Berita Selebriti
Kisah Manis Masa Kecil Mendiang Pretty Asmara, Cerdas Cermat Hingga Bermusik
Sempat berhembus kabar keluarga tidak pernah menjenguknya saat ditahan hingga Pretty Asmara meninggal dunia.
Perbedaan usiaku yang begitu jauh dengan Reny, membuatku tidak begitu dekat dengannya. Kami mainnya masing-masing.
Dia sibuk dengan tugas dan pekerjaannya, saya juga begitu. Kami baru bisa merasa ngobrol dan saling curhat setelah dewasa.
Sejak masih bayi, aku sudah montok. Kata orang, aku lucu banget, lo. Sudah begitu, menurut orang Jawa tentang hari lahirku yang disebut weton, hitungan hari lahirku termasuk bagus.
Sebagian orang Jawa, kan, masih memercayai tanggal Jawa. Kalau lahir pada hari tertentu, kelak akan memiliki keberuntungan yang tinggi.
Malah ada yang mengatakan, setelah aku lahir, sebaiknya Ibu jangan punya anak lagi.
Kalau Ibu hamil lagi, belum tentu setelah lahir, hitungan Jawanya lebih bagus dari aku.
Kelahiranku yang dianggap membawa keberuntungan bagi keluarga, membuat orangtuaku begitu memanjakan diriku di banding kakakku.
Bahkan, aku sudah dimanja sejak masih dalam kandungan.
Misalnya saja kalau kelahiran kakakku hanya ditangani bidan di Lumajang, waktu mengandung aku, Mama melakukan kontrol kandungan di Surabaya dengan ditangani dokter spesialis kandungan.
Saat melahirkan aku, Mama juga ditangai dokter spesialis kandungan di Surabaya.
Padahal, jarak dari tempat tinggal orang tua di Desa Dawuhan, Lumajang sampai Surabaya, makan waktu tiga jam dengan mobil.
Oleh orangtua, aku memang dianggap anak yang membawa keberuntungan!I
Waktu itu, Bapak jadi guru SMEA di Lumajang. Di sela-sela waktunya, Bapak juga nyambi sebagai pemasok damen atau jerami ke pabrik kertas Leces.
Usaha Bapak semakin meningkat justru ketika Mama hamil aku.
Bahkan, ketika aku lahir, usaha Bapak semakin bagus. Kata orang, dari usaha damen tadi, Bapak menjadi salah seorang yang kaya raya di desa kami.