Terus Bersolek, Pertamina Aset 2 akan Support Kampung Warna-warni Desa Burai Sampai Mandiri

Pertamina EP Prabumulih Heragung Ujiantoro tak ragu untuk membina desa Burai karena melihat potensi yang ada

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM
TARI SAMBUT -- Anak-anak remaja desa Burai Kecamatan Tanjungbatu, Kecamatan Ogan Ilir, menari menyambut tamu yang datang ke desa Burai 

TRIBUNSUMSEL.COM -- WARNA-warni pastel bangunan rumah penduduk sudah terlihat dari kejauhan.

Jalan baru yang dibangun di tengah hamparan tanah rawa yang sedang kering membuat siapa pun yang akan datang menuju desa ini akan langsung dimanjakan dengan pemandangan yang indah, beda dengan suasana perdesaan di Sumsel pada umumnya.

Ya, perkenalkan, inilah desa Burai Kecamatan Tanjungbatu Kabupaten Ogan Ilir, sebuah desa yang hanya berjarak sekitar 11 km dari Indralaya, ibukota Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel.

Dulu, cukup sulit untuk menjangkau desa yang terdiri dari enam dusun ini, dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Harus ditempuh lewat jalan yang cukup jauh, atau melalui jalur sungai.

Namun sejak tiga tahun terakhir, Pemkab OI membangun jalan baru cor beton.

Hanya dalam waktu 30 menit, dari Indralaya, orang sudah bisa sampai ke desa ini. Desa ini kini menjelma menjadi desa yang "milenial".

Spot-spot foto tersebar di penjuru desa, menjadikan desa ini begitu ramah pengunjung.

Tulisan mural dengan gaya anak zaman now, namun tak meninggalkan ciri khas bahasa daerahnya membuat pengunjung suka dan akhirnya berswa foto.

Mengutip penjelasan Bupati Ogan Ilir H.M. Ilyas Panji Alam beberapa waktu lalu, Desa Burang dijadikan destinasi wisata yang akan menarik minat warga luar Ogan Ilir untuk berkunjung.

Mendukung hal itu, Field Manager PT Pertamina Asset II Prabumulih Heragung Ujiantoro tak ragu untuk membina desa Burai karena melihat potensi yang ada.

"Kita berkolaborasi dengan Pemkab Ogan Ilir yang telah mencanangkan desa ini menjadi desa ekowisata," katanya di depan masyarakat , anggota Forum Jurnalis Migas Sumsel serta SKK Migas,yang berkesampatan mengunjungi Desa Burai, Rabu (7/11) lalu.

Heragung memuji sambutannya luar biasa warga Dasa Burai.

"Potensi budayanya ada, produk lokalnya banyak. Warganya semangat untuk jadi desa wisata. Embrio sudah dilahirkan, sudah mulai beranjak dewasa seperti yang diinginkan. Potensi besar untuk bisa digali, yang harapannya dapat meningkatkan perekonomian.

Pelatihan Bahasa Inggris

Desa Burai memiliki luas sekitar 11 ribu hektare, terdiri dari 1976 jiwa atau 446 kepala keluarga. Masyarakatnya cukup heterogen, dari berbagai suku bahkan dari Pulau Jawa.

Diketahui, penduduk asli desa burai 75 persen merantau, selebihnya lagi adalah penduduk datangan dari berbagai suku.

"Hikmah dijadikannya desa Burai sebagai destinasi wisata, mengingatkan orang Burai untuk ingat kampung. Ini terbukti, waktu Idul Fitri bulan Mei lalu, selain penduduk asli yang pulang kampung, desa kami ramai didatangi pengunjung. Total wisatawan yang datang mencapai 2700 orang lebih," kata Kepala Desa Burai Feriyanto.

Mata pencaharian ibu-ibu rumah tangganya 90 persen tenun songket.

Potensi perairan banyak ikan. Selain itu Burai juga terkenal dengan kuline kelempang ikan sungai yang khas dan enak rasanya.

"Di desa Burai juga terdapat rumah limas yang sudah berusia 300 tahun dan makam-makam ulama di zamannya. Ini yang bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke desa kami," jelas Feriyanto.

Di musim penghujan, desa ini akan semakin cantik, Letaknya yang berada di pesisir sungai Kelekar, desa Burai akan menjelma bak desa di tengah lautan, "Cantik...," kata Heragung yang mengaku sudah beberapa kali datang ke Desa Burai.

Di musim hujan, biasanya dilakukan berbagai even, misal lomba bidar mini, lomba memancing, yang mengundang orang untuk datang.

PT Pertamina EP Prabumulih menambahkan mensuport penuh cita-cita desa ini lewat program Corporate Social Responsibility (CSR), untuk terus berkembang menjadi desa wisata.

Masyarakatnya yang kooperatif untuk mau berubah menambah jalan mulus cita-cita tersebut.

Atas dukunngan PT Pertamina, saat ini sudah terbentuk kelompok usaha produksi pakan ikan organik dan Burai mandiri.  

"Kami siap suport sampai mandiri, mandiri wisata, mandiri ekonomi dll," timpal Heragung.

Kades Desa Burai Feriyanto mengatakan dari 327 titik pengecatan, hingga kini sudah terealisasi hingga 200 rumah, di dua dusun masing-masing dusun 4 dan dusun 5.

"Satu rumah itu bisa menghabiskan 8-9 ember cat, kami kerjakan secara swadaya, tapi catnya dibantu dari Pertamina, Pemkab OI dll," katanya.

Nur Arifah (67) warga setempat, saat asyik menyiang ikan untuk dijadikan bahan membuat pempek dan kelempanbg, Dengan ramah dia menyambut pengunjung yang tengah berkunjung ke desa itu.

"Kami gawal (senang) kalo didatangi wong," katanya.

Hal yang sama diungkapkan Umriyah dan Alahiyah. Sejak dicanangkan sebagai destinasi wisata, banyak pengunjung yang datang ke Desa Burai.

"Senang desa kami jadi semakin dikenal orang," kata keduanya yang termasuk tim Linmas Desa Burai serta kelompok Sadar Wisata Burai.

Secara ekonomi, kini masyarakat Burai semakin bersemangat untuk membuat produk-produk lokal sebagai buah tangan bagi pengunjung yang datang.

Hanya saja menurut Alahiyah, mereka masih membutuhkan pembinaan seperti bagaimana mengemas produk kuliner yang baik dan menarik.

"Syukur-syukur pula kalau kami bisa belajar bahasa Inggris, siapa tau ada wisatawan dari luar negeri," katanya sambil tersenyum.(lisma noviani)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved