Mengapa Tiket Pesawat Mahal ? Ini Penyebabnya Menurut Kementerian Perhubungan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai ada sejumlah sebab hingga kini harga tiket pesawat masih mahal.

Tribun Sumsel/ Linda Trisnawati
Naiknya harga tiket dan memasuk musim low season berakibat pada jadwal penerbangan maskapai di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang. 

Tidak tanggung-tanggung jumlah maskapai yang batal berangkat juga datang di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Sabtu (9/2/2019) mencapai 59 penerbangan.

Dengan rincian 30 penerbangan keberangkatan dan 29 penerbangan kedatangan.

Tidak dijelaskan secara rinci apa penyebab pembatalan penerbangan ini namun hanya tercatat karena alasan operasional.

Garuda Indonesia menjadi maskapai yang paling banyak membatalkan jadwal penerbangan yakni 22 penerbangan. Disusul lion air 13 penerbangan, wings air dengan 12 penerbangan,

2 Anak-anak di Muaraenim Terlibat Komplotan Pembobol Sekolah dan Rumah Warga

Linda Warga Palembang Diduga Dibunuh Suami, Tinggalkan 3 Anak Paling Kecil Berusia 2,5 Tahun

Batik air dan Sriwijaya Air masing-masing 4 penerbangan dan Citilink juga Expres Air dua penerbangan.

Tujuan dan asal penerbangan yang dibatalkan beragam mulai dari Jakarta, Padang, Lampung, Jambi juga Yogyakarta dll.

"Tidak tahu itu sebabnya apa kembali ke masing-masing maskapai teknisnya," ujar petugas bandara.

Kondisi bandara juga terlihat sepi hanya ramai oleh pengantar jemaah yang akan berangkat umroh saja.

Menurut petugas informasi bandara pesawat yang batal berangkat memang sebagain ada yang parkir di Bandara SMB II dan lainnya tidak jadi datang.

Sementara itu Executive General Manager Angkasa Pura II Cabang Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Fahroji mengaku tengah berada di luar kota sehingga tidak tahu persis kondisi di bandara.

Sementara itu, dampak mahalnya harga tiket pesawat terbang berimbas domino pada pendapatan taksi bandara.

Manager Kopkar Pura II Balido Palembang, Liswani mengatakan terpaksa harus menutupi biaya operasional taksi Balido karena lebih besar biaya operasional daripada pendapatan.

Sebelum tiket maskapai mahal setiap hari driver biasanya bisa menyetor Rp 1,2 juta tapi kini hanya bisa menyetor Rp 400-450 ribu per hari.

Liswani mengatakan 70 taksi Balido yang ada tetap beroperasi di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II karena jika beroperasi di pusat kota juga sulit bersaing dengan taksi lainnya.

"Ambil penumpang di kota juga banyak saingan sekarang daripada operasional jadi terpaksa tetap di bandara saja dan berharap tiket pesawat kembali normal agar penumpang ramai," ujarnya, Sabtu (9/2/2019).

Halaman
123
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved