Kesehatan
Obsesi Pola Makan Sehat Belebihan, Bisa Jadi Kamu Tergolong Ortoreksia, Kenali Bahayanya
Mengganti bekal donat dengan semangkuk salad memang baik bagi mereka yang berkomitmen menjalani pola makan sehat.
Mereka yang orthoreksia melakukan pembatasan yang berlebih dan obsesi dengan pola makan sehat hingga menderita.
Padahal, makan adalah kegiatan yang sangat kompleks dan tak selalu bisa sempurna seperti apa yang direncanakan.
Lalu, mengapa orthoreksia berbahaya?
Bagi para pemula, mengeliminasi kelompok makanan tertentu bisa menyebabkan malnutrisi dan juga kelebihan makan.
Misalnya, seseorang yang mengeliminasi gula sepenuhnya akan merasakan kelaparan yang meningkat dan saat kendali itu hilang, mereka akan merasa bersalah yang mendalam dan akan berakhir pada terlalu banyak makan.
Ada pula komponen sosial yang harus diperhatikan.
Berbagi makanan banyak dilakukan oleh masyarakat saat ini dan bisa menjadi momentum menghabiskan waktu bersama kerabat.
Jadi, ketika kita membatasi makan tanpa fleksibilitas, bisa terjadi isolasi sosial dan kesedihan emosional.
Goodpaster menambahkan, hal ini juga bisa berimbas pada kualitas hidup seseorang yang sepanjang harinya memikirkan makanan bersih.
Karena belum digolongkan ke dalam gangguan makan, maka tidak ada pengobatan spesifik untuk orthoreksia.
Namun, para pakar mengatakan pengobatannya bisa seperti anoreksia atau obsessive compulsive disorder (OCD) yang menjadikan psikoterapi sebagai pengobatan terbaik.
"Penelitian lanjutan dibutuhkan sebelum orthoreksia digolongkan ke dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder)," kata Goodpaster.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ortoreksia, Komitmen Makan Sehat yang Kebablasan", https://lifestyle.kompas.com/read/2018/10/29/120000520/ortoreksia-komitmen-makan-sehat-yang-kebablasan.