Viral
Viral Hashtag #ValentieBukanBudayaKita, Begini Kumpulan Cuitan Warganet yang Bikin Geleng Kepala
TRIBUNSUMSEL.COM - Viral Hashtag #ValentieBukanBudayaKita, Begini Kumpulan Cuitan Warganet yang Bikin Geleng Kepala
Penulis: Euis Ratna Sari | Editor: Kharisma Tri Saputra
Setiap tanggal 15 Februari, acara ini digelar sebagai festival kesuburan yang didedikasikan untuk Faunus, dewa pertanian Romawi.
Dalam perayaan itu, anak laki-laki akan menggambar nama anak perempuan dari sebuah kotak.
Pasangan anak laki-laki dan perempuan itu akan menjadi mitra selama festival berlangsung.
Akhirnya, tak sedikit festival ini sering berujung menuju ke pernikahan.
Festival ini bertahan dari kebangkitan awal agama Kristen namun dilarang pada akhir abad ke-5 ketika Paus Gelasius mendeklarasikan 14 Februari Hari Valentine.
Geoffrey Chaucer
Geoffrey Chaucer adalah penyair Inggris abad pertengahan.
Seperti yang tertulis di Canterbury Tales, mungkin ia benar-benar orang yang pertama kali mengemukakan soal Hari Valentine, dalam puisinya.
Geoffrey Chaucer menurunkan karakter puitisnya ke dalam peristiwa sejarah kehidupan nyata, sehingga pembaca bertanya-tanya, "apakah itu yang sebenarnya terjadi?".
Sebelum puisi Chaucer di tahun 1375, tidak ada catatan yang sebenarnya dari Hari Valentine itu sendiri
Di Parlemen Foules, ia menghubungkan tradisi cinta istana dengan hari raya St Valentine, tradisi itu tidak ada hingga setelah puisinya muncul.
Puisi tersebut mengacu pada 14 Februari saat hari ketika burung berkumpul untuk mencari pasangan.
"For this was sent on Seynt Valentyne’s day / Whan every foul cometh ther to choose his mate," tulisnya dan mungkin menciptakan Hari Valentine seperti yang kita ketahui sekarang.
Siapa Itu St Valentine?