Ceramah Ustadz Abdul Somad: Jumpa Mantan Pacar di Facebook
UAS menegaskan, Iptek, kalau tidak dibarangi dengan pemahaman agama yang cukup maka dampaknya negatifnya luar biasa.
Tak berhenti sampai di situ. UAS kembali memberikan contoh mengenai dampak kemajuan Iptek, terutama dari aspek negatifnya. UAS mengaku pernah ditelepon sesorang pada tengah malam.
Orang dimaksud menghubungi UAS untuk meminta nasihat karena merasa sudah melakukan perbuatan maksiat. "Saya tanya, kamu kenapa? Dia (penelepon) jawab, 'saya jumpa dengan mantan Pak ustadz'. Jumpanya di man? 'Di FB (Facebook) Pak Ustadz'. Kok bisa jumpa, begitu banyak orang di FB kok mantan itu bisa jumpa?,
'Saya cari Pak Ustadz'. Rupanya dicarinya nama, enter, kemudian, lihat foto, langsung add. Akhirnya setelah dikonfirmasi, nanya 'anakmu sudah berapa?, suamimu sekarang gimana? Tolong kirim foto suamimu dong'. Akhirnya dikirim. Pas ditengok, hmm masih gantengan aku. 'Akhirnya kami jumpa dan makan siang Pak Ustadz'. Setelah makan itu, terjadilah apa yang terjadi, mereka berzina. Ini juga efek negatif dari internet," tegas UAS.
UAS mengingatkan, berapa banyak perzinahan terjadi, berapa banyak suami menceraikan istri karena kemajuan teknologi. Terkadang istri merasa kurang diperhatikan, gara-gara teknologi.
"Pak Ustadz, sejak punya Hp suami saya lebih sayang sama Hap-nya daripada saya. Undangan berapa kali saya ditinggalkannya Pak Ustadz.
Sedangkan kalau Hp itu ketinggalan, pasti dijempunya," kata UAS menirukan seorang jemaah yang pernah curhat kepadanya.
"Dulu yang masuk ke kepada Abdul Somad ini tak banyak. Cuma Unyil, Ucrit, Usro, Pak Raden, Pak Ogah. Tapi sejak Iptek masuk, datang dari Jepang ada Naruto, dari Amerika ada Wonder Woman, Spiderman, Batman, Catman,
Cicakmen dll. Yang agak baik sedikit dari Malaysia, adala Upin dan Ipin. Tapi ada juga yang tak bagus di situ, Bang Saleh. Dibuat dia macam Bencong, utusan dari LGBT," kata UAS bercanda, disambut tawa jemaah.
Dari sekian banyak contoh yang ia sebutkan, pada akhirnya UAS mengajak jemaahnya untuk membentengi diri dengan pemahaman agama yang kuat sehingga mampu memanfaatkan Iptek dengan bijak dalam arti memanfaatkan seluas-luasnya untuk kebaikan dan menjaga diri dari penyalah gunaan.
Bagaimana pun canggihnya teknologi, semua bergantung kepada siapa penggunanya.
Di tangan orang baik dia akan menghasilkan sesuatu yang baik, begitu pun sebaliknya, di tangan orang jahat akan menghasilkan keburukan dan kerusakan.
Wallahu a'lam.