Satu Keluarga Ditemukan Tewas
Satu Keluarga Ditemukan Tewas, Kapolda : Surat Terakhir Tulisan Tangan Fransiskus Xaverius Ong
Kapolda Sumsel menjelaskan, surat terakhir yang ditinggalkan mendiang Fransiscus Xaverius (FX) Ong adalah asli tulisan tangannya
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Surat terakhir yang ditinggalkan mendiang Fransiscus Xaverius (FX) Ong adalah asli tulisan tangannya.
Hal ini sudah dipastikan oleh kepolisan dan laboratorium forensik yang disampaikan langsung Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara.
"Berdasarkan hasil Pengolahan dan pembuktian secara ilmiah, surat wasiat yang ditinggalkan ada kecocokan dengan buku agenda yang kita temukan dan kita bandingkan, dan sama." ujar Kapolda, Kamis (25/10) di kantor Polda Sumsel.
Ia juga menjelaskan jika dengan hasil investgasi ilmiah ini tidak mungkin ada orang yang merekayasa.
Baca: Produksi Proyek Geothermal Rantau Dedap Ditargetkan Mulai Dijual ke PLN Tahun 2020
Baca: PT Pertamina Lubricants Beri Kado Khusus di Ultah Gojek Indonesia
"Labfor sudah memastikan itu adalah tulisan tangan dia, artinya tidak mungkin ada orang yang merekayasa," jelasnya.
Sebelumnya diketahui bila mendiang Fransiscus dikabarkan sempat meninggalkan surat wasiat.
Surat tersebut saat ini sudah diamankan oleh polisi.
"Aku sudah sangat lelah. Maafkan aku. Aku sangat sayang anak dan istriku.. Choky dan Snowi. Aku tidak sanggup meninggalkan mereka di dunia ini" begitu isi tulisan surat itu.
Choky dan Snowi diketahui anjing peliharan keluarga ini. Choky jenis terier pudel dan snowi jenis minipom.
Baca: 4 Kecamatan Bersaing di Cabor Voli Turnamen Gala Desa, Camat Sungai Keruh Muba Siapkan Bonus
Baca: Cara Mengganti Kartu ATM BRI Simpedes ke ATM Chip, Bisa Pakai Foto Buku Tabungan
Dokter forensik telah melakukan otopsi terhadap satu keluarga yang ditemukan tewas di Palembang, Rabu (24/10/2018).
Otopsi telah dilakukan dokter forensik RS Bhayangkara Palembang terhadap jenazah FX Ong, beserta istri dan kedua anaknya.
Dari otopsi yang dilakukan, tim menemukan proyektil peluru yang bersarang di kepala keempatnya.
"Untuk penembakannya dilakukan dari jarak dekat atau jauh, terlihat dari otopsi bila penembakan dilakukan dari jarak dekat."
"Jaraknya sekitar 30 centimeter antara kepala dan senjata," ujar Dokter Foreksik RS Bhayangkara Palembang Kompol Mansuri saat ditemui di RS Bhayangkara Palembang, Kamis (25/10/2018).
Dari otopsi yang dilakukan terlihat, bila peluru bersarang di kepala.
Bersarangnya peluru di kepala lantaran penembakan yang dilakukan dari jarak dekat.
Namun, peluru tidak sampai menembus kepala keempatnya. Diduga, karena proyektil harus menembus tengkorak kepala sehingga peluru tidak sampai tembus.
Kematian keempatnya, diakibatkan karena peluru yang bersarang di kepala keempatnya.
Baca: Satu Keluarga Ditemukan Tewas, Ini Pesan Fransiskus Xaverius Ong Melalui Video Terakhirnya
Baca: Sama Seperti Asian Games 2018, Polda Sumsel Kerahkan 7 Ribu Personel Amankan Pemilu 2019
"Kalau dibilang siapa dahulu yang ditembak, kami juga masih harus menganalisa. Karena baru selesai di otopsi dan dilakukan pengujian."
"Nantinya, baru dapat terlihat dari hasil pengujian yang dilakukan dan itu butuh waktu cukup lama," ungkapnya.
Ketika disinggung mengenai kematian keempatnya, menurut Kompol Mansuri keempatnya sudah meninggal di bawah 12 jam.
Ini terlihat dari hasil otopsi yang dilakukan terutama di kepala.
Namun, dirinya tidak bisa menyebutkan secara detil lantaran bukan ranahnya dan untuk keperluan penyelidikan penyidik kepolisian.
