Berita Prabumulih
Sungai Lematang Meluap, Akses Penghubung Jalan Pali-Prabumulih Putus, Banjir Capai 1,5 Meter
Banjir ini sudah beberapa hari ini bahkan sejak seminggu lalu namun sekarang yang parah, karena makin hari debit air meluap makin besar
Penulis: Edison |
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Hujan deras yang melanda beberapa hari terakhir, tenyata membuat jembatan serta akses jalan penghubung antar kabupaten Pali dan Kota Prabumulih di Kelurahan Payu Putat Kecamatan Prabumulih Barat Kota Prabumulih, terendam banjir.
Banjir disebabkan aliran Sungai Lematang yang membelah kota Prabumulih dan Kabupaten Pali, meluap.
Madi, satu diantara warga Kelurahan Payuputat ketika dibincangi wartawan, Jumat (15/2/2019) mengaku, banjir kiriman akibat sungai lematang meluap itu sudah terjadi sejak sepekan terakhir dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.
"Banjir ini sudah beberapa hari ini bahkan sejak seminggu lalu namun sekarang yang parah, karena makin hari debit air meluap makin besar," ujarnya.
• Ani Yudhoyono Sakit Kanker Darah, Begini Pesan Menyentuh Ahok Lewat Postingan AHY
• 6 Cara Mudah (Tips) Untuk Mengatasi Insomia, Membuat Tubuh Menjadi Fit Ketika Bangun di Pagi Hari
Madi menuturkan, lantaran terletak di pinggir sungai atau daerah aliran sungai membuat kawasan tersebut rentan terkena banjir.
"Banjir ini musiman dan terjadi tiap musim hujan karena sungai meluap ketika hujan terus menerus," katanya.
Hal yang sama disampaikan Syamsul Bahri, warga lainnya menuturkan ketinggian air bervariasi mulai dari setinggi pinggang orang dewasa hingga lebih.
"Jelasnya kalau anak kecil bisa hanyut, karena ketinggian bisa mencapai 1,5 meter," ujarnya.
• 9 Aplikasi Nonton Streaming Film, Mulai dari Drama, dan Serial Indonesia dan Internasional Sepuasnya
• Tiket Pesawat Garuda Group Turun Hingga 20 Persen, Ini Alasannya
Syamsul menjelaskan, kondisi banjir ini menyulitkan warga untuk beraktivitas sehari-hari, apalagi seluruh mata pencarian warga yakni perkebunan karet terendam oleh air sungai.
"Jangankan nak nakok ambil hasil karet, kami nak keluar melintasi jalan saja susah karen jalan terendam air. Untuk rumah sejauh ini tidak ada yang banjir," katanya.
Lebih lanjut pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani karet itu mengatakan, untuk melintasi atau ke Prabumulih maupun dari Prabumulih ke Pali harus naik perahu begitu juga kendaraan.
• Tiket Pesawat Garuda Group Turun Hingga 20 Persen, Ini Alasannya
• Tampil Perdana Jadi Kiper Sriwijaya FC, Jupriyanto Siap Buktikan Kemampuan Lawan Madura United
"Kami kesulitan sekali, kalau bawa sepeda motor terpaksa diangkut menggunakan perahu dan sekali menyebrang ongkos sewanya Rp 10 ribu rupiah."
"Kalau tidak maka tidak bisa melintas, begitu juga mobil bisa mati mesin," tambah Syamsul seraya berharap pemerintah dapat segera membangun jembatan sebagai solusi menghadapi banjir tahunan ini.
Walikota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM yang mendapat informasi banjir tersebut dari wartawan mengaku jika jalan tersebut merupakan jalan Provinsi dan pihaknya tidak memiliki wewenang untuk melakukan perbaikan.
"Dimana banjirnya, itu bukan jalan kita tapi jalan provinsi. Nanti akan kita sampaikan ke Gubernur untuk solusi perbaikan di akses sana," katanya.