Gempa Donggala
Ferry Rotinsulu Terkurung di Kamar Mandi saat Gempa dan Tsunami Palu Melanda, Ini Ceritanya
Mantan kiper legenda Sriwijaya FC, Ferry Rotinsulu dikabarkan selamat dari dahsyatnya gempa
TRIBUNSUMSEL.COM -- Mantan kiper legenda Sriwijaya FC, Ferry Rotinsulu dikabarkan selamat dari dahsyatnya gempa dan tsunami yang terjadi di kota Palu dan Donggala Jumat Sore (28/9).
Diketahui Ferry sebelumnya berada di kota Palu guna menghadiri acara pemakaman sang ibu pada Kamis lalu (20/9/2018)
Lewat percakapan singkatnya via aplikasi Whatsapp, Ferry mengungkapkan kondisi yang turut jadi korban gempa dan tsunami.
Ferry menyebut jika rumah keluarganya hancur akibat guncangan gempa berskala 7.7 SR itu terjadi.

Tak hanya itu, semua jaringan komunikasi putus seketika, bahkan akses jalan dan penerbangan juga putus.
" Na Nagis rasanya, liat keadaan kayak gini," tulis Ferry di pesan Whatsapp tersebut.
Ferry mengatakan jika semua rumah retak dan hancur tak bersisa,termasuk rumah keluarganya.
' Kalau ada gempa naik lg, Gini Rupanya Sunami,' terang Ferry yang baru merasakan kengerian gempa tsunami
Baca: Laga Amal : Live Streaming Arema vs Madura United di Indosiar, Untuk Haringga Sirila, Pukul 18.00
Baca: Esteban Vizcarra Dipanggil Timnas Indonesia, Persiapan Piala AFF 2018, Begini Reaksinya
Baca: Calon Suami Dapat Warisan Benda Ini dari Mendiang Kakaknya, Syahrini Langsung Menangis
Baca: Besok Bakal Ada Gangguan Saat Daftar CPNS, Ini Caranya Agar Akses Tak Lemot dan Tetap Berhasil
Pada percakapan lainnya, Ferry mengaku sempat pasrah ketika peristiwa tersebut terjadi.
kala itu dirinya tengah berada di dalam kamar mandi , lalu tiba-tiba gempa dahsyat terjadi menyebabkan lampu setika padam.

'Tekurung di kamar mandi, lemari dapur ambruk semua, ngga ada jalan keluar, namun Alhamdulilah ada jalan dan bisa selamat," ceritanya.
Untuk sekarang Ferry diketahui tengah berada di salah satu posko bersama dengan masyarakat lainnya.
Sebelumnya, Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, meningkat menjadi 384 orang.
Selain ratusan korban meninggal, menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), tercatat 29 orang hilang dan 540 luka berat.
Data tersebut merupakan pemutakhiran dari data yang sebelumnya dirilis BNPB pada pukul 10.00 WIB, yaitu 48 orang meninggal dunia dan 356 orang luka-luka Baik korban meninggal maupun luka berat disebabkan karena terdampak gempa dan tsunami.
"Korban disebabkan karena gempa dan tsunami," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho, di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018).

Saat ini, baru separuh dari jumlah korban meninggal yang berhasil diidentifikasi oleh Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Polri masih terus berupaya mengidentifikasi seluruh korban. Menurut Sutopo, jumlah korban tersebut masih akan bertambah.
Sebab, hingga saat ini, proses evakuasi masih terus dilakukan.
Namun demikian, belum seluruh daerah terjangkau petugas.
"Jumlah masih akan terus bertambah karena proses evakuasi terus dilakukan. Belum semua daerah terjangkau petugas," ujar Sutopo.

"Alat berat diperlukan, personel Tim SAR perlu ditambah," kata dia.
Hingga saat ini BNPB belum bisa menyampaikan jumlah korban terdampak gempa dan tsunami di Kabupaten Donggala.
Sebab, hingga saat ini listrik di wilayah tersebut masih padam sehingga menghambat komunikasi.
Sejak gempa mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat (28/9/2018) pukul 17.02, sejumlah gempa susulan terus terjadi di kawasan tersebut hingga Jumat malam.
Tercatat, setidaknya ada 13 gempa dengan kekuatan di atas magnitudo 5 sejak pukul 14.00 WIB hingga 21.26 WIB.
Sedangkan jumlah korban luka-luka mencapai 356 orang, dan ribuan rumah rusak.
Gempa skala 7.7 Skala ricter melulutankan kota Palu dan Donggala pada jumat Sore kemarin (28/9).
Tak hanya itu gelombang Tsunami muncul dengan ketinggaan ombak yang tinggi menyapu beberapa pemukiman warga.