Berita Palembang
Gangguan Jiwa Bukan Penyakit Menular, Tak Perlu Dijauhi Apalagi Dipasung, ini yang Perlu Dilakukan
Targetnya membantu melepaskan orang-orang yang dipasung oleh keluarga atau lingkungan sekitarnya karena mengalami gangguan jiwa.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini |
TRIBUNSUMSEL. COM, PALEMBANG - Basa Tiur Mida Siahaan kembali mengunjungi rumah salah satu pasien Bebas Pasung, Sabarudin di Jalan Ogan Bukit Lama.
Kedatangannya guna melakukan pengecekan rutin yang memang kerap dilakukan oleh Ibu 5 orang anak ini.
Terlihat sekali bagaimana keramahan dari Bu Tiur, panggilan akrabnya, saat berbincang dengan Sabaruddin dan ibunya Maryam.
Tawa serta candaan mengalir sepanjangan pertemuan mereka, namun tetap diselingi nasihat-nasihat dari Bu Tiur seperti harus rajin mandi dan teratur minum obat.
Mengingat sebagai pasien sakit jiwa, Sabaruddin harus taat menjalani perawatan rutin supaya penyakitnya tidak kambuh.
"Saya suka miris, melihat bagaimana seorang manusia memperlakukan manusia lain dengan cara yang tidak pantas. Sakit jiwa itu penyakit yang tidak menular, untuk apa dijauhi apalagi sampai dipasung," ujarnya pada Tribunsumsel.com saat menceritakan alasannya menjalankan program Bebas Pasung. Sabtu (10/11/2018).
Baca: Bacaan dan Tata Cara Salat Jenazah Untuk Pria dan Wanita Lengkap Latin dan Artinya
Baca: Prediksi dan Live Streaming (TV Online Beinsport) AC Milan vs Juventus di Serie A Liga Italia, Senin
Bebas Pasung sendiri telah berjalan sejak tahun 2015 dan merupakan hasil insiatif langsung dari Bu Tiur.
Targetnya membantu melepaskan orang-orang yang dipasung oleh keluarga atau lingkungan sekitarnya karena mengalami gangguan jiwa.
Sejatinya kegiatan ini seiring sejalan dengan program kesehatan jiwa yang dijalankan pemerintah.
“Untuk itu, saya juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi, Puskesmas sekitar pasien serta juga tak lupa dengan Komunitas Peduli Skizofenia Indonesi (KPSI) yang mana saya sendiri telah bergabung sejak tahun 2005,” papar Bu Tiur.
“Sampai saat ini sudah ada 6 orang pasien dari Bebas Pasung di wilayah Sumatera Selatan,” katanya.
Tak hanya merawat orang yang mengalami gangguan jiwa.
Bu Tiur saat ini juga membantu merawat luka orang yang membutuhkan bantuannya.
Sama seperti Bebas Pasung, Bu Tiur juga mendatangi rumah pasien Luka.
“Karena luka memang membutuhkan penanganan yang lebih sering. Misal untuk melakukan cek, mengganti perban, mencuci luka dan lain-lain, jadi memang agak intens. Biasanya seminggu bisa 2 hingga 3 kali. Sementara untuk Bebas Pasung bisa 2 minggu sekali, tergantung keadaan pasien,” jelasnya.
Baca: Dewi Perssik Geram Permasalahannya Terus Dibahas, Meldi Malah Curhatkan Tentang Karma
Baca: Gunakan Trik Sederhana ini Menyembunyikan Status Typing Saat Membalas Pesan WhatsApp (WA)
Bukan tak memiliki aktivitas lain, perempuan lulusan Universitas Indonesia (UI) jurusan Keperawatan tahun 1997 tersebut, saat ini tercatat sebagai PNS di lingkungan wilayah Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi Sumsel.
“Saya bertugas sebagai trainer yang melatih tenaga kesehatan puskesmas. Jadi melalui kegiatan-kegiatan ini, saya saya ingin menyampaikan kalau petugas kesehatan juga sebaiknya turun kelapangan untuk mengecek keadaan masyarakat. Bukan hanya menunggu di ruangan hingga pasien datang,” jelasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pada kegiatan Bebas Pasung dan Rawat Luka, ia menerapkan sistem kompensasi silang. Dimana ia sengaja menerima upah dari pasiennya yang memiliki kemampuan secara finasial namun dengan jumlah yang tidak ditentukan tarifnya.
“Nah hasil dari uang itu, akan diputar untuk membeli obat atau keperluan lain bagi pasien Bebas Pasung dan Rawat Luka yang memiliki keterbatasan finansial. Jadi semuanya tetap adil dan bisa terawat secara maksimal,”katanya.
Baca: Heroik dan Unik, Ini Fakta di Balik Pementasan Drama Kolosal Surabaya Membara
Baca: Prediksi dan Live Streaming TV Online Indosiar Persija vs PS Tira Sore ini, Pertandingan Beda Misi
Untuk masyarakat yang membutuhkan bantuannya, ia mengatakan bisa menghubungi melalui akun instagram dan fecebook miliknya yaitu Basa Tiur Mida Siahaan.
“Selain itu, jangan ragu untuk menggunakan fasilitas kesehatan yang diberikan oleh pemerintah. Karena pemerintah juga sudah memberikan berbagai program guna mengupayakan fasilitas kesehatan yang layak bagi masyarakat,”ujarnya.
Saat ditanya apakah ia menjadi salah satu bagian dari ‘pahlawan milenial’ ia memberikan pernyataan santai sembari tersenyum. Dikatakannya semua yang dilakukan adalah panggilan hati.
Dimana tujuannya ingin bisa berbuat lebih bagi orang lain melalui ilmu yang dikuasai.
“Untuk pujian dari orang lain, jujur saya tidak fikirkan itu. Sekarang ini yang menjadi fokus adalah membantu banyak orang dan suatu saat bisa membangun klinik yang bisa menampung banyak orang sakit jiwa untuk kemudian disembuhkan. Semoga saja itu bisa terwujud,”ujarnya seraya tersenyum.