Berita Mura
Atap Bocor dan Nyaris Ambruk, Pak Terimo Masih Sholat di Musholah Al-Hidayah di Desa Jambu Rejo
Sejak musalah ini mengalami kerusakan dan bocor, anak-anak tidak lagi mengaji di musalah tersebut. Warga juga banyak yang tidak lagi sholat di sini
Penulis: Eko Hepronis |
Atap Bocor dan Nyaris Ambruk, Pak Terimo Masih Sholat di Musholah Al-Hidayah di Desa Jambu Rejo
TRIBUNSUMSEL.COM--Kondisi Musalah Alhidayah di Dusun 6, Desa Jambu Rejo, Kecamatan Sumber Harta, Kabupaten Musi Rawas, memerihatinkan.
Setiap hujan turun, musalah dengan luas 6 x 9 meter persegi itu bocor di mana-mana.
Beberapa kayu penyangga atap terlihat sudah lapuk akibat rembesan air hujan.
Beberapa papan dinding musalah sudah bolong-bolong, bahkan kayu penyangga genteng dibagian belakang dekat Imam shalat tinggal menunggu waktu untuk ambruk.
Musalah AlHidayah merupakan satu dari tiga musalah di desa tersebut.
Warga setempat tidak banyak tahu nama Musalah Alhidayah.
Mereka sehari-sehari tahunya musholla Pak Terimo.
Baca: Bupati Muratara Ajak Masyarakatnya Makan Ikan Untuk Tingkatkan Gizi dan Protein
Baca: Ini Ciri-ciri Gejala Diabetes Pada Anak-anak, Bila Menemukan Langsung Lakukan Hal Ini
Sebab bangunan musalah tepat disamping rumah Pak Terimo.
Lokasinya sekitar 50 meter menjorok ke dalam dari jalan poros utama Desa Jambu Rejo.
Jadi warga tahunya musalah tersebut musholla Pak Terimo.
Rabikal (50 tahun), ketua pembangunan Musalah Al-Hidayah menuturkan, saat ini masyarakat sudah jarang memakai musalah itu.
Warga khawatir sewaktu-waktu akan ambruk.
"Jarang dipakai karena bocor dan nyaris ambruk, yang masih salat (sholat) disini (Musholla Al-Hidayah) hanya penjaga musalah Pak Terimo," tuturnya saat dibincangi Tribunsumsel.com, Rabu (14/11/2018).
Diceritakannya, awal tahun 2018 lalu, ia bersama dengan warga lainnya sempat ingin merenovasi Musalah Alhidayah dengan meminta sumbangan dari rumah ke rumah.
Baca: Mengenal Nyamuk Anopheles Penyebab Malaria, Waspada Serangannya Pada Musim Hujan
Baca: Herman Deru Yakin Tim Futsal Putri Musi Rawas Sukses, di Kejuaraan Futsal Liga Nusantara Tahun 2018
"Dengan harapan ketika sudah diperbaiki, musalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya,"
"Jadi tempat anak-anak mengaji seperti dahulu," cerita Rabikal.
Sejak musalah ini mengalami kerusakan dan bocor, anak-anak tidak lagi mengaji di musalah tersebut, melainkan pindah ke rumah guru ngaji mereka masing-masing.
"Dulu kumpul jadi satu, sekarang pisah-pisah, kalau tidak salah ada tiga tempat, harapannya kemarin jika selesai kita jadikan satu tempat lagi,"tambahnya lagi.
Ketika semua sumbangan terkumpul, tiba-tiba masjid di desa Jambu Rejo kebakaran.
Rabikal kemudian bersama warga dusun enam menyumbangkan uang pembangunan musalah itu ke pembangunan masjid.
"Kebakarannya sebelum puasa, semuanya ludes, akhirnya uang hasil patungan itu kita berikan ke masjid," ujar Rabikal.
Akhirnya sejak saat itu rencana pembangunan musalah dihentikan.
Baca: Daftar 20 Destinasi Wisata Paling Aman Untuk Dikunjungi, Indonesia Masuk Gak Ya?
Baca: Promo dan Diskon Indomaret 14-20 November 2018, Buruan Dapatkan Promonya
Rabikal mengatakan pembangunan baru akan dilanjutkan bila ada donatur yang memberikan bantuan.
"Kalau mau patungan lagi enggak mungkin, kemarin saja ngumpuli Rp 100 ribu aja susah, apalagi sekarang makan aja susah, karet murah," selorohnya.
Ketika disinggung apakah ada relawan dari Bumi Insan Mandiri sebuah yayasan kemanusian datang ke desanya menawarkan bantuan untuk mencarikan donasi, spontan Rabikal menjawab belum ada.
Hanya saja, sebulan lalu ada dua orang datang kerumahnya, mereka memintanya untuk menunjukkan titik-titik bangunan musalah yang mengalami kerusakan.
Kedua orang itu sempat mengambil beberapa photo dan video.
Baca: Direksi Mengajar IPC Perkenalkan Fungsi Kepelabuhan dan Kemaritiman ke Generasi Millenial di Unsri
Baca: Paul Pogba Diprediksi Tinggalkan Manchester United, Menuju Kembali ke Juventus Dalam Waktu Dekat
"Satunya orang sini, satunya lagi saya tidak kenal, saat itu mereka mau menemui pak Terimo, Terimo sedang dikebun, mereka tanya saya dan ambil photo sama video."
"Saya lupa tanya mereka dari mana. Tapi saya tahu, satunya memang pernah nyarikan bantuan untuk masjid sini kemarin" terangnya.
Sejarah Musalah Al-Hidayah.
Sementara nenek Aminah (95), sesepuh desa Jambu Rejo menuturkan musalah Al-Hidayah merupakan musalah sekaligus masjid pertama yang dibangun di desa Jambu Rejo.
"Dulu tahun 60an bukaan pertama desa ini kita bangun langgar itu (Musholla Al-Hidayah), tanahnya wakaf dari warga," ungkap Aminah.
Diceritakan Aminah, pertama kali langgar itu dibangun berbentuk panggung.
Karena kayunya banyak yang lapuk, tahun 1977 warga bergotong royong memutarnya menggunakan batu.
"Saat penduduk masih sedikit, langgar itu dijadikan tempat shalat jamaah, kumpul-kumpul warga dan setiap sore sampai malam tempat mengaji anak-anak," paparnya.