Masih Ingat Tragedi Keluarga Fransiskus Ong? Begini Kondisi Rumahnya Sekarang
Tragedi tewasnya seluruh anggota keluarga Fransiskus Xaverius Ong pada Rabu 24 Oktober 2018 lalu merupakan peristiwa yang paling menggemparkan
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Tragedi tewasnya seluruh anggota keluarga Fransiskus Xaverius Ong pada Rabu 24 Oktober 2018 lalu merupakan peristiwa yang paling menggemparkan di Palembang sepanjang tahun 2018 lalu.
Sekeluarga terdiri dari ayah, ibu dan dua anak ditemukan tewas mengenaskan dengan luka tembak di bagian kepala.
Satu keluarga tersebut terdiri dari Fransiskus Xaverius ONG (Suami), Margaret Yentin Liana (istri), Rafael Fransiskus (anak laki-laki), serta Kathlyn Fransiskus (anak perempuan).
Keempatnya ditemukan tewas tak bernyawa dengan mengalami luka tembak.
Tak hanya itu, dua anjing peliharaan korban yang dinamai Choky dan Snowy juga ditemukan tewas tertembak di dalam bak yang ada di belakang rumah.

Dari hasil penyelidikan polisi, terungkap bahwa pelaku penembakan tak lain adalah sang kepala keluarga ini sendiri yakni Fransiskus Xaverius ONG.
Hal ini semakin diperkuat dengan bukti senjata api jenis revolver yang masih digenggam oleh Ong saat ditemukan tewas.
Polisi berkesimpula motif ONG tega menembak anggota keluarganya dan bunuh diri karena perkara rumah tangga dan lilitan utang.
Polisi menemukan jejak Ong berutang sampai Rp 8,9 miliar.
Tragedi ini satu diantara kejadian yang menyedot perhatian masyarakat selama tahun 2018.
Setelah beberapa bulan berlalu, Tribunsumsel.com kembali mendatangi rumah Ong untuk melihat keadaan terkini dari lokasi kejadian naas tersebut.

Sesampainya di lokasi terlihat suasana rumah yang juga menyatu dengan kantor tempat kerja ONG dalam keadaan kosong.
Sapu, sekop dan selang yang biasa digunakan untuk menyiram halaman, dibiarkan tergeletak begitu saja di depan rumah.
Terlihat pula runtuhan daun-daun kering dari pohon persis di samping rumah, tampak berserakan tepat di depan pagar.
Selain itu, tanaman hias yang berada di depan rumah layu kering tak terawat.
Begitu pun dengan keadaan kantor yang persis berada di samping rumah ONG.
Tampak kursi dan meja yang berada di teras depan, tersusun berantakan tanpa ada yang merapikan.
Pagar rumah ini pun dalam keadaan terkunci.
Namun, ada yang cukup menarik perhatian yakni terdapat sebuah mobil kijang Inova berwarna silver yang terparkir di dalam rumah.
Menurut penuturan Rusli, warga sekitar lokasi kejadian, mobil tersebut merupakan milik ONG semasa hidupnya.
"Iya itu memang punya mereka (ONG). Nah setelah mereka meninggal, ya disitu terus mobilnya. Gak ada yang ambil atau urus,"ujarnya.

Ia melanjutkan, rumah peninggalan ONG tersebut masih kerap di datangi oleh keluarga mendiang.
"Setahu saya yang datang dari keluarga perempuan. Tapi, mereka datangnya paling seminggu sekali. Itu juga datangnya sore dan gak lama. Paling cuma lihat-lihat saja, habis itu pulang," ujarnya.
Rusli sendiri belum mengetahui pasti kelanjutan dari rumah ONG, apakah akan dijual atau tetap dibiarkan begitu saja.
"Nah, kita belum tahu itu. Belum ada omongan mau dijual atau kembali ditunggu rumah itu," ujarnya.