Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh
Kisah 7 Warga Sumsel Penumpang Jatuhnya Pesawat Lion Air 610, Pengantin Baru dan 2 Sahabat
Pesawat komersial Lion Air JT 610 jatuh. Terdapat 189 orang penumpang dan kru pesawat, tujuh di antaranya warga Sumsel
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Pesawat komersial Lion Air nomor penerbangan JT 610 jatuh di perbatasan perairan Karawang dan Bekasi, Jawa Barat, Senin (29/10) pagi.
Pilot hilang kontak dengan pengawas bandara sekitar pukul 06.33 WIB, pesawat tiba-tiba menukik menghunjam ke laut berkedalaman sekitar 35 meter, ketika terbang 13 menit pada ketinggian sekitar 750-880 meter.
Terdapat 189 orang penumpang dan kru pesawat, tujuh di antaranya warga Sumsel.
7 penumpang itu adalah pengantin baru Candra Kirana (29) dan Cici Ariska (28) warga Talang Ubi, PALI,
Kemudian Dadang dan Asep juga warga PALI.
Dua sahabat Rian Ariandi (23) dan Rapi Andrian (22) warga Lubuklinggau, serta Rezki Amalia warga Palembang.
Pengantin Baru
Peristiwa jatuhnya Pesawat Terbang Lion Air JT 610 menyisahkan duka mendalam bagi keluarga Marsudi warga Desa Talang Mandung, Kecamatan Jirak Jaya, Kabupaten Muba.
Pasalnya putri kesayangan yakni Cici Ariska dan menantunya Candra warga Kabupaten PALI menjadi penumpang pesawat Lion Air JT 600 yang jatuh.
Keluarga korban yang mengetahui kejadian tersebut dari televisi dan media sosial sekitat pukul 08.00 WIB.

Mengetahui peristiwa tersebut keluarga korban langsung berangkat ke Palembang menggunakan lima mobil dan pergi ke Jakarta
“Keluarga korban berangkat ke Jakarta untuk mendapatkan informasi apakah benar anak dan menantunya," kata Firman Arlani, Ketua Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Desa Talang Mandung.
Sementara rumah Cici Ariska yang berada di Desa Talang Mandung sepi, dari informasi yang dihimpun Cici Ariska pernah menjadi tenaga kerja indonesia (TKI) di Taiwan selama tiga tahun.
Lalu Cici pulang ke kampung halaman dalam tiga bulan terakhir.
Cici Ariska pun, memutuskan menikah dengan Chandra, warga Kabupaten PALI.
Kepergian dari Bali usai bulan madu Cici dan Chandra hendak pulang lagi ke Pangkal Pinang.
“Semoga keduanya segera ditemukan,”ujarnya.
Dua Sahabat Baru Pulang Nonton Bola
Dua warga Lubuklinggau diketahui menjadi penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh diperairan Karawang, Senin (29/10/2018). Keduanya bersahabat dan duduk bersebelahan saat menumpang pesawat Lion Air JT 610.
Korban pertama Rapi Andrian (22 tahun) warga Jalan Kaswari, RT 01, Kelurahan Bandung Kanan, Kecamatan Lubuklinggau Barat 2, Kota Lubuklinggau, Sumsel.
Korban kedua asal Lubuklinggau yakni Rian Ariandi (23 tahun) warga RT 09 Kelurahan Wira Karya, Kecamatan Lubuklinggau Timur 2.
Yati (47 tahun) ibu Rian, ketika ditemui dirumahnya mengetahui informasi anaknya menjadi korban pesawat jatuh sudah sejak, Senin (29/10) pagi.
"Namun mendapat kepastian Rian jadi penumpang siang ini pukul 12.00 WIB, setelah mendapat nama Rian tertera no 15 di TV," ungkapnya saat dibincangi awak media dirumahnya.

Diceritakannya putra keduanya pergi ke Jakarta kemarin karena disuruh oleh bosnya.
Kebetulan semalam ada pertandingan bola antara Timnas U-19 Indonesia lawan Jepang, dia juga ikut nonton.
"Semalam adeknya Nabiza Adila Fitri WA (WhatsApp) sama Rian, Novita tanya lagi apa bang, dijawabnya nonton bola dek,"
"Kemudian adek cerita ke dia kalau ayah dan kakaknya juga nonton bola," terangnya.
"Kemudian adeknya tanya kenapa abang Rian jarang nelepon akhir-akhir ini, kemudian dia jawab sekarang abang lagi sibuk kerja dek."
Ivan, kakak Rian menambahkan, jika adiknya Rian dan M Rapi Andrian (22) saat berangkat dari Jakarta menuju Bangka duduk bersebelahan yakni no kursi 31 A dan 31 B.
"Mereka berdua akrab semenjak mereka sama-sama kerja di sana, mungkin karena akrab itulah mereka duduk berdua," ungkapnya.

3. Dadang dan Asep Warga PALI
Dadang (27) dan Asep Saripudin (19) yang jadi penumpang Lion Air JT 610 ternyata masih tetangga Candra dan Cici.
Bahkan, keduanya rekan kerja dari Candra.
Kaini (54) ibu dari Asep Saripudin, mengatakan bahwa Asep merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Dan sejak pagi kemarin kakaknya Nur Aisyah (32) telah berulangkali berupaya menghubungi adiknya namun tidak bisa terhubung.
Dan pihaknya hanya bisa pasrah dan berharap ada mukjizat dari Allah SWT sehingga anaknya bisa ditemukan dalam keadaan selamat.
Dikatakan Kaini, bahwa seminggu yang lalu, anaknya pernah menelponnya bahwa ia ikut Candra ke Bali karana ada pekerjaan.
Bahkan anaknya berjanji akan membawakan oleh-oleh untuknya dan keponakan-keponakannya serta keluarga.
"Anak aku itu wongnyo galak humor. Memang ado raso dak lemak, ternyata ini pertandonyo. Tetapi kami berharap semoga selamat dan cepat ditemukan,” ujarnya.
Kemudian di rumah Susilawati (38) yang merupakan kakak perempuan Dadang, duka mendalam sangat terasa.
Menurut Susilawati, bahwa adiknya yang merupakan anak ke delapan dari sembilan bersaudara tersebut sudah enam tahun menetap di Pulau Bangka, bersama ibunya.
Adiknya lahir dan besar di Pendopo kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, kemudian dia bekerja ikut Candra.
Amalia Rezky Baru 4 Bulan Menikah
Amalia Rezky, merupakan bungsu dari enam bersaudara. Ia dikenal pendiam di keluarga tetapi sangat dekat dengan saudara-saudaranya. Keluarga biasa memanggilnya Ayu.
Ayu yang merupakan lulusan Poltek Unsri jurusan Administrasi, mengikuti tes BPK di Palembang.
Dari sekian banyak pendaftar, ia menjadi pendaftar yang diterima selain lima orang lainnya.

Selama delapan tahun bertugas di BPK, enam tahun ia bertugas di Jakarta dan baru dua tahun ia betugas di Pangkal Pinang.
Saat bertugas di Jakarta, ia bertemu dengan sang pujaan hati yang saat ini menjadi suaminya Murtado Kurniawan.
Baru empat bulan menikah tepatnya pada 24 Juni 2018 lalu, Ayu yang berencana akan kembali menjalankan tugasnya di Pangkal Pinang mengalami kecelakaan pesawat.