Pilpres 2019
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, Ungkap Akun yang Ingin Guremkan Partainya
Mardani Ali Sera angkat bicara terkait banyaknya akun yang dianggap robot menyatakan ketidaksukaan dengan partainya
TRIBUNSUMSEL.COM - Ketua DPP PKS sekaligus deklarator #2019GantiPresiden, Mardani Ali Sera angkat bicara terkait banyaknya akun yang dianggap robot menyatakan ketidaksukaan dengan partainya.
Mardani yang dikenal memiliki banyak lawan politik jelang pemilihan presiden ini, menyatakan bahwa dirinya tetap memperjuangkan kampanye hastag ganti presiden sesuai konstitusional.
Baca: Intip Gaya Hidup Mewah Richard Muljadi, Cucu Konglomerat yang Tertangkap Isap Kokain
Baca: Ini Provokator yang Hujat Via Vallen Soal Lipsync Opening Asian Games 2018, Ternyata Haters Bayaran
Bahkan pria yang digadang-gadang akan menjadi wakil gubernur DKI Jakarta menggantikan Sandiaga Uno ini pun, terus bersuara agar 2019 tetap ganti presiden.
Kali ini Mardani, menjawab pertanyaan netizen yang diperkirakan sebagai akun robot.
Melalui akun twitternya, Mardani pun menyatakan bahwa akun-akun tersebut merupakan akun yang dinilai sebagai pendukung yang senang dibohongi.
Beberapa bulan ini ada beberapa akun ingin guremkan pks, ketika dilihat jejak digitalnya mereka pendukung partai yg korupsinya tinggi, pendukung penista agama, senang di bohongi.
Baca: 9 Orang Ini Dituding Pernah Diculik Tim Mawar, Gerindra Sebut Sebagiannya Jadi Kader
Selain itu, Politisi PKPI, Teddy Gusnaidi memberikan tanggapan atas pernyataan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang menyindir struktur tim pemenangan pasangan Joko Widodo (Jokowi) - Maruf Amin.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun Twitter, @TeddyGusnaidi, yang diunggah pada Rabu (22/8/2018).
Awalnya, Teddy mentautkan pemberitaan saat Mardani Ali Sera menyebut intelligence quotient atau kecerdasan intelektual (IQ) komunal timses Jokowi-Ma'ruf hanya 80.
Terkait hal itu, Teddy segera mengatakan jika untuk mengukur IQ seharusnya berdasarkan ilmiah dan bukan berdasarkan kebencian.
Bahkan, dirinya menyebut IQ komunal PKS rendah saat memilih bergabung dengan koalisi Prabowo.
@TeddyGusnaidi: "Mengukur IQ itu harus berdasarkan ilmiah, bukan berdasarkan kebencian.
Ketika PKS bergabung dengan koalisi Prabowo, secara ilmiah, IQ Komunal PKS dapat dipastikan rendah.
@MardaniAliSera @PKSejahtera
@msi_sohibuliman"
Cuitan Teddy Gusnaidi (Capture Twitter)
Sementara itu diberitakan Tribunnews, sembilan Sekretaris Jenderal Partai pengusung bakal pasangan calon Jokowi-Maruf menyerahkan struktur tim pemenangannya ke KPU pada Senin (20/8/2018).
Struktur tim yang diserahkan berjumlah 150 orang, lengkap mulai dari dewan pembina, pengarah, hingga direktur.
Hanya saja belum ada nama ketua tim pemenangan.
Tim pemenangan masih berubah hingga satu hari menjelang masa kampanye.
Terkait hal itu, Mardani Ali Sera merasa heran jika dalam struktur tim pemenangan yang diserahkan tersebut belum juga dicantumkan nama Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) .
"Aneh semua lengkap sampai 150 nama tapi ketua nggak ada," kata Mardani, Selasa, (21/8/2018).
Menurut Mardani, belum adanya nama ketua memunculkan spekulasi bahwa tim pemenangan sangat bergantung pada peronal, bukan tim.
"Padahal bisa jadi IQ personal 120 tapi IQ komunal (kumpulan) bisa cuma 80, karena semua sangat tergantung ketua, ketua dan ketua," katanya.
Mardani juga menyoroti pelibatan sejumlah menteri kabinet kerja dan pejabat lainnya dalam tim pemenangan. Menurut Mardani para menteri sebaiknya fokus untuk bekerja pada sisa periode jabatan.
"Pelibatan menteri dan pejabat negara perlu sama-sama dijaga etika dan peran di ruang publiknya. Akan lebih baik jika para menteri fokus pada pekerjaannya yang sudah berat," katanya.
Meskipun demikian Mardani mengatakan poros Prabowo Subianto - Sandiaga Uno siap bertarung dengan sehat dalam Pemilu Presiden. Berkompetisi dengan jujur dan adil dalam pesta demokrasi lima tahunan.
"Dan tentunya juga elegan," pungkasnya.