5 Anggota Kepolisian yang Meninggal Dunia Saat Bertugas Jaga Pemilu 2019, Satu Diantaranya Jendral
Ternyata ada beberapa kabar meninggalnya para anggota kepolisian saat bertugas di pemilu.Kalimat pengabdian luar biasa pantas disema
TRIBUNSUMSEL.COM -- Pesta demokrasi pemilihan umum (Pemilu) 2019 baru saja diselengarakan Rabu Lalu (17/9).
Banyak warga Indonesia yang telah menyuarakan hak suaranya untuk memilih pemimpin Indonesia 5 tahun kedepan.
Proses kelancaran dan keamanan pemilu 2019 tahun ini tak terlepas dari peran pihak keamanan.
Salah satunya yakni kepolisian yang setia memberikan rasa aman dan ketentraman bagi pemilih untuk mencoblos.
Namun dibalik hal itu ternyata ada beberapa kabar meninggalnya para anggota kepolisian saat bertugas di pemilu.
Kalimat pengabdian luar biasa pantas disematkan untuk 5 anggota kepolisian yang meninggal dunia saat menjalankan.
Berikut beberapa daftar nama anggoa polisi meningga dunia ketika bertugas menjaga pemilu 2019.
1. Aiptu M Saepudin
Babinkamtibmas Cilengkrang Polsek Cileunyi Aiptu M. Saepudin meninggal di RS Ujung Berung Bandung pada Rabu (17/4/2019) pukul 09.20 WIB.
Saepudin meninggal lantaran kecapekan karena sebelumnya bertugas menjaga kotak suara.
"Iya, betul, kami berduka cita. Ada anggota kami yang meninggal saat sedang menjalankan pengamanan di TPS," ujar Trunoyudo Wisnu Andiko via ponsel seperti dikutip GridPop.ID dari Tribun Jabar, (18/4).
Melansir dari Kompas.com, Saepudin sempat mengeluh sesak setelah menjaga surat suara.
"Saepudin, Selasa (16/4/2019) sekitar pukul 23.00 WIB mengeluh lelah setelah mengawal kotak suara," kata Truno dalam keterangan tertulisnya Kamis (18/4/2019).
Usai mengeluh kelelahan, Saepudin lalu beristirahat di Pospol Cilengkrang.
Esok harinya, Rabu (17/4/2019), Saepudin mengeluhkan sakit pada dadanya kemudian diantar oleh rekannya ke Rumah Sakit Ujung Berung dan mendapat pertolongan pertama dari dokter.
Namun, satu setengah jam kemudian, Saepudin dinyatakan meninggal dunia.
"Akan tetapi sekitar pukul 09.20 Wib Aiptu M. Saepudin dinyatakan meninggal dunia," ucap Trunoyodo.
2. Aiptu M Supri
Aiptu M Supri juga meninggal karena kelelahan selama menjalankan tugas Pemilu 2019.
Dikutip dari TribunJakarta.com, Aiptu M Supri meninggal dunia saat melaksanakan pengamanan TPS pada Pemilu 2019, Rabu (17/4/2019).
"Waktu mengamankan penghitungan surat suara, almarhum ijin untuk menunaikan shalat Ashar. Namun tiba tiba almarhum jatuh pingsan, sehingga oleh petugas yang berada di lokasi langsung membawa ke Puskesmas Krian," ujar Kapolsek Krian, Kompol M. Kholil kepada TribunJatim.com, Kamis (18/4/2019).
Ia menjelaskan setelah dari Puskesmas Krian, almarhum langsung mendapat pertolongan.
Lalu langsung dirujuk ke RS. Bhayangkara Pusdik Gasum Porong.
"Sayangnya setelah mendapatkan perawatan di RS. Bhayangkara Pusdik Gasum Porong, korban dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 20.00," tambahnya.
3. Bripka Ichwanul Muslimin
Bripka Ichwanul Muslimin, personil Polres Lombok Tengah bertugas ke 49 TPS dalam rangka Pam Pemilu 2019.
Bripka Ichwanul Muslimin meninggal karena kecelakaan sepeda motor ketika akan menuju ke Polsek Prabar untuk melaksanakan Apel Kesiapan PAM TPS dalam Rangka Pileg dan Pilpres.
4. Brigadir Prima Leion Nurman Zasono
Brigadir Prima Leion Nurman Zasono meninggal dalam sebuah kecelakaan saat hendak berangkat menuju tempat TPS ploting PAM-nya.
Ia adalah Personel Polres Bondowoso - Polda Jawa Timur.
Korban mengalami kecelakaan dengan mobil Isuzu Panther Nopol P 1126 DE dari arah berlawanan.
5. Brigadir Jenderal Polisi Syaiful Zachri
Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Syaiful Zachri meninggal dunia di usia 56 tahun. Almarhum dikabarkan terkena serangan jantung saat sedang bertugas di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Brigjen Pol Drs Syaiful Zachri M.M. lahir 4 September 1963. Ia lulus akademi militer (Akmil) sekarang Akpol pada tahun 1987. Seangkatan dengan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
Keduanya juga sama-sama berasal dari Sumatera Selatan.
Ipung biasa almarhum disapa oleh keluarga dekatnya.
Tribunsumsel.com lalu mengkonfirmasi kabar ini ke seorang keluarga dari Brigjen Pol Syaiful Zachri, Muhammad Mauluddin. "Iya betul. Saya dapat kabar dari gurp keluarga. Jenazah akan dibawa ke Jakarta," katanya.
Almarhum pernah menjabat Wakapolda Sumsel pada tahun 2014.

Brigjen Pol Syaiful Zachri yang merupakan putra asli Sumsel tepatnya dari Kabupaten Ogan Ilir tepatnya Tebing Gerinting mengaku senang bisa bertugas di kampung halaman. Begitu katanya saat baru tiba di Mapolda Sumsel diwawancarai Tribhunsumsel.com.
"Anugrah dari Allah bisa bertugas ke Sumsel. Memang saya putra Sumsel, kalau menilai Sumsel saat ini jauh berbeda, jauh lebih modern dan lebih berkembang," katanya.
Menjabat menjadi Wakapolda Sumsel dan bertugas di tanah kelahiran pastinya sangat bangga. Dalam menjalankan tugasnya sebagai Wakapolda Sumsel, ia juga berharap kerjasama dengan pihak-pihak terkait dan masyarakat Sumsel.
"Mohon kerjasamanya, meski putra daerah juga perlu kerjasama semoga Polda lebih baik lagi dan Sumsel lebih aman lagi," pungkasnya.
Selama bertugas sebagai Wakapolda Sumsel almarhum Brigjen Pol Syaiful Zachri terlibat dalam pengamanan Pilkada.
Ia mengintruksikan agar setiap anggota mewaspadai jam-jam rawan tindak kriminalitas. Sebab, jam rawan ini kerap di manfaatkan pelaku kejahatan dalam melakukan aksi mereka.
Hal ini ia tegaskan, saat acara arahan Wakapolda Sumsel dan Danrem 004/GAPO kepada anggota Polisi jajaran Polres OKU, OKU Selatan dan TNI di Gedung Kesenian Baturaja, Kamis (18/9/2014).
"Waspadai jam-jam rawan. Sebab waktu ini kerap di manfaatkan pelaku kejahatan," himbau orang nomor dua di tubuh kepolisian wilayah Sumsel ini.
(*)