LRT Bikin Masyarakat Makin Modern, Di Sumsel Terbukti Berhasil Dukung Asian Games

Proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) saat ini telah mencapai 58,3 persen.

Editor: Prawira Maulana
IST
Ilustrasi. Para penumpang LRT berfoto bersama dalam gerbong LRT Sumsel belum lama ini. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) saat ini telah mencapai 58,3 persen.

Moda transportasi yang rencananya akan dioperasikan pada April 2021 itu diharapkan akan menjadi peradaban baru masyarakat dalam bertransportasi.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kementerian Perhu­bungan (Kemenhub), Zulfikri mengatakan bahwa dengan adanya LRT, pola bertransportasi masyarakat juga akan berubah.

“LRT ini merupakan suatu hal yang baru. Dimana dengan transportasi yang modern, para penumpang mulai beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi massal ini,” kata Zulfikri, dalam Focus Grup Discussion (FGD) Pembangunan LRT Jabodebek dan Sumsel Untuk Siapa? yang diselenggarakan oleh Harian Warta Kota di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (13/2/2019).

FGD ini menghadirkan sejumlah narasumber, diantaranya Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemen­hub), Zulfikri; Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Pundjung Setya Brata; Vice President PMO Operation LRT Jabodebek, Iwan Eka; Pengamat Transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, dan Pengamat Tata Kota Universitas Tri Sakti, Nirwono Joga.

Menurut Zulfikri, dengan adanya LRT ini masyarakat harus terbiasa untuk mengantre dan menggunakan sistem pembayaran cashless. Zukfikri pun mengakui, jika dibandingkan negara lain, pembangunan LRT ini termasuk terlambat.

“Negara lain, contohnya Singapura yang luas wilayahnya lebih kecil, sudah punya berapa koridor. Jakarta sudah sangat terlambat. Sudah 26 tahun tidak dibangun. Namun, meskipun terlambat baru kali ini pemerintah kita berani memulai,” jelasnya.

Beberapa kelebihan

Zulfikri memastikan bahwa pilihan untuk mengembangkan moda transportasi kereta, khususnya LRT itu karena moda transportasi ini memiliki beberapa kelebihan.

“Kita memang butuh angkutan massal (LRT-Red) ini karena efisien. Seperti dalam hal penggunaan lahan yang cukup minim. Penggunaan energi ramah lingkungan, memiliki kapasitas angkut massal, waktu tempuh yang lebih pasti, hemat bahan bakar, juga tujuan pemberhentian yang bisa menjangkau pusat-pusat perekonomian,” jelasnya.

Dia menyebutkan, salah satu contohnya adalah dengan telah beroperasinya LRT Sumsel. LRT Sumsel terbukti telah berhasil melayani ribuan atlet dalam perhelatan Asian Games 2018 lalu.

“Untuk LRT Sumsel, agak lain dengan Jabodebek. LRT Sumsel kami bangun dengan dua tujuan. Pertama memang dibangun untuk mengejar perhelatan Asian Games, dimana kota Palembang menjadi salah satu tempat tuan rumah Asian Games,” katanya.

Selama penyelenggaraan Asian Games mulai tanggal 18 Agustus - 2 September total jumlah atlet dan masyarakat yang menggunakan layanan LRT Sumsel mencapai 53.969 penumpang. Diantaranya sekitar 2.900 atlet atau official yang berasal dari 32 negara peserta Asian Games.

“Sekarang masih dalam tahap penyelesaian. Sebelumnya kami operasikan secara terbatas, tidak komersial. Tapi sejak bulan Oktober 2018 kami berlakukan tarif. Mulai Mei 2019 kami operasikan secara maksimal, dengan waktu tempuh lebih cepat,” jelasnya.

Target April 2021

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved