Pembunuhan Pendeta di Sungai Baung OKI
Inilah Profil 2 Pria Pembunuh Melinda, Tetangga Korban dan Bekerja Sebagai Pemanen Sawit di PT PSM
Polisi menangkap dua pria Nang dan Han alias M dan H tersangka pembunuh calon pendeta Melinda Zidemi alias Melindawati Zidoni.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Polisi menangkap dua pria Nang dan Han alias M dan H tersangka pembunuh calon pendeta Melinda Zidemi alias Melindawati Zidoni.
Dua pria ini tak lain tetangga Melinda Zidemi yang sama-sama tinggal di perumahan pekerja perkebunan PT PSM di Dusun Sungai Baung Desa Bukit Baru Kecamatan Air Sugihan Kabupaten OKI.
Menurut Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, motif awal memang karena pelaku menaruh dendam terhadap korban.
"Untuk dendamnya, diduga karena asmara. Untuk pastinya tunggu besok, karena penyidik masih melakukan pemeriksaan," ujar Supriadi.
Motif asmara yang dimaksud diduga Melinda menolak cinta salah seorang pelaku.
Menurut Supriyadi, salah seorang pelaku memang mengenal korban.
"Nanti ya, belum selesai. Biar selesaikan dahulu pemeriksaan," ujarnya.
Foto dua tersangka ini sudah tersebar luas di media sosial. Hanya saja polisi belum mau mengungkapkan secara resmi dan detil penangkapan ini.
Polda Sumsel tetap akan merilisnya bersama Kapolda pada Jumat (29/3) besok.
Namun sejumlah sumber Tribunsumsel.com di kepolisian memastikan itu memang foto dua pelaku yang ditangkap Rabu (27/3) malam.

Untuk memastikannya lagi, Tribunsumsel.com menghubungi D, pekerja PT PSM yang menetap di Sungai Baung.
Sebelumnya memang, Tribunsumsel.com sempat mendatangi lokasi tempat tinggal dari Melinda Zidemi di Divisi 4. Butuh waktu 2 jam menuju lokasi melewati perairan Sungai Musi menggunakan Speed Boat.
D memastikan kedua pria yang fotonya tersebar itu memang pelaku yang ditangkap polisi.
"Dua anak itu tetangga korban. Saya sering ketemu dengan mereka berdua itu," kata D.
• Inilah Sosok 2 Pria Gondrong dan Kurus Pembunuh Calon Pendeta Melinda Zidemi
• M dan H alias Neng dan Han Identitas dan Pekerjaan Pembunuh Melinda, Besok Dibawa ke Polda Sumsel
D mengatakan, kabar penangkapan dua pemuda itu sudah tersebar luas di sana.
Ceritanya polisi memang sejak awal curiga dengan dua pemuda ini. "Kabarnya sisa karet ban untuk mengikat Melinda di TKP juga ditemukan di kamar dua pemuda itu. Tetangga dekat, sama-sama tinggal di Divisi 4," katanya.
D mengatakan dua pemuda itu merupakan pekerja di PT PSM. Keduanya bertugas sebagai tenaga pemanen di sana.
D menganl dua pemuda itu bukan berasal dari luar Sumsel. Keduanya merupakan warga asal Kecamatan Rambutan Banyuasin Sumatera Selatan.
"Kalau di Divisi 4 itu banyak warga campuran. Tidak semuanya berasal dari Nias," kata D.
Seperti diberitakan sebelumnya, calon Pendeta Melinda Zidemi dibunuh dan diperkosa.
Mayatnya ditemukan di areal perkebunan PT PSM tepatnya di Divisi 3, Desa Bukit Baru Dusun Sungai Baung Kecamatan Air Sugihan OKI, Selasa (26/3).
Melinda bersama seorang anak berusia 11 tahun NP dicegat dua orang saat pulang dari Pasar Jeti, Senin (25/3) pukul 17.00 antara Divisi 3 dan Divisi 4.
Kedua pelaku memerkosa Melinda lalu membunuhnya. Mayatnya ditingal begitu saja.
