Tak Ada Kesibukan di Proyek Aldiron Cinde, Pedagang Cemas Proyek Mandeg

Para pedagang di pasar Cinde kecewa dengan proses pembangun pasar modern Aldiron Plaza Cinde yang dinilai lamban.

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
PEMBANGUNAN ALDIRON CINDE - Suasana pembangunan Aldiron Plaza Cinde di Jalan Sudirman, Palembang, Minggu (2/12/2018). Pembangunan Aldiron Plaza Cinde ini belum terlihat signifikan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Para pedagang di pasar Cinde kecewa dengan proses pembangun pasar modern Aldiron Plaza Cinde yang dinilai lamban.

Mereka kecewa lantaran jarang terlihatnya para pekerja proyek Aldiron Plaza Cinde yang bekerja sehingga proses pembangunan pasar tak kunjung usai.

Seperti yang diungkapkan Roni (43), pedagang bumbu di pasar Cinde yang mengaku kecewa dengan kinerja pihak pembangun pasar.

"Bagaimana mau selesai, pekerjanya saja tidak ada yang bekerja. Sepanjang siang saya disini (pasar Cinde) tidak pernah saya lihat ada orang kerja. Kecuali pas awal-awal pemasangan tiang pertama waktu itu,"ujarnya, Rabu (5/12/2018).

Dikatakan Roni, hanya ada beberapa petugas dari pihak kontraktor yang sesekali datang dan mengecek keadaan alat-alat berat yang terdapat di dalam lokasi gedung pasar modern Aldiron Plaza Cinde.

"Kalau memang ada yang kerja, tidak mungkin rumputnya panjang-panjang begitu. Tempatnya saja ditutup pakai seng. Biar panas atau hujan. Siang atau malam sama saja, sepi disitu," ujarnya seraya menunjuk ke arah lokasi pasar modern Aldiron Plaza Cinde.

Hal serupa diungkapkan pemilik lapak buah di Pasar Cinde, Zaelani.

Ia mengatakan, akibat lambatnya proses pengerjaan pasar, omset dagangannya turun hingga lebih dari 70 persen.

"Kami disini bisa bertahan hanya dari langganan. Dari situlah kami bisa makan dan tetap bisa jualan. Kalau memang mengharapkan dari pembeli baru memang ada, tapi tidak bisa terlalu diharap," ujarnya.

Menurut Zaelani, sepinya pembeli yang datang ke pasar Cinde dikarenakan terbatasnya lahan parkir yang tersedia.

Khususnya bagi kendaraan roda empat.

"Dulu di sini bus-bus pariwisata saja suka mampir sambil bawa pelancong atau turis. Sekarang jangankan mau bis pariwisata, parkir motor saja terbatas. Belum lagi mobil, harus parkir disekitaran tempat batu akik. Itu kan lumayan jauh tempatnya dari sini. Wajar kalau lapak kami sepi,"ujarnya.

Tak hanya persoalan sepinya pendapatan saja, para pedagang di Pasar Cinde juga mengeluhkan banjir yang kerap membanjiri lapak mereka.

"Kadang, kalau lagi parah, airnya bisa sampai mata kaki. Disini memang dari dulu banjir, tapi sekarang banjirnya lebih parah dari yang dulu,"ujar Mang Den, pemilik lapak kerupuk kemplang di Pasar Cinde.

Mang Den berharap, akan ada pihak yang bergerak membantu menuntaskan persoalan yang dihadapi oleh para pedagang pasar Cinde saat ini.

"Khususnya ke pemerintah. Kami ini orang kecil, tolong dibantu. Kami tidak butuh dikasih uang, cukup bantu saja dengan memudahkan usaha kami,"ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan pantuan Tribunsumsel.com di Lapangan, terlihat sebuah seng putih yang dikunci dengan rantai berdiri kokoh di depan pintu masuk gedung pasar modern Aldiron Plaza Cinde.

Di depannya terlihat jajaran motor dari para pengunjung pasar.

Sementara di dalam kawasan pasar Modern Aldiron Plaza Cinde, terlihat sebuah alat berat dengan pipa-pipa panjang yang tergeletak tanpa ada terlihat kesibukan petugas yang mengerjakan proses pembangunan pasar.

Sementara itu sebelumnya, Kepala Cabang PT Magna Beatum Aldiron Plaza Cinde, Raimar Yousnaidi mengatakan sesuai dengan rencana Oktober 2019 akan selesai dan 2020 sudah bisa ditempati.

"Memang pembangunan kita baru 10 persen. Namun kita terus berusaha untuk menyelesaikannya," katanya.

Lata Raimar, mengenai lambatnya pembangunan ada sedikit kendala yakni teknis uji beton sehingga belum bisa diilakukan pemancangan.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved