Peneliti Anggap Susu Kecoak Pengganti Sapi di Masa Mendatang
Para ilmuwan meyakini bahwa " susu" kecoak bisa menjadi makanan super bagi umat manusia di masa mendatang
TRIBUNSUMSEL.COM - Terdengar agak menggelikan sekaligus mengerikan, tapi para ilmuwan meyakini bahwa " susu" kecoak bisa menjadi makanan super bagi umat manusia di masa mendatang.
Keyakinan berawal pada 2016 silam ketika sebuah tim peneliti internasional menyusun kristal protein yang terdapat pada usus tengah kecoak.
Baca: Menyedihkan, Demi Lawan Kanker. Istri Indro Warkop Hanya Boleh Minum Ini
Baca: PKS Duga Jenderal Gatot Ketua Tim Kampanye Jokowi, Dua Sekjen Ini Heran Sampai Sebut Salah Prediksi
Baca: Link Live Streaming Semifinal Bulutangkis, Indonesia vs Jepang, Pukul 18.30
Mereka menemukan sesuatu yang di luar dugaan.
Ternyata, protein pada susu kecoak empat kali lebih bergizi dari susu sapi.
Tak heran hal ini membuat mereka berpikir jika susu kecoak bisa menjadi kunci untuk memberi makan populasi kita yang akan makin berkembang di masa depan.
Seperti yang kita ketahui, kebanyakan kecoak bereproduksi dengan bertelur. Namun ada satu spesies kecoak yang ternyata melahirkan.
Sama seperti manusia, kecoak dari jenis Diploptera punctate ini menghasilkan makanan untuk anak-anak mereka.
Induk mereka mengeluarkan zat cair mengandung lemak, gula dan protein layaknya susu. Setelah ditelan, cairan ini kemudian berubah mengeras sebagai kristal protein di dalam usus anak-anak kecoak.
Nutrisi inilah yang menyokong kehidupan anak-anak kecoak sehingga dapat bertumbuh dengan kecepatan yang tak terkira.
Para ahli serangga sebenarnya telah lama mengetahui bahwa spesies ini mengeluarkan makanan cair. Namun, mereka tidak mengira jika kandungannya kaya manfaat.
Baca: Pengamat Nilai Faktor KH Maruf Amin Malah Menggerus Suara Jokowi, Kurangnya Sampai Segini
Baca: Presenter Kamidia Radisti Menangis Saat Live, Ketika Yuli Eko Irawan Raih Emas Angkat Besi
Barulah saat pemeriksaan lebih lanjut, terungkap jika susu kecoak adalah salah satu zat paling bergizi dan berkalori di planet ini.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Institute of Stem Cell Biology and Regenerative Medicine di India kini mengurutkan gen yang bertanggung jawab memproduksi kristal protein untuk melihat apakah mereka bisa mereplika protein ini dalam laboratorium.
Mereka juga melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah protein tersebut beracun bagi manusia.
Sebab, bukan tidak mungkin jika temuan ini menjadi alternatif pengganti susu sapi yang kini sedang banyak mendapat sorotan karena berkontribusi besar pada efek gas rumah kaca.
"Kristal ini seperti makanan lengkap, memiliki protein, lemak dan gula. Ada kandungan asam amino esensial juga," kata Sanchari Banerjee, salah satu tim peneliti yang terlibat.