Petugas KPPS 90 Orang Meninggal dan 374 Sakit, Ternyata Begini Berat Tugasnya, Diupah Cuma 500 Ribu
Petugas KPPS 90 Orang Meninggal dan 374 Sakit, Ternyata Begini Berat Tugasnya, Diupah Cuma 500 Ribu
Hal ini lantaran pada Pemilu 2019, petugas KPPS harus mengagendakan pemungutan suara untuk pemilihan presiden dan wakil presiden, DPRD kota, kabupaten, provinsi, serta anggota DPR RI dan DPD.
Sementara itu, pada Pemilu 2014 petugas KPPS hanya bertugas mengagendakan pemungutan suara DPRD kota, kabupaten, provinsi, DPR RI, dan DPD.
Pemilihan Presiden 2014 digelar usai pemilu legislatif.
Jeda waktu ini membantu petugas KPPS untuk beristirahat sejenak, sehingga tidak langsung seperti Pemilu 2019.
Menurut penuturan Ramlan Maulana, petugas KPPS punya agenda yang padat pada seminggu sebelum hari-H.
"Lalu, 3 hari sebelum hari-H, harus mendistribusikan surat C6 yang berisi panggilan memilih.
"Mereka menyalin nama pemilih di DPT ke C6 secara manual," ungkap Ramlan Maulana.
Menambahkan, Ramlan Maulana mengatakan bahwa petugas KPPS tidak bisa bersantai sebelum logistik pemilu sampai ke tangan mereka.
Baik itu kotak suara maupun surat suara.
Tak jarang, proses persiapan ini menguras tenaga, waktu, dan pikiran petugas KPPS.
Tak sempat beristirahat, pada hari-H (17 April 2019) petugas KPPS harus sudah siap di TPS pada pukul 6.00 pagi dan mulai bertugas pada pukul 7.00 hingga 13.00.
Belum lagi dengan kendala yang dijumpai petugas KPPS di TPS.
Misalnya, daftar pemilih tambahan (DPTb) atau daftar pemilih khusus (DPK) yang kerap tidak membawa administrasi lengkap.
7 jam melayani proses pemungutan suara, petugas KPPS harus mengelar penghitungan suara secara manual, satu per satu dari 5 kotak suara yang tersedia.
Jika ada jumlah yang tidak sesuai, maka petugas KPPS harus melakukan penghitungan ulang.