Sementara NP semula dikira sudah meninggal dunia oleh dua pelaku. NP ternyata berhasil bangun dan berlari menuju tempat tinggal mereka di Divisi 4 sekitar pukul 23.00.
Sebelum NP pulang ke divisi 4, sejak sore hari warga sudah cemas karena keduanya tak kunjung pulang. Warga kemudian sempat mencari.
Malam itu juga, warga beramai-ramai mencari ke seluruh penjuru areal perkebunan itu. Baru pada keesokan harinya mayat Melinda ditemukan ditutupi semak dan batang kayu yang sebelumnya dipakai untuk memblokade jalan.
Tewasnya Melindawati Zidemi alias Melinda Zidemi, calon pendeta muda cantik yang dibunuh di Sungai Baung Sumsel meninggalkan kesedihan mendalam bagi rekan korban.
Dewistina Finowa'a, rekan satu angkatan korban di STTIP (Sekolah Tinggi Teologi Injili Palembang) mengungkapkan sahabatnya itu
sangat berkomitmen untuk menjadi hamba Tuhan yang sejati.
"Itu sudah dia (Melindawati) buktikan. Sampai akhir hayatnya, dia tetap menjadi hamba Tuhan," ucapnya saat ditemui di Gereja Kristen Injili Indonesia (GKII) jalan Urip Sumoharjo Palembang, Rabu (27/3/2019).
Dewistina mengungkapkan terakhir kali bertemu dengan Melinda sekitar dua minggu lalu di kota Palembang.
"Saya tugasnya di Palembang, sedangkan dia di sungai Baung. Terakhir kali ketemu, waktu dia ngajak saya ke pasar 16. Karena memang dia suka sekali belanja disana," ucapnya.
Sudah satu tahun Melinda menjalani ikatan dinasnya di Sungai Baung Sumsel.
Selama itu, korban tidak pernah mengeluhkan hal-hal buruk yang pernah dialaminya disana.
"Nggak ada sama sekali. Keluhan atau curhat-curhat mengeluh juga nggak ada. Dia nyaman-nyaman saja disana," ujar Dewistina.
Namun, Melindawati tetap seperti perempuan muda lainnya. Dia juga sering bercerita tentang tunangannya yang kini sedang berada di Nias Sumatera Utara.
"Ya paling ceritanya, minta di doakan yang terbaik saja. Semoga dipermudah Tuhan, niat baiknya untuk ingin segera menikah. Tapi tanggal dan waktu pernikahan, belum ditentukan,"ujarnya.
Sementara itu, jenazah Melinda telah dibawa dari GKII jalan Urip Sumoharjo Palembang.
Setelah dilakukan ibadah penghiburan dan ibadah pemberangkatan, kini jenazah tengah dalam menuju kampung halamannya di pulau Hibala kepulauan Nias Sumatera Utara.
"Jenazah dibawa dengan ambulance ke Padang. Selanjutnya, perjalanan akan dilanjutkan dengan menggunakan Speed boat ke kampung halamannya di Nias. Tapi berapa lama waktunya saya nggak tahu. Tapi, dugaan saya bisa sampai 20 jam perjalanannya," ujar dia.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi menuturkan, kasus ini menjadi atensi yang langsung diperintahkan Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara kepada Reskrim Polres OKI dan Polda Sumsel.
"Dari hasil visum yang dilakukan, korban tewas karena dicekik. Sebab di leher korban terdapat luka memar bekas cekikan. Selain itu, lidah korban patah, hingga korban susah untuk bernafas," ujarnya, Rabu (27/3/2019).
Selain itu, ditemukan bukti adanya bekas sperma di sekitar area kewanitaan korban. Hal ini memastikan, bila sebelum dibunuh korban terlebih dahulu diperkosa para pelaku.
"Di tubuh korban terdapat sperma laki-laki (pelaku, red). Ini diduga kuat, bila korban memang diperkosa para pelaku," jelasnya.(tribunsumsel)