HUT RI ke 73

HUT RI ke-73 2018: Ini 5 Kejadian Tak Terlupakan HUT RI Tahun Lalu, No 4 Berujung Kematian

kejadian tak terlupakan pada perayaan 17 Agustus 2017 lalu. Sebuah rekaman video yang memperlihatkan seorang pria

TRIBUNSUMSEL.COM/SRI HIDAYATUN
Kecelakaan tunggal yang terjadi di perbatasan Palembang-Banyuasin kembali terjadi di jalan Gubernur HA Bastari, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Rabu (16/8/2017) sekitar pukul 09.00 (tribunsumsel.com/Sri Hidayatun) 

TRIBUNSUMSEL.COM-Hari Ulang Tahun Republik Indonesia seolah menjadi hajat bersama penduduk Indonesia.

Segala penjuru merayakan kemerdekaan Bangsa Indonesia dengan gembira dan antusias.

Mulai dari upacara bendera, menggelar perlombaan, atau jalan-jalan bersama keluarga di hari kemerdekaan.

Saat ini bangsa Indonesia telah memasuki bulan kemerdekaan dan tak berapa lama lagi tanggal 17 Agustus 2018 akan segera tiba.

Sebelum itu Tribunsumsel.com akan merangkum berbagai kejadian tak terlupakan pada perayaan 17 Agustus 2017 lalu.

Sebuah rekaman video yang memperlihatkan seorang pria yang menjadi wasit dalam pertandingan tarik tambang menjadi perbincangan.

1. Wasit Injak Tali Lalu Terjengkang

Ia berdiri menginjak tali.

(Instagram)

Sambil menghitung satu, dua, dan tiga, pria ini meloncat.

Tapi sayang, kaki masih tersangkut tali.

(Instagram)

Wal hasil, pria ini jatuh ke belakang.

Kontan, warga di sekitarnya tertawa.

(Instagram)

Waduh, kasihan juga ya, wasit ini.

Video ini diunggah oleh akun @jundaaminuddin pada Senin (21/8/2017).

"Korban 17 Agustus. Biasanya wasit jadi korban hanya ada dalam sepak bola, tapi wasit ini lain daripada lain. Kwkwkwk," tulis caption postingan itu.

2. Lomba mengkafani 

Kalau biasanya lomba yang digelar adalah makan kerupuk, panjat pinang, lari kelereng dan lain sebagainya.

Kali ini Irfan Hakim membagikan suatu lomba antimainstream yang digelar oleh santri.

Mereka para murid belajar mengkafani.

Dan yang bikin semakin merinding adalah model yang dikafani adalah murid yang juga masih hidup.

"Ini ada-ada aja.... hahahaha

Tadi malam, santri2 AsySyuro, parakan muncang, berpartisipasi dalam "Balap Tobat" lomba pasang kafan ke calon Jenasah.

Dan mengukir sejarah buat warga sekitar, sebagai Record shalat Isya berjamaah terbanyak dalam perjalanan bermasyarakat mereka.

Idenya bagus dan mengingatkan kita akan kematian.

Sekaligus menjaga ilmu tentang pengurusan jenazah.

Tapi serem juga yaaa hahaha. Kasian yg jadi 'model'nya," tulis Irfan pada caption.

Mereka melakukannya dengan tertawa-tawa senang dan antusias.

@dinisan9pemikat: "Kereeennn... idenya kece haha.. hompimpa kynya bwt jd modelnya."

@poetrybeibybeiby: "Kreatif idenya... Jadi inget mati."

@daud_jones: "Serem amat lomba nya, anti maenstream."

@aipssypn: "Keren kreatif,,, mengingatkan kita akan kembali pada-NYA."

3. Tangisan di Hari Kemerdekaan

Luapan kegembiraan di hari kemerdekaan Republik Indonesia ‎yang ke 72, di Kelurahan Siring Agung, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II berubah menjadi tangis kesedihan.

Para para penonton yang menyaksikan berbagai jenis lomba tiba-tiba larut dalam suasana duka dan kesedihan.

Heni (34) warga Rt, 05 Kelurahan Siring Agung, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II menangis sejadi-jadinya.

Heni yang duduk di kursi plastik warna merah itu tanpa rasa malu menumpahkan air matanya.

Pipinya yang semula menggunakan makeup perlahan-lahan luntur karena basah oleh air mata.

Semakin banyak yang melihat tangisan Heni semakin menjadi-jadi.

Bahkan warga sesama penonton coba ikut menenangkanya namun upaya itu gagal.

Warga yang menonton disaluran irigasi itu pun mulai bertanya-tanya dalam hati dan kebingungan.

Mengapa Heni ‎tiba-tiba menangis sesedih itu.

Tangisan Heni seolah menyimpan rasa sakit dan sedih yang begitu mendalam.‎

‎Air mata yang keluar dari pipinya bukannya air mata buatan.

Semua orang bingung dan larut dalam kesedihan.

‎Rupanya seorang warga dari arah belakang mengatakan jika tangisan itu disebabkan, karena Heni teringat kematian anaknya yang ba‎ru berusia tiga hari.

Selain itu, rupanya Heni sedang mengikuti lomba menangis yang diikuti lima peserta ibu-ibu dan tiga bapak-bapak dalam rangka peringatan hari kemerdekaan yang ke 72 di kelurahan Siring Agung, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II.

Menangis
Menangis (Tribunsumsel.com/ Eko Hepronis)

"Saat ikut lomba belum sedih. Tapi setelah melihat teman menangis. Saya langsung teringat anak saya yang meninggal umur tiga hari itu ," ucap Heni pada Tribunsumsel.Com, Jumat (18/8).

Kesedihan tambah menjadi-jadi bahkan membuatnya susah bernapas itu.

Karena teringat beratnya pengorbanan saat mengandung anaknya.

Namun tiba-tiba ketika lahir ke dunia anaknya itu meninggal dunia dalam usia tiga hari.

"Yang buat sakit itu karena tidak sempat menggendong dia (anaknya), tapi sudah meninggal lebih dulu," katanya.

4. Kecelakaan 1 Keluarga di Hari Kemerdekaan

 Kecelakaan tunggal yang terjadi di perbatasan Palembang-Banyuasin kembali terjadi di jalan Gubernur HA Bastari, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Rabu (16/8/2017) sekitar pukul 09.00

Seluruh penumpang yang berjumlah tujuh orang yang berada didalam mobil pun mengalami luka-luka cukup serius.

Dan satu penumpang yakni bernama Sa'ada (60) harus merenggang nyawa di lokasi kejadian.

Baca: Aldi Tewas Dilindas Truk Batubara, Polisi Temukan Sopir Truk Sembunyi di Desa Darmo Muara Enim

Baca: Jadikan LRT Sumsel Sebagai Gaya Hidup Masa Kini

Para korban ini pun dibawa ke RSUD Bari untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut akibat kecelakaan yang dialami.

Kecelakaan tunggal yang terjadi di perbatasan Palembang-Banyuasin kembali terjadi di jalan Gubernur HA Bastari, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Rabu (16/8/2017) sekitar pukul 09.00
Kecelakaan tunggal yang terjadi di perbatasan Palembang-Banyuasin kembali terjadi di jalan Gubernur HA Bastari, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Rabu (16/8/2017) sekitar pukul 09.00 (tribunsumsel.com/Sri Hidayatun)

Ditemui di RSUD Bari, terlihat para korban ini sedang mendapatkan perawatan.

Ada yang mengalami luka ringan hingga luka berat dibagian tubuh para korban.

Samuid (52) salah satu korban menceritakan kejadian bermula ketika dirinya bersama anggota keluarganya hendak ke Palembang dari Desa Jawo, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel.

Kedatangan mereka ini hendak merayakan pesta 17 Agustus di rumah kakaknya yang ada di dekat pasar Cinde.

Namun nahas belum sempat menikmati liburan HUT RI malah dirinya dan keluarga harus mengalami kecelakaan di lokasi kejadian.

"Kami sengaja ke Palembang karena mau liburan 17 Agustusan pak tapi malah alami kecelakaan seperti ini, " ujarnya menangis.

Ia mengatakan ketika di TKP, datanglah sepeda motor dari arah yang sama menyalip kendaraan yang ia bawa yakni mobil minibus APV dengan nopol BG 1720 DD.

Karena terkejut, mobil pun oleng dan membanting setir ke kiri sehingga masuk kedalam lubang.

Nahasnya, saat hendak menginjak pedal rem, namun justru pengendara terinjak pedal gas, sehingga mobil semakin melaju dan terguling-guling beberapa kali.

"Saya itu menghindari motor didepan kami pak karena saya terkejut. Saat banting setir masuk lubang dan ketika hendak injak rem malah terinjak gas sehingga mobil terguling sebanyak dua kali, " ungkap dia.

5. Presiden Jokowi Pimpin Upacara 17 Agustus 2017 Berpakaian Khas Kalsel

Upacara peringatan pengibaran bendera Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, tahun ini terlihat berbeda dibanding sebelumnya. Para pejabat negara yang hadir dalam upacara 17 Agustus mengenakan pakaian khas daerah, termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Presiden Jokowi kali ini mengenakan pakaian daerah asal Kalimantan Selatan. Sedangkan Kalla tampak memakai pakaian adat Bugis.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved