Pilpres 2019
Jurnalis Asing Beberkan 'Jurus' Luhut Panjaitan untuk Menangkan Jokowi di Pilpres 2018
Wartawan sekaligus penulis asal New Zealand, John McBeth, menulis mengenai bekingan politik Presiden RI Joko Widodo dalam Pilpres 2019 nanti.
Tim baru yang di dibentuk Luhut, Bravo dipimpin oleh mantan wakil kepala militer Fachrul Razi (71) yang sudah lama berada di asosiasi Panjaitan dan anggota dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Ada pula Wiranto (71), pensiunan kepala angkatan bersenjata yang kini menjabat jadi menteri koordinator bidang politik.
Yang lain dalam tim ini di antaranya saudara perempuan Luhut Panjaitan sekaligus mantan duta besar untuk Argentina Nurmala Kartini Sjahrir (68)
Ada pula nama pensiunan jenderal Suaidi Marasabessy.
Bahkan Saurip Kadi, teman sekelas Susilo Bambang Yudhoyono yang menjabat jadi asisten khusus Wiranto.
Diketahui pula ada nama Marasabessy (71) seorang komandan daerah Ambon dan yang sebelumnya terkait dengan partai Demokrat SBY.
Kadi (67) seorang teman seangkatan Yudhoyono, mendapatkan reputasi sebagai pengkhianat dan karirnya berakhir setelah dia menulis sebuah buku yang mengungkapkan rincian serangkaian skandal di militer.
Panjaitan juga telah merekrut mantan sekretaris kabinet Andi Widjajanto, (47), untuk kepala Tim Charlie.
Baca: Yayan Ruhian Si Mahesa Birawa Ingin Bernostalia di Palembang, Ia Ternyata Pernah Tinggal di 26 Ilir
Tim Charlie yang akan fokus pada dukungan di Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Gorontalo dan Nusa Tenggara Barat, lima provinsi di mana Widodo kalah dari Prabowo pada tahun 2014.
Namun Jokowi telah berusaha merebut hati masyarakat Lombok di Nusa Tenggara Barat, dengan memberi pidato penutup Asian Games disana di depan para korban gempa.
Ia juga membuka jalan untuk kampanye dengan pembangunan kembali 70.000 rumah .
Sementara itu dijelaskan dalam artikel tersebut, Tim Bravo terdiri dari para jenderal yang lulus dari akademi militer pada pertengahan tahun 1970-an.
Sementara para perwira senior pensiunan di Tim Charlie, (Cakra atau senjata mistis Wisnu) semua lulus setelah 1977.
Widodo juga bisa mendapat bantuan dari Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias "Ahok" yang masih menjalani hukuman penjara dua tahun karena kasus penistaan agama dalam salah satu pidato kampanyenya.
(TribunWow.com/Ekarista R.P)