Pilpres 2019
Pengamat : Tidak Ada Pilihan Bagi PKS, Selain Berkoalisi dengan Kubu Prabowo
Ketua Komite Pemilih Indonesia (TePI), Jeirry Sumampow menjelaskan tidak ada pilihan bagi PKS selain berkoalisi dengan kubu Prabowo
TRIBUNSUMSEL.COM - Direktur Pencapresan PKS, Suhud Alynudin yang menyatakan terciptanya opsi abstain dalam pengusungan calon presiden dan calon wakil presiden, menjadi perbincangan di kalangan politisi.
Padahal, Majelis Syuro PKS masih terus berkomunikasi dengan partai koalisi pendukung Prabowo Subianto.
Baca: Pasca 8 Tahun Berlalu,Kasus Video Panas Cut Tari-Luna Maya Baru Digugat ke Sidang Praperadilan
Baca: Disebut Bakal Jadi Cawapres Prabowo, Ustaz Abdul Somad: Kalau Bukan Ahlinya Tunggu Kehancuran
Baca: Ada yang Janggal Saat Ustaz Somad Ceramah di DPRD Sumsel
Baca: Bendera Israel Berkibar di Palembang di Antara Bendera Peserta Asian Games
Belakangan, dia meralat pernyataannya bahwa hal itu merupakan pendapat pribadi.
Ketua Komite Pemilih Indonesia (TePI), Jeirry Sumampow menjelaskan tidak ada pilihan bagi PKS selain berkoalisi dengan kubu Prabowo. Pilihan abstain justru akan merugikan bagi PKS. Pasalnya, sesuai dengan peraturan, partai tersebut tidak dapat mengusung dalam pemilu berikutnya.
"Setiap partai tidak mau kehilangan momen untuk mengusung calon presiden pada pemilu berikutnya," ujarnya.
"Mereka yang tidak memiliki figur untuk dicalonkan dalam kontestasi lima tahunan tersebut, akan berkompromi dengan partai yang mempunyai figur."
Keuntungan elektoral, menurutnya, justru akan lebih banyak diperoleh kepada partai yang memiliki figur dibanding yang hanya ikut dalam koalisi. Apalagi, ambang batas menjadi hambatan utama tidak dapat mencalonkan sendiri.
Sikap Berbeda Sekjen PKS
Tribun yang mengikuti pertemuan antar sekjen partai pengusung Prabowo, melihat sikap yang berbeda dari Sekjen PKS, Mustafa Kamal.
Saat pertemuan yang digelar di kawasan Kemang, Rabu (1/8) malam, Mustafa lebih memilih untuk tetap di mobil dan turun di dalam rumah. Sedang sekjen partai lainnya, menyempatkan diri untuk melayani pertanyaan wartawan.
Begitu juga ketika pertemuan selesai sekitar satu setengah jam. Mustafa segera memasuki mobil dan menyatakan bahwa partainya tetap memperjuangkan hasil dari rekomendasi Ijtima Ulama. "Kami masih berpegang teguh pada rekomendasi dari Ijtima Ulama," ucapnya seraya masuk ke dalam mobil.
Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani menjelaskan pertemuan berjalan cair. Keempat sekjen partai mengeluarkan pandangannya masing-masing terkait dengan pemilu.
Bahkan, dia sempat menganalogikan pertemuan seperti membahas acara perkawinan. Seorang mempelai sudah siap untuk menikah. Sedang mereka menyusun hal teknis untuk penyelenggaraan.
"Semua berjalan baik. Tidak ada masalah. Ini kan penyusunan panitia untuk kondangan. Mempelai sudah ada. Tinggal pelaksanaan saja," ujarnya.
Hingga saat ini, belum ada pembahasan lain, selain teknis pemenangan. Mereka baru akan membahas pasangan apabila waktunya sudah tepat. "Itu belum. Ini kan PAN masih harus Rakornas dulu. Setelah itu, baru kami bahas," ungkapnya.(ryo)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PKS Abstain atau ''Menyerah'' kepada Keputusan Koalisi?, http://www.tribunnews.com/nasional/2018/08/03/pks-abstain-atau-menyerah-kepada-keputusan-koalisi?page=all.