Berita Video
VIDEO : Kurang Pengawasan, Begini Kondisi Jembatan Ampera Setelah Asian Games 2018 Palembang
Epicnya portrait jembatan kebanggaan masyarakat kota Palembang dari berbagai sudut
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Epicnya portrait jembatan kebanggaan masyarakat kota Palembang dari berbagai sudut, memang bukan lagi isapan belaka.
Tak dapat dipungkiri, bahwa semakin berkembang kota ini, semakin ciamik pula jembatan Ampera setelah di hias dan disediakan fasilitas bagi masyarakatnya, baik warga lokal maupun wisatawan.
Baca: Ferry Rotinsulu saat Gempa dan Tsunami Palu Hancurkan Rumah Hingga Tak Tersisa Pengen Nangis
Membentang diatas perairan sungai musi, jembatan Ampera memang difungsikan sebagai akses menyebrang antara hulu dan hilir. Sudah tak aneh, jika setiap melintas volume kendaraan selalu ramai.
Tidak hanya itu, kini sisi sebelah kiri dan kanan jembatan Ampera dapat digunakan warga untuk melakukan aktivitas bersantai, ataupun lalu lalang warga berjalan kaki.
Baca: Esteban Vizcarra Dipanggil Timnas Indonesia, Persiapan Piala AFF 2018, Begini Reaksinya
Duduk bersantai menikmati datangnya senja di sore hari, sudah dapat dinikmati oleh masyarakat, karena telah disediakan fasilitas kursi besi berwarna hitam, lampu jalan, dan tempat sampah supaya warga tetap dapat menjaga kebersihan di lingkungan sekitar jembatan.
Yang tidak kalah menarik perhatian, fasilitas jam dinding besar juga terpampang jelas di sisi atas jembatan bercat Merah ini.
Baca: Ferry Rotinsulu Terkurung di Kamar Mandi saat Gempa dan Tsunami Palu Melanda, Ini Ceritanya
Kendati, sudah cukup indah untuk dinikmati pemandangannya, bukan tidak mungkin jembatan kebanggaan wong kito galo ini masih harus terus dikontrol dan dilakukan pengawasan.
Kikin dan Widi, Pasangan suami istri yang mengajak dua orang anaknya ini berasal dai Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Mereka baru saja sampai di kota Pempek ini, dan langsung menginjakkan kaki di Jembatan Ampera.
Mereka sengaja dating untuk mengisi waktu senggang, merasa penasaran, Kikin, Istri dan dua orang anaknya langsung menikmati waktu sore hari mereka, sambil duduk Kikin difoto oleh istrinya, dan dua orang anaknya juga berswa foto berlatar jembatan Ampera.
Baca: Chelsea Vs Liverpool Laga ke 7 Liga Inggris, Begini Prediksinya
Kikin mengatakan fasilitas di area jembatan Ampera memang masih tampak kurang, namun cukup jika sekedar untuk menikmati angin segar di sore hari. Ia juga mengatakan keindahan jembatan Ampera dapat menutupi padatnya aktivitas dibawah jembatan Ampera. Namun tak dapat ia sangkal, dengan kekagumannya dapat melihat Ikon kota Palembang secara langsung.
“Ampera keren sekali, menurut saya fasilitas masih agak kurang mungkin karena masih dalam pembenahan oleh pemerintahnya kali ya. Terus yang dibawah jembatan masih agak semrawut ya, tapi lumayanlah mungkin nanti bias di tingkatkan lagi”, ungkapnya sambil meneruskan berfoto.
Baca: Ferry Rotinsulu saat Gempa dan Tsunami Palu Hancurkan Rumah Hingga Tak Tersisa Pengen Nangis
Berbeda dengan apa yang dirasakan warga Palembang, Lilis mengungkapkan bahwa ia merasa fasilitas yang sudah disediakan di area ini sudah cukup baik. Hanya saja, ia menyayangkan masih banyak warga Palembang yang tidak menjaga fasilitas-fasilitas ini.
Sebagai warga Palembang yang kerap menikmati keindahan jembatan Ampera di sore hari, ia menyesalkan kepada warga yang tidak menjaga kebersihan, sehingga meninggalkan noda kotor bekas minuman, puntung rokok dan coretan yang terdapat di bawah kursi
“Kalau fasilitasnya udah bagus, Cuma kadang masyarakatnya masih kurang sadar saat menggunakan fasilitas. Padahal kan ini baru, tapi sudah seperti ini, sudah disediakan tempat sampah malah masih aja tuh buang punting rokok sembarangan, buang bekas minum di bawah kursi, terus ini bangku udah dicoret coret”, ungkapnya.
Selain persoalan tak dapat menjaga kebersihan, ia juga merasa resah dan risih karena masih banyaknya pengamen liar yang suka memaksa untuk diberi uang. Perilaku memaksa dan marah pengamen dinilainya meresahlan warga yang datang untuk menikmati waktu senggang di jembatan Ampera.
“Soal keamanan juga masih agak kurang, karena masih ada anak-anak usia tanggung suka kumpul tidak jelas, kumpulnya seperti mau demo tapi sebetulnya tidak. Terus belum lagi pengamen yang sering ada apalagi kalau malam minggu, kalau gak dikasih suka marah. Belum lagi soal parker yang jauh, warga juga pasti selain takut ninggalin motor yang harus parker di BKB, mereka juga takutkan lewat tangga bawah karena dianggap tidak nyaman lewat situ”, pungkasnya.
TONTON JUGA