Berita Palembang

Info Penculikan Anak di Talang Jambe, Mengapa Banyak Orang yang Percaya ? Ini Kronologis Lengkap

Pagi-pagi sekali pesan itu diterima wartawan Tribunsumsel.com. Isinya sangat meyakinkan.

Editor: M. Syah Beni
Tribunsumsel.com
Kabar penculikan anak 

Dona bercerita bahwa dirinya tidak tahu ada kabar penculikan.

Dari Dona ini didapatkan informasi lagi bahwa kabar penculikan itu muncul setelah ada anak yang mengaku pernah dikejar-kejar oleh pelaku pencurian ponsel tersebut.

"Anak kecil itu ngomong, ini nah mak yang ngejer-ngejer aku," terang Dona.

Sampai di sini belum ada pembenaran pria itu adalah penculik anak.

Tak puas sampai di sana, Tribunsumsel.com mendatangi rumah anak yang mengaku diculik tersebut.

Hanya saja keluarga ini sedang tidak ada berada di rumah.

Melalui sambungan telepon, Tribunsumsel.com menelpon Leni, orangtua dari anak kecil yang disebut-sebut akan diculik.

Leni menjelaskan, dirinya tak bisa memastikan apakah itu benar penculikan atau bukan.

Dari cerita anaknya, kronologi awal bahwa anaknya itu pernah dikejar oleh si pria tersebut.

Ketika kejadian tangkap tangan pencurian ponsel itu, anak Leni ada di lokasi.

Ia lantas berkata bahwa inilah pria yang pernah mengejar saya.

Kejadian anak Leni dikejar pelaku pencurian itu terjadi satu minggu sebelum kejadian.

"Tidak pasti apa bener mau culik atau tidak," tegasnya

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menjelaskan, penyebaran isu-isu seperti ini memang menjadi modus musiman bagi para pelaku kejahatan untuk melakukan penipuan. 
"Selama ini, belum ada laporan yang masuk ke polisi ada anak yang diculik"
"Inilah modus-modus yang dilakukan pelaku kejahatan untuk melakukan penipuan"
"Dampaknya, masyarakat menjadi resah. Jadi perlu kami himbau, masyrakat jangan mudah percaya dan lebih baik dilakukan pengecekan terlebih dahulu," ujar jenderal bintang dua ini, Rabu (31/10/2018).
Zulkarnain menjelaskan, modus-modus seperti ini sudah sangat sering dilakukan para pelaku kejahatan.
Ada yang panik dan mengirimkan sejumlah uang kepada si penelepon. Tetapi ada yang langsung sadar bila penelopon akan melakukan penipuan. 
"Sirkulasi seperti ini kadang padam dan nanti beberapa bulan  muncul lagi. Himbauan saya jangan percaya itu hoax, saat Kapolres dulu ada model model ini juga dengan mencatut nama saya dan  temen saya percaya dan mengirim uang juga. Intinya jangan mudah percaya dan harus di konfirmasi dulu," ungkapnya.
Terkait penyebaran berita-berita hoax, menurutnya juga dapat dikenakan pidana.
Dari itulah, masyarakat jangan sampai menyebarkan berita yang belum tentu benar. Pihaknya juga terus bekerja sama dengan Mabes Polri untuk memantau sosial media dan mengajar bila ada penyebar berita-berita hoax.
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved