Berita Palembang

Pergi ke Bandara SMB II Palembang Lebih Hemat Pakai LRT Dibanding Taksi Online dan Taksi Argo

Selain nyaman, penumpang pakai LRT juga lebih hemat ongkos dibandingkan pakai angkutan taksi meter atau taksi online

Tribun Sumsel/ Linda Trisnawati
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi datang langsung ke Palembang dan naik LRT dari Stasiun Bandara SMB II menuju Stasiun Jakabaring, Jumat (24/8/2018). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Banyak keuntungan didapatkan masyarakat menggunakan Light Rail Transit (LRT) Palembang.

Selain nyaman, penumpang juga lebih hemat ongkos dibandingkan pakai angkutan taksi meter (argo) atau taksi online.

Amir Hakim Alamlah melalui facebooknya menjelaskan, ia hemat puluhan ribu dengan menggunakan LRT Palembang ke Bandara SMB II.

Ia membuat kalkulasi biaya perjalanan dari rumahnya ke Bandara SMB II.

Pakai taksi meter harus keluar ongkos Rp 100 ribu, kemudian pakai taksi online harus keluarkan uang Rp 45 ribu.

Sedangkan naik ojek online diantar ke stasiun lalu naik LRT maka hanya keluar ongkos Rp 13 ribu.

Gubernur Sumsel Herman Deru Lega dan Berterima Kasih Pemerintah Pusat Tetap Subsidi LRT

Promo Imlek 2019 Hanya 3 Hari, Dapatkan Menu Gratis McDonalds Angpao Keberuntungan 4-6 Februari

Tarif naik LRT Palembang untuk dari dan ke Stasiun Bandara SMB II Rp 10 ribu, sedangkan ke untuk tujuan stasiun lainnya dikenakan tarif Rp 5.000. 

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan memilih untuk berfokus pada pengembangan pembangunan angkutan transportasi massal, yaitu transportasi kereta api.

Pilihan terhadap pengembangan moda kereta api karena memiliki banyak keunggulan apabila dibandingkan moda transportasi lainnya.

"Keunggulan moda transportasi tersebut antara lain memiliki kapasitas angkut massal, waktu tempuh yang lebih pasti, hemat bahan bakar. Selain itu juga menghasilkan emisi gas buang yang rendah, serta tujuan pemberhentian yang bisa menjangkau pusat-pusat perekonomian," kata Zulfikri, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, dalam siaran pers yang diterima Warta Kota, Sabtu (2/2/2019).

Satker Kecamatan Kalidoni Berdayakan Ibu Rumah Tangga Raih Penghasilan Tambahan Melalui Ralali.com

Deretan Fakta-Fakta Perseteruan Ashanty dengan Jerinx SID, Saling Sindir Hingga Ditantang Temu Debat

Karena itu, berbagai aspek keunggulan tersebut, lanjut Zulfikri, yang mendorong Pemerintah untuk mengembangkan pembangunan LRT, MRT, KA Bandara, maupun pengembangan double-duble track.

Hal itu untuk mendukung penyediaan angkutan massal guna memenuhi mobilitas masyarakat.

Untuk LRT Sumatera Selatan yang juga merupakan LRT pertama yang beroperasi di Indonesia, pada awalnya dioperasikan untuk mendukung mobilitas para atlet maupun official dari berbagai negara yang berpartisipasi dalam Penyelenggaraan Asian Games 2018.

"Dan dari fakta di lapangan, pilihan pengoperasian LRT Sumsel ini juga memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam mendukung kesuksesan penyelenggaraan Asian Games tersebut," jelas Zulfikri.

Selain itu, tambah Zulfikri, pembangunan LRT yang letak stasiun-stasiunnya dekat dengan pusat aktivitas ekonomi masyarakat Kota Palembang ini, juga dibangun untuk mengakomodasi kebutuhan mobilitas masyarakat di Wilayah Sumatera Selatan, khususnya di kota Palembang.

Hanya Satu Jalur, Kendaraan Harus Antre Lewat Jalan Lintas Lahat-Pagaralam di Desa Jati

Promo Telkomsel TCash, Paket Internet 25 GB Cuma Rp 40 Ribu, Khusus Hari Ini

Sebagai Informasi, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan DIVRE III PT.KAI (Persero) bahwa jumlah penumpang yang menggunakan layanan LRT Sumsel selama periode Juli 2018 – Januari 2019 telah mencapai ±1.074.386 penumpang.

Dari total jumlah penumpang tersebut, rata-rata penumpang pada weekday(hari kerja) adalah sebanyak 4.367 penumpang.

Sedangkan pada masa weekend (akhir pekan) rata-rata penumpang yang menggunakan LRT Sumsel ini naik menjadi 5.286 penumpang.

"Melihat animo masyarakat tersebut, pemerintah bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait terus melakukan berbagai inovasi untuk mendorong masyarakat mau beralih dari penggunaan kendaraan pribadi menjadi menggunakan LRT Sumsel," jelas Zulfikri.

Upaya-upaya tersebut diantaranya, penyediaan layanan Subsidi Angkutan KA Perintis sehingga tarif LRT terjangkau oleh masyarakat, integrasi antar moda LRT dengan Trans Musi.

Lalu Damri maupun bus air sehingga masyarakat memiliki kemudahan aksesebilitas naik LRT.

Dengan adanya integrasi antar moda ini pemerintah bekerjasama dengan pemerintah daerah kemudian menerapkan kebijakan satu tarif bagi masyarakat pengguna jasa LRT yang akan berpindah naik moda transportasi lainnya menuju ke tempat tujuan.

"Koordinasi juga dilakukan dengan stakeholder terkait lainya, seperti PT PLN (Persero) sebagai penyedia sumber listrik bagi pengoperasian LRT Sumsel, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan berencana mengajukan kepada PT PLN," jelas Zulfikri.

Agar biaya tarif listrik seperti yang berlaku selama ini, lanjutnya dapat diturunkan menjadi sama seperti biaya tarif listrik yang dinikmati oleh PT KCI sebagai operator KRL Jabodetabek.

Dengan penyesuaian tarif listrik tersebut, diharapkan dapat menekan biaya operasional LRT Sumsel.

Untuk itu, Pemerintah tidak henti-hentinya melakukan berbagai kebijakan untuk mendorong masyarakat beralih menggunakan LRT Sumsel.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved