Berita Palembang

Kampanye Hari Anti Kekerasan Perempuan, FKPAR Bagikan Bunga di Simpang Charitas Palembang

FKPAR Sumatera Selatan didampingi forum dampingan WCC (women's crisis centre) Palembang membagikan bunga di simpang 4 RS Charitas Palembang

Penulis: Melisa Wulandari |
Tribun Sumsel/ Melisa Wulandari
Forum Komunitas Perempuan Akar Rumput (FKPAR) Sumatera Selatan didampingi forum dampingan WCC (women's crisis centre) Palembang membagikan bunga di simpang 4 RS Charitas Palembang, Kamis (13/12/2018). 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Melisa Wulandari

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Forum Komunitas Perempuan Akar Rumput (FKPAR) Sumatera Selatan didampingi forum dampingan WCC (women's crisis centre) Palembang membagikan bunga di simpang 4 RS Charitas Palembang, Kamis (13/12/2018).

Pembagian bunga dalam rangka kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan.

Sebelum kampanye dilakukan 35 dari 45 anggota FKPAR ini telah meminta izin kepada Polisi lalu lintas.

Dasar acara ini juga sebagai motivasi agar masyarakat sadar bahwa ada peringatan hari kekerasan terhadap anak.

"Kampanye ini dilakukan sekaligus untuk mensosialisasikan ke masyarakat, bahwa perempuan harus kuat dan sehat. Karena saat memiliki perempuan sehat, maka negara akan kuat," kata Emi Sutarmi Selaku Ketua FKPAR.

PAN Sumsel Bakal Pidanakan Orang yang Ngaku Kader, Usai Deklarasi Dukungan ke Jokowi, Ini Alasannya

Meninggal di Usia Muda, Begini Kronologi Ditemukannya Eril Dardak dalam Keadaan Minggal Dunia

Emi juga mengatakan sekarang ini banyak sekali kasus kekerasan menimpa kaum hawa khususnya remaja, bahkan wanita dewasa yabg dilakukan oleh para kaum adam.

"Baik kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan dalam pacaran (KDP) kita harus peduli."

"Jangan biarkan mereka tidak menerima pendidikan yang pantas. Sebab perempuan pintar akan melahirkan anak pintar, gen seorang ibu itu lebih kuat," katanya

Selain peduli kekerasan, FKPAR juga mendukung perempuan-perempuan yang ingin menimba ilmu.

Sehingga sebagai kaum hawa bisa melawan kekerasan berdasarkan ilmu yang mereka terima.

Polisi Kejar Kuyung Heri Tamu Langganan Sindi, Kasus Mahasiswi Cantik Tewas di Kafe

Giorgino Abraham Akui Putus Dengan Irish Bella, Inilah Fakta-fakta Tentang Perjalanan Cinta Keduanya

Bisa mengadukan dan berani melawan hakikatnya sebagai makhluk sosial.  Pasalnya masalah terbesar adalah ketakutan dalam melawan hal yang benar.

"Banyaknya kasus penjualan manusia atau human trafficking dan pelecehan seksual juga mempengaruhi psikis perempuan,"

"Akibatnya mereka tidak bisa mengeksplore diri melainkan jadi tertutup dan dikucilkan," jelas Emi.

Pihaknya juga berharap dengan berjalannya waktu akan semakin banyak wadah yang menerima keluhan tentang kekerasan perempuan dan dapat benar-benar ditegakkan hukumnya.

"Ya semoga kedepannya tidak ada lagi tindak kekerasan yang dilakukan. Perempuan itu hebat jangan ada lagi perbedaan genre karena perempuan mahluk sosial yang harus dilindungi,"

"Bukan karena pria tidak dilindungi, tapi fokus kita memperjuangkan hak perempuan," katanya.

Tahun 2018 BNN LubuklinggauTindak 27 Pelaku Penyalahgunaan Narkoba dan Kirim 75 Orang Residen

Transfer Pemain Gojek Liga 1 : PSM Makassar Lepas 2 Pemain Asing, Incar Pemain Ini Sebagai Pengganti

Kegiatan ini juga dilakukan selama 16 hari dengan 7 momen peringatan, yakni 25 November sebagai hari internasional untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan, 1 Desember sebagai hari AIDS sedunia.

2 Desember untuk hari internasional penghapusan perbudakan, 3 Desember hari internasional penyandang cacat, 5 Desember hari internasional bagi sukarelamwan, 6 Desember hari tidak ada toleransi bagi kekerasan terhadap perempuan.

Dan terakhir 10 Desember sebagai hari HAM internasional.

"Diharapkan semoga kmpanye ini bisa membangkitkan karakternya tanpa anggapan timpang," tutupnya. (Elm)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved