Berita Palembang
Massa Demo di Kantor Gubernur, Sebut Pabrik Pusri Sudah Tua dan Minta Ditutup atau Dipindahkan
DLH Sumsel beri rekomendasi perusahaan harus mempercepat proses perbaikan pabrik secara besar-besaran, apalagi pabrik BI sudah tua
Penulis: Linda Trisnawati |
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -Puluhan massa yang mengatasnamakan Gerakan Tutup Pabrik PT Pusri, menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Sumsel, Kamis (8/11/2018).
Mereka menuntut pabrik pupuk tersebut ditutup operasionalnya lantaran dapat mengancam keselamatan warga yang tinggal di sekitar pabrik.
Koordinator Aksi, Indra Hermansyah mengatakan, pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) yang berada di tengah pemukiman dinilai sudah sangat tua dan rentan terjadi kerusakan.
Ia mengibaratkan pabrik tersebut seperti 'bom waktu' yang sewaktu-waktu bisa meledak dan menimbulkan korban lebih banyak lagi.
Baca: Cara Mudah Membuat Sticker Wajah Sendiri di Whatsapp, Gak Pake Lama Cuma 5 Menit Aja!
Baca: Smartphone Xiaomi Terbaru 2018: Dibanderol Rp 3.7 Juta, Ini Spesifikasi Xiaomi Mi 8 Lite
"Kami menuntut pabrik ini ditutup atau dipindahkan. Lantaran pabrik tersebut sudah tua dan tidak adanya jaminan jika pabrik tetap beroperasi secara layak," ujarnya.
Menurutnya, dari sejumlah ahli teknik yang dimintainya pendapat, ledakan pabrik jika terjadi amoniaknya bisa sampai ke Tangerang.
Sudah ada buktinya yang kemaren. Banyak warga yang terkena korbannya.
"Kami harap pemerintah tidak tutup mata. Kalau tidak dipenuhi artinya Pemprov Sumsel tidak peduli dengan keselamatan warganya," katanya.
Baca: PUBG Bakal Rilis Peta Terbaru Bernuansa Salju , Ini 6 Fakta Dihor Otok yang Wajib Diketahui
Baca: Caleg Datangi Tempat-tempat Keramat, Gunung Ibul Petilasan Patih Gajah Mada Juga Ramai Dikunjungi
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Sumsel, Edwar Chandra mengatakan pemindahan ataupun penutupan pabrik PT Pusri membutuhkan kajian yang lebih mendalam. Karena berkaitan dengan investasi.
"Harus ada kajian dan pembicaraan antara perusahaan serta Kementerian BUMN. Tentunya aspirasinya ini nantinya akan kami sampaikan," ujarnya.
Ia menjelaskan terkait kasus PT Pusri, menurutnya kejadian tersebut lantaran adanya kerusakan peralatan dari mesin pabrik 1B pada bagian cerobong.
Sehingga saat pabrik melakukan start up, amoniaknya keluar menyebar. Ia menegaskan, pihaknya telah memberikan 5 rekomendasi kepada PT Pusri terhadap kejadian tersebut.
Pertama, PT Pusri diminta untuk mengawal pemulihan 27 korban yang terkena dampak amoniak.
Kondisi kesehatan korban harus dipastikan sembuh total dan bisa beraktivitas kembali.
Kedua, katanya, perusahaan diminta untuk menginformasikan kepada Dinas Lingkungan Hidup serta masyarakat ketika akan melakukan startup pabrik.
Baca: Kisah Perjalanan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution Seperti Sinetron Korea
Baca: Jadwal Siaran Langsung Serie A Liga Italia di Pekan ke 12 : Juventus Kokoh di Puncak Klasemen
"Ketiga, perusahaan harus mempercepat proses perbaikan pabrik secara besar-besaran yang direncanakan akan dilaksanakan di tahun ini. Mengingat untuk pabrik 1B usianya sudah cukup tua karena dibangun sejak 1970," terangnya.
Keempat, lanjut Edwar, perusahaan diminta untuk menggelar safety briefing terhadap personel yang mengoperasikan pabrik.
Mereka harus menguasai SOP agar tidak terjadi lagi kesalahan saat beroperasi. Semua peralatan dicek secara detail dan aman. Agar tidak terjadi insiden yang kurang diinginkan.
Terakhir, perusahaan harus memasukkan standar keamanan darurat untuk mengevakuasi warga sekitar pabrik jika terjadi insiden kerusakan mesin saat beroperasi.
Standar keamanan darurat ini harus dimiliki dan disosialisasikan. Agar proses evakuasi berlangsung cepat.
"Prinsip utama kami mengawal agar perusahaan menjalankan tahapan-tahapan pelestarian lingkungan dengan pengelolaan limbah yang baik."
"Pengawasan baku mutu udara, air dan lingkungan di sekitar pabrik. Kalau kondisi normal selama ini, baku mutunya sudah memenuhi standar. Tapi untuk yang insiden kemarin karena kendala teknis," ucapnya.
Ia juga menilai PT Pusri selama ini sudah melakukan berbagai upaya untuk menjaga lingkungan. Diantaranya dengan membangun pabrik 2B, 2016 silam.
Pabrik baru tersebut lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang dan limbah yang jauh lebih rendah.
"Hanya saja untuk pabrik 1B usianya memang lebih uzur. Jadi kami mendorong untuk dilakukannya peremajaan pabrik," himbaunya.