Lima Anak Kembali Ke Panti Asuhan, Ditenangkan Bersama Orangtuanya

Lima anak panti asuhan Yahwaliu Jalan S Suparman Lorong Citra Damai No 2013 Kota Palembang kembali ke panti asuhan, Kamis (29/11).

Penulis: Yohanes Tri Nugroho | Editor: Prawira Maulana
YOHANES TRI NUGROHO/TRIBUNSUMSEL.COM
Suasana di Panti Asuhan Yahwaliu Jalan S Suparman Lorong Citra Damai No 2013 Kota Palembang. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Johanes Tri Nugroho

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Lima anak panti asuhan Yahwaliu Jalan S Suparman Lorong Citra Damai No 2013 Kota Palembang kembali ke panti asuhan, Kamis (29/11).

Sebelumny mereka kabur dan ditemukan oleh anggota Polsek Sukarami Palembang kemarin.

Lima orang untuk sementara tidak bersekolah, dan ditemani keluarga mereka masing masing untuk menenangkan psikologis mereka. Mereka nampak beraktivitas seperti biasa di lingkungan Panti Asuhan itu.

Pengasuh Panti Asuhan, Iwan mengaku mereka memang sengaja tidak bersekolah hari ini untuk menenangkan psikologi mereka. Usai selama beberapa hari berada di luar panti asuhan.

"Untuk sementara memang kita tenangkan mereka, kami kumpulkan bersama orangtuanya, agar mereka lebih siap untuk belajar lagi esok hari," ungkap Iwan kepada Tribunsumsel.com, (29/11/2018).

Ia melanjutkan kegiatan panti asuhan berlangsung seperti biasa, semua anak panti berangkat ke sekolah di pagi hari dan pulang di siang hari. Selanjutnya, mereka makan siang, mencuci baju, kemudian belajar di malam hari.

"Total ada 25 anak yang ada disini, 20 orang lainnya tetap bersekolah seperti biasa, ada yang SD, SMP dan SMA. Semua berjalan seperti biasa," katanya.

Sebelumnya Tribun mendatangi salah satu sekolah anak-anak panti ini.

 Tiga dari lima anak panti asuhan Yahwaliu Jln S Suparman Lr Citra damai no 2013 Palembang yakni Pri Suryani (15) Firadus (13), Bayu (14) merupakan siswa dari MTS Paradigma yang terletak di Lr Muvakat 5, Sukajaya, Sukarami Palembang.

Seperti diberitakan sebelumnya, kelima anak panti itu kabur dengan berjalan kaki. Mereka hendak menuju ke Musi Banyuasin.


Tribun mengunjungi tempat mereka bersekolah. Pada sekolah tersebut diketahui ada sekitar 10 murid yang merupakan anak dari panti asuhan Yahwaliu.

Berdasarkan informasi dari salah seorang guru, murid di MTS Paradigma sekitar 70 persen merupakan anak dari panti asuhan yang terdapat di kawasan tersebut, dan 30 persen sisanya merupakan dari kalangan yang kurang mampu.

MTS Paradigma merupakan sekolah gratis yang hanya meminjamkan buku kepada murid.

Tribunsumsel berkesempatan untuk menanyakan keseharian tiga anak panti yang dikabarkan hilang dan saat ini sudah ditemukan.

"Kalau Pri memang anaknya sedikit pendiam, dan pasif di dalam kelasnya, meski begitu anak ini tetap bisa mengikuti pelajaran yang kita berikan, begitupun dengan murid lainnya," ungkap ibu guru, Kamis (29/11).

Saat ditanyai mengenai adakah ketiga murid ini sering ribut dengan teman atau perihal bolos, terlambat masuk kelas dan sebagainya, pihak sekolah hanya melakukan tindakan semestinnya. 

"Tidak. Bagus kok anak-anaknya tidak ada itu berantem, kalau masalah bolos ya namanya anak-anak, kalau memang iya kita hanya berikan nasehat," ujarnya.

"Disini banyak anak panti termasuk mereka, jadi datang kesekolah itu mereka jalan kaki," tambahnya.

Selain itu guru tersebut juga membenarkan salah satu dari mereka memang sering kali tidak membuat pekerjaan rumah (PR).

"Memang benar itu ada salah satu dari ketiga anak ini yang memang berlangganan tidak membuat PR bukan hanya satu mata pelajaran tapi hampir semua mata pelajaran," katanya.

"Saat ditanya mengapa tidak mengerjakan PR jawabanya lupa, tidak sempat, kecapekan, dan banyak lagi yah namanya juga anak-anak," tambahnya.

Saat ditanyai apa hukuman yang diberikan saat mendapati anak-anak yang seperti itu, guru ini juga menjelaskan tetap memberikan sanksi yang wajar.

"Ya kalau dia tidak mengerjakan PR, kami suruh dia mengerjakan PR duduk didepan kelas, mengerjakan soal di papan tulis, masih batas wajar tidak kami suruh berjemur hingga berjam-jam, kami ini pengajar bukan penghukum," jelasnya.

Salah seorang teman sekelas Pri juga mengatakan hal yang serupa, bila Pri tak banyak bicara lebih sering menyendiri.

"Dia orangnya pendiam jarang bicara, masuk sekolah, pulang langsung pulang," ungkapnya.

"Sebelum ia dikabarkan hilang, memang pernah dia bilang kalau merindukan orangtuanya dan pengen pulang ke Sekayu," tutupnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved