Berita Prabumulih
Profil Reza Mediansyah Purnama Kepala Rutan Prabumulih : Jangan Jauhi Napi tapi Anggap Keluarga
Jika kita pandang narapidana dan kita jauhi tentu mereka akan makin garang, namun jika dipandang sebagai keluarga maka akan menjadi orang baik
Penulis: Edison |
BERKUMPUL dengan ratusan pelaku tindak kejahatan dengan berbagai latar belakang dan berbagai kasus, mungkin akan susah dilakukan banyak orang.
Namun tidak bagi Reza Mediansyah Purnama Amd IP SH.
Anak ke tiga dari tujuh bersaudara ini yang sejak 4 September lalu menjadi Kepala Rutan Kelas IIB Prabumulih itu sudah terbiasa berkumpul,
Bahkan menasihati ratusan narapidana di tempat dirinya bertugas.
Pria asli Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang menilai, para narapidana jangan dijauhi atau bahkan dikucilkan, namun harus menjadi teman sehingga bisa berubah.
Baca: Hasil Akhir Final Piala Asia U-19, Arab Saudi Kalahkan Korea Selatan 2-1
Baca: Satres Narkoba Polres Prabumulih Gerebek Rumah Tempat Pesta Sabu, 2 Pria dan Satu Wanita Ditangkap
Sejak lulus pendidikan ilmu pemasyarakatan pada 2001, suami Esty Aprianti ini mulai mendalami bekerja di rutan dengan sepenuh hati.
"Setelah lulus mulai 2005 hingga 2012 saya berdinas di rutan kelas IIB Prabumulih," ujar Reza.
Ketika bertugas di Prabumulih selama tujuh tahun tersebut, anak pasangan M Sirodj Toni dan Mis Rukiah itu kemudian mendapatkan tambatan hati dan dikaruniai empat anak.
Empat anak itu bernama Regita Zaskiaputri Reza, Resty Cantika ananda Reza, Rafi Algazali Abiu Reza dan Rasya Naumi Reza.
Selanjutnya setelah bertugas di Prabumulih hingga 2012, Reza kemudian mendapat promosi ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 3 Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin.
Baca: Harga Sawit Anjlok, Petani di Tungkal Jaya Muba Makan Saja Susah Apalagi Beli Pupuk
Baca: Kabar Penculikan Anak di Gelumbang, Polisi Ringkus Pengasuh Anak Hendak Bawa Laila ke Pulau Jawa
"Saya bertugas di Banyuasin sebagai Kasubsi Kamtib, kemudian setelah empat tahun setengah tepatnya 2017 akhir saya pindah ke kepala cabang rutan Muaradua Kabupaten OKU Selatan."
"Lalu setelah 9 bulan di saya kembali lagi ke Prabumulih," katanya.
Pria kelahiran Palembang 18 Mei 1981 itu menambahkan, dalam bekerja berhadapan dengan narapidana dimana berbagai kasus dan tipikal tentu selain sabar harus memiliki sifat jangan merendahkan atau memandang narapidana sebagai penjahat namun sebagai orang yang tersesat.
"Jika kita pandang narapidana dan kita jauhi tentu mereka akan makin garang, namun jika dipandang sebagai keluarga maka akan menjadi orang yang baik," tambahnya.
Baca: Dinkes OKU dan BPOM Palembang Temukan Ratusan Dus Makanan Tak Layak Edar
Menurut Reza banyak suka duka menjadi petugas yang selalu berhubungan dengan warga binaan,
Namun jika dinikmati tentu akan terasa mudah serta akan menambah banyak keluarga.
"Pernah kami bersama keluarga makan tiba-tiba ada mantan warga binaan menyapa bahkan membayari makan dan banyak yang menjadi keluarga," bebernya.