Dulu Pemuda Ini Jualan Kue Bareng Ibunya, Sekarang Kaya Raya

Usia yang masih relatif muda tak jadi penghalang bagi Mardho Tilla. Ia membangun bisnis kue khas Palembang.

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Prawira Maulana
IST
Mardho Tilla menunjukkan sertifikat juara pertama lomba Pemuda Pelopor Provinsi Sumsel 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Usia yang masih relatif muda tak jadi penghalang bagi Mardho Tilla. Ia membangun bisnis kue khas Palembang. Ia merintis usaha dari nol bersama ibunya.

Setelah menyelesaikan kuliah D3 Poltek Sriwijaya jurusan pariwisata dan perhotel pada 2013, Mardho lebih memilih berbisnis dari pada di kantoran yang penuh aturan.

Baca cerita khas tokoh Palembang lainnya:

Mengenal Sosok H Halim, Orang Kaya di Sumsel Sering Dikunjungi Presiden dan Banyak Tokoh Nasional

Mengenal Pilot Thamrin Group, Keluarga Kaya di Palembang dengan Segudang Lini Bisnis

Mengenal Taipan Batubara Sumsel, Semula Ia Ditolak Dimana-mana

"Saya juga sebelum tamat sempat bekerja sebagai pekerja lepas di Hotel Aryduta yang hanya bekerja pada moment weeding party dan hanya 2 kali saya lakukan dengan penghasilan sekitar Rp 40 ribu. Tapi saya lihat, kerja seperti itu tidak bebas, rambut tidak boleh panjang dan sebagainya, dan mending ke bisnis saja," ujarnya.

Ia lalu berpikiran untuk menjadi pengusaha kuliner, mengikuti tren di kota Palembang selama ini sebagai kota tujuan pariwisata kuliner.

Ia melihat kudapan asli khas Palembang selama ini, mulai "kuno" sehingga tersingkirkan khususnya bagi kalangan muda-mudi.

Pemilik dan pengelola Toko Harum Palembang, Mardhotillah dan Istri Walikota Palembang, Selviana Harnojoyo menunjukkan kue yang dijual di Toko Harum, Rabu (29/6/2016
Pemilik dan pengelola Toko Harum Palembang, Mardhotillah dan Istri Walikota Palembang, Selviana Harnojoyo menunjukkan kue yang dijual di Toko Harum, Rabu (29/6/2016 (MELISA/TRIBUNSUMSEL.COM)

"Kue Palembang sebenarnya kaya rasa, sejarah, dan keunikan dalam penyajian. Namun kudapan (kue) Palembang ini hampir punah apalagi sekarang masih jarang bisa ditemui.

Berawal dari situ, saya memiliki gagasan untuk melestarikannya, dengan membuatnya lebih modern lagi," tandasnya.

Berbekal modal Rp 5 juta dari tabungannya, iapun memberanikan diri untuk membuat beberapa item kue khas Palembang, seperti l Bluder, Kojo, Manan, dan Engka Ketan.

Usaha ini ia bangun bersama-sama ibunya yang memang jago memasak kue. Ibunya sebagai kepala koki.

"Kami jualnya juga tidak seperti biasa, tetapi melalui sistem on-line. Sebab, saat itu saya lihat, hanya dengan sistem promosi seperti itu yang bisa saya lakukan dan akan dapat respon positif dari calon pembeli.

Selain itu, kebetulan saya anak band, saya terkadang mempromosikan saat ada acara band indi di Palembang," ucapnya.

Ia juga sedikit teringat dengan pembeli pertama saat itu, yang memesan beberapa paket kue dari orang Palembang sendiri, dan dirinya merasa cukup puas jika hasil kerjanya bisa diakui dan dihargai orang lain.

"Puas dan senang dapat orderan pertama kali, namun saya lupa besaran pesannya. Namun dari sistem on line melalui instagram dan twiter tersebutlah, usaha saya mulai berkembang hingga sekarang," tuturnya.

Setelah berjalan beberapa bulan, perjalanan bisnis kudapan itu tidaklah mulus. Apalagi saat sepi "down" penjualan yang ada, dirinya sempat berpikiran untuk pindah haluan kebisnis lainnya.

Akan tetapi, hal itu batal dilakukan setelah dirinya sharing "tukar pikiran" dengan teman-teman se profesinya.

"Pernah berpikir berhenti saat penjualan down dan tidak ada kemajuan, untuk cari pekerjaan lain. Tapi, setelah sharing dengan kawan dan ikut pelatihan semuanya batal saya lakukan. Sebab, untuk sukses harus fokus pada satu usaha dulu, jika ada usaha lain akan bercabang-cabang," tandasnya.

Kini usaha kudapan khas Palembang Mardho dengan brand Harum telah beromzet jutaan rupiah dalam sehari. Dengan menjual kudapan mulai harga Rp 2.000-Rp 15.000 untuk satu item, dan telah menyerap banyak tenaga kerja di tempat bisnisnya.

"Alhamdullilah kalau sekarang omzet sudah lumayan, baik melalui on line melalui instalgram/ twitter: @PalembangHARUM/
CS: 081377671311-0711314810, ataupun outlet, dan sudah ada beberapa tenaga kerja yang ikut saya," katanya.

Mardho mendapatkan resep kudapan khas Palembang ini dari sang ibu.
Ia pun hanya mengubah sedikit tampilan kudapan yang ada, namun tetap mempertahan rasa aslinya.

Tak puas setelah menuai sukses dengan membuka outlet di Jalan Merdeka, yang tidak jauh dari kediamannya. Mardho berencana mengembangkan sayap usahanya dengan membuka outlet di bandara.

"Kudapan yang kami jual pas untuk oleh-oleh Palembang, dan di bandara tempat yang tepat karena banyak lalu lalang penumpang. Karena pesanan kita bisa sampai Jakarta, Bandung atau ke Riau, yang biasanya kue-kue 8 jam , maksuba dan sebagainya. Apalagi dimoment lebaran, biasanya orderan bisa meningkat hingga 200 persen dibanding hari biasa," ingat pria yang memiliki motto hidup untuk bisa berguna bagi orang banyak.

Sekarang usaha bisnisnya telah mendapatkan pengakuan dan penghargaan, mulai penghargaan wirausaha baru dari BI tahun 2012, Juara lomba kemasan sekota Palembang 2014-2015 dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Lomba souvenir dan oleh-oleh Disdukpar 2014, serta terakhir sebagai wakil Sumatera II untuk wirausaha muda mandiri Bank Mandiri.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved