Berita Bidikmisi-Rektor Unsri Jelaskan Tahapan Pendaftaran, Kuota, dan Pentingnya Peran Sekolah

Ia menjelaskan Bidikmisi bukan menggratiskan biaya pendidikan, namun seluruh biaya sudah ditanggung oleh pemerintah pusat. Ini Syaratnya

tribunsumsel.com/Sri Hidayatun
Rektor Universitas Sriwijaya Prof Dr Ir. H. Anis Saggaff, MSCE 

TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG - Pelajar kelas 12 SMA bersiaplah, Universitas Negeri Sriwijaya mengisyaratkan akan memulai proses pendaftaran Biaya Pendidikan Miskin Berprestasi (Bidikmisi) pada bulan Januari 2019.

Rektor Universitas Sriwijaya Prof Dr Anis Saggaf MSCE memberikan sejumlah penjelasan dan prosedur seputar Bidikmisi.

Anis mengatakan syarat-syarat Bidikmisi dapat dilihat melalui website resminya di bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id.

"Semuanya lengkap, mulai dari syarat, ketentuan hingga batas usia peserta Bidikmisi ada di websitenya, jadi lihat disana dan ikuti prosedurnya," ujar Anis.

Baca: Berita Pilpres 2019, SBY Lakukan Pidato Pemenangan Pemilu 17 September Ini

Baca: Berita Perampokan Toko Emas Sinar Mas di Palembang, Pukul Etalase Pakai Linggis Berbalut Kain Putih

Baca: Berita Politik Hari Ini, Fahri Hamzah Minta Jokowi Belajar dari Korsel Untuk Pembubaran KPK

Ia menjelaskan Bidikmisi sebenarnya bukan menggratiskan biaya pendidikan, namun seluruh biaya sudah ditanggung oleh pemerintah pusat.

Anis kemudian menjelaskan alur Bidikmisi.

"Awalnya sekolah mengisi PDSS (Pangkalan Data Siswa dan Sekolah) untuk ikut SNMPT dan SBMPTN. Prosedur PDSS yaitu pihak sekolah SMA atau sederajat, memasukan data siswanya beserta nilai rapot sampai semester 5, setelah terisi maka data yang dimasukan akan tersimpan di Dikti,"

"Lalu setiap anak yang telah terdaftar disitu dapat mengisi data Bidikmisi secara online dan harus yang bersangkutan mengisi bukan pihak sekolah," jelasnya.

Baca: Berita Penerimaan CPNS 2018-Formasi Tenaga Pendidik 122.454, Kebutuhan Guru Daerah Paling Banyak

Baca: Berita Politik Terkini, Partai Bermain Dua Kaki di Pilpres 2019, Ini Alasannya

Baca: Kocak, Iwan Fals Kembali Buka Poling Pilpres 2019, Tapi Pasangannya Ditukar Bgini Hasilnya

Lanjut Anis, setelah siswa mendaftar ke website Bidikmisi langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memberitahu Kepala Sekolahnya.

"Karena setiap Kepala Sekolah dari panitia pusat sudah ada username password untuk membuka Bidikmisi, selanjutnya ia memverifikasi layak atau tidak siswanya ikut program Bidikmisi yang dinilai dari perekonomian serta nilai akademisnya," katanya.

Dikarenakan dalam hal ini peranan kepala sekolah cukup penting, maka dari itu Anis sangat mengimbau kepada seluruh kepala sekolah untuk mendaftarkan siswanya yang berasal dari keluarga tidak mampu supaya mendaftarkan mereka ke Bidikmisi dan jangan sampai ada yang terlewat.

Baca: Dulu Kawan, Kini Jadi Lawan di Pilpres, Detik-detik Erick Thohir dan Sandiaga Uno Akhirnya Pelukan

Baca: Kisah Hidup Erick Thohir, Ayahnya dari Keluarga Miskin, Lalu Menjelma Jadi Konglomerat

Baca: Ingat Anggodo Widjojo yang Terjerat dalam Kasus Cicak-Buaya? Kini Dikabarkan Meninggal Dunia

"Karena walaupun peserta telah mendaftar apabila kepala sekolah tidak mendukung dengan membantu mendaftarkan, maka siswa tersebut tidak akan bisa diterima mengikuti Bidikmisi," jelasnya.

Dia mengaku prihatin pada mahasiswa dari keluarga tidak mampu yang lulus masuk Perguruan Tinggi melalui jalur SNMPTN ataupun SBMPTN, namun tidak terdaftar sebagai penerima Bidikmisi.

"Tidak ada kuota untuk peserta pendaftar Bidikmisi, yang menentukan layak atau tidaknya peserta untuk terdaftar adalah panitia pusat," ungkapnya.

Baca: Bukan Syahrini, Feni Rose Blak-blakan Sebut Comedian Ini Artis Terkaya No 2 Setelah Raffi Ahmad

Baca: Niat Puasa Muharram atau Puasa Assyura (Arrafah) Berikut Keutamaannya

Anis berpesan bagi seluruh masyarakat yang memiliki kemampuan membayar biaya di Perguruan Tinggi untuk tidak mengikuti program Bidikmisi.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved