Berita Palembang
Kementerian Perhubungan Minta Maaf, Atas Insiden LRT di Palembang yang Berhenti Mendadak
Pemerintah meminta maaf kepada masyarakat di Wilayah Sumatera Selatan atas ketidaknyamanan menggunakan LRT Sumsel
TRIBUNSUMSEL.COM - Kementerian Perhubungan menanggapi atas insiden LRT SUMATERA SELATAN BERHENTI MENDADAK.
Melalui keterangan resmi Nomor: 28/SP/VIII/DJKA/2018, Tanggal 2 Agustus 2018.
Menyikapi kejadian berhentinya LRT Sumatera Selatan, secara mendadak pada segmen Stasiun Asrama Haji menuju Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II,
Pemerintah meminta maaf kepada masyarakat di Wilayah Sumatera Selatan atas ketidaknyamanan menggunakan LRT Sumsel pada saat pelaksanaan ujicoba operasi LRT Sumsel, Rabu, 1 Agustus lalu.
Sebagai Informasi, LRT Sumsel ini adalah LRT pertama yang dibangun dan akan segera dioperasikan di Indonesia.
Dari mulai pembangunan konstruksi, fasilitas persinyalan dan operasi, stasiun, pembuatan sarana kereta LRT hingga pelaksanaan pengujian semuanya dilaksanakan sendiri oleh putra-putri Indonesia.
Dalam proses pelaksanaan kegiatan tersebut, keselamatan dan keamanan tetap menjadi faktor utama dari awal pengerjaan, hingga nanti LRT Sumsel ini sudah siap resmi beroperasi.
Saat ini, LRT Sumsel masih pada tahapan ujicoba operasi,dengan menggunakan 2 trainset yang sudah diuji dan tersertifikasi.
Sedangkan 6 trainset LRT lainnya masih terus dikejar penyelesaian masa uji dan sertifikasinya.
Sehingga nantinya ketika benar-benar sudah resmi beroperasi total akan ada 8 trainset yang akan disiapkan, dengan rincian sebagai berikut: 6 trainset beroperasi, 1 trainset cadangan dan 1 trainset perawatan rutin (maintenance).
Terkait kejadian berhenti mendadak LRT Sumsel, 2 kilo menjelang Sta. Bandara SMB II (stasiun tujuan), kondisi cuaca kota Palembang memang sedang dilanda hujan lebat.
Tetapi, kondisi cuaca tersebut tidak mempunyai dampak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap operasional LRT Sumsel.
Penyebab kejadian berhenti mendadaknya LRT Sumsel ini, setelah dilakukan penyelidikan oleh Tim Ditjen Perkeretaapian bersama PT.INKA dan PT.KAI (Persero) adalah karena permasalahan kendala teknis pada sistem pengamanan operasional LRT Sumsel.
Pada saat kejadian, sensor pintu mengeluarkan indikator open, bahwa masih ada pintu LRT yang terbuka (setiap pintu LRT Sumsel terdapat sensor pintu).
Indikator ini juga terbaca di kabin masinis. Karena indikator menunjukkan open, awak sarana LRT Sumsel mengadakan pengecekan kembali untuk memastikan bahwa pintu kereta sudah benar-benar tertutup.