Evakuasi Menegangkan Buaya Pemakan Manuasia di Sulut, Bobotnya 600 Kilogram

Tiga Buaya dievakuasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Utara dalam sepekan terakhir.

Editor: Prawira Maulana
Tribun Manado
Petugas Pemandian Jenazah Syok! Seperti Ini Kondisi Jasad Deasy Tuwo yang Tewas Dimangsa Buaya Peliharaan Bosnya 

"Harus ada izin, ada aturan yang mengatur tentang itu. Tak bisa sembarang," ujar Hendrik.

2. Butuh lebih 20 orang evakuasi buaya pemakan manusia

Buaya Pemangsa Deysi dievakuasi
Buaya Pemangsa Deysi dievakuasi (Tribun manado / Andrew Pattymahu)

Tidak mudah mengevakuasi buaya pemakan Deasy Tuwo dari kolam di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Senin (14/1/2019).

Banyak orang terlibat dalam evakuasi yang dipimpin Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara.

Buaya dengan bobot 600 kilogram dan panjang sekitar 5 meter tersebut hendak dibawa ke Pusat Penangkaran Satwa (PPS) Tasik Oki di Desa Pimpin, Kecamatan Kema, Minahasa Utara.

Selain tim dari BKSDA, evakuasi juga melibatkan masyarakat setempat dan anggota TNI dari Koramil 1302-07/Tombariri.

Satu di antara anggota TNI yang terlibat adalah Serda Arsyad.

Dia menceritakan ketegangan mengevakuasi reptil raksasa tersebut. Namun, saat buaya berhasil dievakuasi sorakan masyarakat yang menonton pun menggema.

Baca: WN Jepang Pemilik Buaya Pemakan Manusia Masih Diburu Polisi, Ini Kejanggalan Kematian Deasy Tuwo

"Ini pengalaman besar dan pertama kali saya ditugaskan untuk taklukan buaya dan mengambil bagian dalam evakuasi," tutur Arsyad.

Saat ditugaskan komandannya untuk membantu masyarakat setempat dan petugas BKSD, dengan semangat pria yang juga berugas sebagai bintara pembina desa (babinsa) desa setempat itu turun berjibaku menaklukkan sang buaya.

Ia mengaku sejak awal peristiwa naas tersebut, Arsyad turun melakukan kontrol, monitor dan menongkrongi tempat kejadia perkara di CV Yosiki atau tempat pembibitan mutiara milik warga Jepang.

Dia menceritakan proses evakuasi secara manual, pakai tali nilon, tali kapal, lem lakban dan selembar papan.

Awalnya mulut predator pemangsa itu diikat dengan tali, kemudian bersama-sama puluhan orang menahan seluruh bagian buaya dari kepala sampai ekor.

Tak mau kalah dengan serangan puluhan orang, sang buaya melakukan perlawanan.

 

Diceritakan Arsyad, buaya itu terus-menerus meronta, menggerakkan seluruh badannya untuk melawan serangan manusia.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved