Kisah Sutopo Purwo Nugroho, Pemberi Info Bencana yang Idap Kanker, Hingga Keinginan Ketemu Raisa
Linimasa twitter dihebohkan tentang tagar #RaisaMeetSutopo yang jadi trending topic. Dari mana cikal bakal tagar ini
Lahir di Boyolali pada 7 Oktober 1969. Masa kecilnya hidup sederhana.
Dilansir wikipedia, ayahnya berprofesi Guru SD dan Ibunya sebagai karyawan di Kantor Pengadilan Negeri Boyolali.
Menyelesaikan pendidikan SD hingga SMA di Boyolali, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Geografi UGM. Selanjutnya menamatkan pendidikan S2 dan S3 di IPB Bogor.
Sejak kecil rajin belajar demi membahagiakan orangtuanya. Lulus S1 dengan predikat cum laude dan tercepat.
Menjadi mahasiswa teladan di Fakultas Geografi UGM dan meraih penghargaan dalam Lomba Karya Inovatif dan Produktif Tingkat Nasional selama dua tahun berturut-turut. Keinginan menjadi Dosen di Fakultas Geografi UGM gagal karena tidak diterima
. Sejak tahun 1995 bekerja sebagai peneliti di UPT Hujan Buatan BPPT dan Teknologi Mitigasi Bencana BPPT. Pada tahun 2010, dipekerjakan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga sekarang.
Saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Data Informasi dan Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selain itu juga sebagai Dosen di Pascasarjana UI, IPB dan Universitas Pertahanan. Selain itu juga sering mengajar di Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI. Bekerja di BNPB sejak tahun 2010 hingga sekarang.
Sebelumnya ia adalah Peneliti Utama bidang Hidrologi dan Konservasi Tanah di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Sakit Pak Sutopo
Dikutip dari Kompas, Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sempat terkejut tatkala dokter menyatakan dirinya divonis mengidap penyakit kanker paru-paru pada 17 Januari 2018.
Ini dia ceritakan saat Kompas.com berkunjung ke ruangannya di Gedung BNPB di Pramuka, Jakarta, pada Kamis (15/2/2018).
Kala itu, dia berkunjung ke Rumah Sakit Mitra Keluarga tanpa ditemani orang lain.
Dokter lantas menganjurkannya untuk langsung menjalani tindakan biopsi dan kemoterapi.
Namun Sutopo tidak lantas mengiyakan.