penggalian akhirnya bisa diselesaikan sekitar pukul 16.00.

Iri Sapria selaku Kasubdit TMP Nasional Utama menyebut, pihaknya bersama Garnisun segera mengambil langkah menentukan lokasi yang akan menjadi peristirahatan terakhir almarhumah begitu ia mendapat kabar duka dari Singapura.

"Jadi ini bukan permintaan keluarga, justru kami menyiapkan. Karena kami juga menyiapkan area yang khusus digunakan untuk penghormatan kepada tokoh-tokoh bangsa. Ya, itu ngumpul di makam bu Ani yang sedang digali itu," ujarnya.

Termasuk soal penentuan lokasi makam, kata Iri itu murni keputusan pihak pengelola. "Jadi tak ada yang namanya kapling-kaplingan. Ya yang kosong saja ditempatin karena ini kan pada dasarnya bukan makam keluarga," ungkapnya.

"Kecuali kebetulan kalau di sebelahnya kosong, itu bisa digunakan keluarganya atau kerabat. Sejauh ini, masih ada sisa lahan untuk sekitar 200 makam lagi khusus buat tokoh dan pejabat. Ke depan rencananya akan ada pengembangan," katanya.

Ani Yudhoyono Meninggal Dunia
Ani Yudhoyono Meninggal Dunia (Instagram Ani Yudhoyono)

Iri masih belum tahu kapan tepatnya almarhumah dimakamkan.

Hingga Sabtu pukul 14.30, bahkan belum ada pihak keluarga atau utusan yang datang untuk mengabarkan jadwal serta prosesi pemakaman.

"Yang jelas beliau akan dimakamkan secara militer. Beliau kan punya hak. Apalagi beliau peraih Bintang Republik Indonesia Adipradana. Tapi soal jadwalnya, jangan tanyakan ke saya karena saya belum menerimanya," jelasnya.

Dipulangkan lebih cepat

Ani Yudhoyono tutup usia setelah berjuang melawan kanker darah di National University Hospital (NUH), Singapura, Sabtu pukul 11.50 waktu setempat.

Ani dirawat di rumah sakit tersebut sejak 2 Februari 2019

Pemulangan jenazah Ibu Negara 2004-2014 kembali ke Tanah Air, yang rencananya pada Minggu (2/6/2019) pagi, dipercepat menjadi Sabtu (1/6/2019) malam ini.

"Rencananya memang besok, tapi diputuskan malam ini juga," kata Duta Besar RI untuk Singapura I Gusti Ngurah Swajaya di Singapura, Sabtu, seperti dikutip Antara.

Almira dan Almarhumah Ani Yudhoyono
Almira dan Almarhumah Ani Yudhoyono (Instagram Almira Yudhoyono)

Ia mengatakan, keputusan mempercepat pemulangan jenazah itu datang dari keluarga.

Direncanakan, pesawat Hercules milik TNI AU akan tiba di pangkalan AU Singapura Payalebar sekitar pukul 18.00 waktu setempat.

Kemudian, jenazah akan diberangkatkan dari KBRI pada pukul 19.00 waktu Singapura dan bertolak ke Jakarta pukul 20.00 waktu setempat.

"Malam ini, tunggu pesawat datang dulu, perkiraan jam 20.00," kata Dubes. (Feryanto Hadi)

Penjelasan Ustadz Adi Hidayat Soal Wafat di Bulan Ramadan

Meninggal dunianya ibu Ani Yudhoyono bertepatan dalam suasana bulan suci Ramadan.

Dimana di bulan suci ramadan ini menjadi bulan yang penuh karomah dan ampunan.

Di bulan penuh berkah ini umat muslim di seluruh dunia berloma-lomba meningkatkan amal ibadahnya dan berbuat baik.

Bulan suci ramadan menjadi satu dari 12 bulan yang selalu ditunggu-tunggu umat muslim.

Timbul pertanyaan apakah mati di bulan Ramadan akan Khusnul Khatimah, apakah ada keistimewaan?.

Dilansir dari sebuah channel Youtube Shirathal Mustaqim berikut ini penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat Lc., M.A meninggal di bulan Ramadan.

Menurut Ustadz Adi Hidayat ada orang yang meninggal dunia bisa dilihat dari dua sudut pandang.

Sudut pandang pertama adalah waktu.

Waktu ada yang diistimewakan ada waktu harian seperti sepertiga malam, waktu bulanan dan tahunan seperti Ramadan.

Sudut pandang kedua, adalah sebaik apa amal soleh yang anda kerjakan.

"Apakah mereka yang fasik orang kriminal meninggal dunia saat ramadan, bahkan mungkin ada orang kafir meninggal saat bulan ramadan, apakah ini menandakan apakah ia orang baik dalam pandangan Allah, belum tentu," Jelas Ustadz Adi Hidayat.

"Ukuran kebaikan itu kapan dia meningal kita tidak bisa menentukan karena Allah mengatur sesuai dengan ajalnya," tambah Adi Hidayat.

Hal itu sesuai dengan firman ALLAh, " Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya ( Q.S Al A'raf : 34).

Jika anda ingin meninggal dalam kebaikan maka tingkatkan amal Soleh, maka kapanpun anda meninggal kembali kepada Allah SWT, maka Anda akan diwafatkan dalam keadaan Husnul Khotimah.

Dilanjutkannya dalam firman Allah :

"Hai Jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hambaku, dan masuklah ke dalam surgaku" (QS Al-Fajr [89]: 27-30).

"ini Ramadan kalau pun ada orang wafat didalam belum tentu jadi tanda kebaikan dalam wafatnya, kecuali jika dia wafat dalam keadaan sholeh meningkatkan kepada Allah SWT" Tutup Adi Hidayat.

Untuk lebih jelasnya simak videonya di bawah ini.

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved