Fakta-Fakta Menarik Terjadinya All English Final di Kejuaraan Eropa : Miris Tanpa Pelatih Lokal
Fakta-Fakta Menarik Terjadinya All English Final di Kejuaraan Eropa : Miris Tanpa Pelatih Lokal
Penulis: Slamet Teguh Rahayu | Editor: M. Syah Beni
Di kotak lain, Chelsea racikan pria Italia tulen, Maurizio Sarri, akan menjajal Arsenal yang dikomandoi lelaki Spanyol, Unai Emery.
Ketiadaan pelatih Inggris di final Liga Champions dan Liga Europa ini memang paralel dengan problem kontinu soal ketersediaan juru racik lokal di klub-klub top yang mereka punyai.
Dari 20 kontestan Premier League musim ini, hanya lima klub yang mempekerjakan pelatih lokal.
Apalagi, semuanya cuma menukangi klub papan tengah ke bawah, yakni Eddie Howe (Bournemouth), Sean Dyche (Burnley), Neil Warnock (Cardiff), Roy Hodgson (Crystal Palace), dan Scott Parker (Fulham, caretaker).
Kondisi semakin memprihatinkan ketika Warnock dan Parker berada di klub yang sudah dipastikan terdegradasi.
2. All English Final di Liga Champions dan Liga Europa setelah 47 tahun
Keberhasilan Chelsea dan Arsenal lolos ke final Liga Europa 2018-2019 sekaligus menciptakan catatan sejarah baru.
Arsenal merebut tiket menuju partai puncak Liga Europa 2018-2019 setelah melibas Valencia 4-2 dalam leg kedua semifinal di Stadion Mestalla, Kamis (9/5/2019).
The Gunners melenggang dengan mengantongi agregat 7-3.
Pada hari yang sama, Chelsea menuntaskan perlawanan Eintracht Frankfurt lewat adu penalti di Stamford Bridge.
Perjalanan The Gunners dan The Blues dalam mengejar gelar juara akan menemui titik akhir di Baku Olympic Stadium, 29 Mei mendatang.
Duel tersebut menjadi All English final kedua dalam sejarah Liga Europa.
Momen pertama terjadi 47 tahun lalu atau pada 1972 dengan mempertemukan Tottenham Hotspur dan Wolverhampton.
Saat itu, yang merupakan edisi perdana kompetisi kasta kedua antarklub Eropa, memainkan format dua leg.
Spurs memenangi partai pertama di Stadion Molineux lewat skor 2-1.