Gempa Donggala
Sedih ! 3 Hari Hans dengan Jeritan Minta Tolong Sang Putri dari Reruntuhan Hotel Roa Roa
Hans Bobonggoi terisak saat menceritakan Lesni Bobonggoi (19) pamitan untuk bekerja di Hotel Roa Roa, Kota Palu
TRIBUNSUMSEL.COM -- Hans Bobonggoi terisak saat menceritakan Lesni Bobonggoi (19) pamitan untuk bekerja di Hotel Roa Roa, Kota Palu.
Lesni adalah satu-satunya anak perempuan dari keempat anaknya. "Sebenarnya saya minder saat anak saya mengatakan akan bekerja di Hotel Roa Roa," ujar Hans, Kamis (4/10/2018).
Namun keinginan kuat anaknya meluluhkan hatinya. Dia berpesan kepada Lesni agar menjadi pekerja yang berguna bagi sesama, bagi manajemen. Kenangan indah bersama anaknya ini diungkapkan Hans saat pencarian Lesni di Hotel Roa Roa.
Lesni diyakini masih hidup saat hotel ini runtuh diguncang gempa bermagnitudp 7,4 pada Jumat pekan silam. Seluruh dari 8 lantai hotel itu ambruk ke bawah membentuk gunungan puing-puing yang saling tindih. Jumat sore itu adalah Jumat kelabu bagi Lesni dan seluruh yang ada di hotel ini, bahkan bagi semua orang yang merasakan kekuatan gempa ini.
Menurut penuturan teman Lesni yang sama-sama bekerja di hotel, lanjut Hans, saat kejadian, Lesni sedang melayani tamu mengantar kue dan kopi di sebuah kamar.
Setelah pesanan diantar, Lesni minta izin ke toilet untuk buang air. Hans Bobonggoi masih percaya, Lesni Bobonggoi (19) masih hidup di balik reruntuhan Hotel Roa Roa di Palu, Sulawesi Tengah.
Saat masuk toilet inilah, guncangan gempa terjadi. Lesni terjebak dalam toilet yang runtuh bersama seluruh bangunan 8 lantai ini.
Kabar runtuhnya hotel mewah ini sampai ke telinga Hans di Palolo pada hari itu juga. Istrinya sudah memintanya untuk segera ke Palu melihat anaknya. Hans yang asyik memberi pakan ikan di kolamnya segera bergegas.
"Tidak mudah melakukan perjalanan ke Palu. Jalan yang saya lalui rusak, antrean kendaraan di mana-mana," kata Hans. Gempa kuat ini telah mengubah jalan aspal yang mulus menjadi terlipat-lipat dan patah.
Dari Palolo, dia menerobos halangan ini demi anaknya yang belum diketahui nasibnya. Saat di jalan, dia sempat bertemu teman anaknya. Wajah sedih yang ditunjukkan membuat hati Hans makin kacau. "Ini tanda buruk," pikirnya dalam hati.
EvDengar suara putrinya Hari Sabtu keesokannya, dia langsung mencari Lesni. Hans tidak sendiri.
Sejumlah keluarga tamu hotel juga sudah berada di lokasi. Mereka juga mencari-cari anggota keluarganya yang terperangkap. "Dari dalam reruntuhan beton ini semua orang mendengar suara minta tolong. Itu suara Lesni, anakku!" kata Hans.
Suara ini yang menguatkan keyakinan hati Hans bahwa anak gadisnya masih hidup. Suara dari reruntuhan itu terdengar lagi. "Papa, mama, tolong saya!" serunya. Hans tidak mampu menahan kesedihannya.
Di depan matanya yang hanya berjarak beberapa meter saja, dia tidak sanggup menolong anak. Ingin rasanya dia singkirkan semua beton yang masih terangkai besi ini jauh-jauh agar bisa memeluk anak gadisnya.
Sayangnya material beton dari bangunan 8 lantai ini terlalu kuat untuk ditembusnya. "Pemilik hotel bilang saya harus bersabar dan dijanjikan menggunakan alat berat untuk mengeluarkan Lesni," ungkap Hans.