Berita Sriwijaya FC
Presiden Sriwijaya FC: Evaluasi di Tubuh SFC Untuk Menyelamatkan Tim
Manajemen Sriwijaya FC melakukan evalusi terhadap tim. Delapan pemain resmi dilepas oleh tim asal kota pempek tersebut.
Dodi menyebutkan, kondisi yang terjadi saat ini berbeda dengan 10 tahun yang lalu saat ia memulai menangani SFC.
Menurutnya, saat itu hutang SFC mencapai Rp 12 miliar dan gaji telat tujuh bulan.
Hal itu ditambah dengan manajemen yang amburadul.
Namun, hal tersebut dapat ditolong oleh pemborosan APBD.
Baca: Presiden Sriwijaya FC: Evaluasi di Tubuh SFC Untuk Menyelamatkan Tim
"Klasemen urutan buncit. Tanya saja sama RD (Rahmad Darmawan) yang waktu itu memelas-melas minta SFC diselamatkan. Saya diminta tolong waktu itu oleh Baryadi untuk membenahi, bukan saya yang mau jabatan tersebut. Kalau sekarang kita banyak sponsor, tanpa APBD , pembayar pajak terbesar. Prestasi juga membanggakan. Jadi harus punya uang pribadi kalo sponsor tidak cukup," terangnya.
EKSKLUSIF: MM Telepon Langsung dari London Balas Tudingan yang Mengarah ke Manajemen Sriwijaya FC
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Kondisi yang dialami tim sepakbola kebanggaan warga Sumatera Selatan Sriwijaya FC (SFC) dinilai Komisaris Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Muddai Madang biasa-biasa saja dan baik-baik saja.
"Terkait keputusan melepas pemain, ini kan (SFC) klub profesional, satu hal yang biasa, melepas dan merekrut kembali, toh sekarang kita sedang merekrut pemain untuk putaran kedua. Kalah menang dalam sepakbola itu hal biasa"kata Muddai Madang yang saat ini berada di London, Inggris dalam rangka menghadiri wisuda putranya kepada Tribunsumsel.com.
Selain itu juga Muddai Madang memandingkan kondisi SFC dengan nasib yang dialami Jerman di Piala Dunia 2018 Rusia yang berakhir di babak penyisihan.
Padahal Jerman merupakan juara piala dunia edisi 2014 yang digelar di Brasil.
Sedangkan kondisi SFC sekarang berada di papan tengah yang menurutnya tidak begitu buruk.
"Kita baru saja meliat piala dunia, banyak kampiun-kampiun yang bertumbangan, Jerman tidak lolos 16 besar. Artinya kalah menang itu hal biasa. Toh posisi SFC masih di tempat baik, papan tengah. Ini akan kita perbaiki di putaran kedua. Ini kan hal biasa," sambungnya.
Dalam wawancara sekitar 16 menit melalui sambungan telepon itu, Muddai yang juga menjabat sebagai PLT Direktur Utama PT SOM menyoroti kritik dan saran yang diarahkan kepada manajemen PT SOM yang dinilainya tidak tahu peraturan, apalagi disampaikan lewat sosial media.
"Prinsipnya manajemen itu melapor ke pemegang saham, siapa saja pemegang sahamnya. Pemegang saham selain saya ada juga teman lain dan juga yayasan sekolah sepak bola yang dimiliki oleh Pemprov. Bisa saja gubernur itu langsung incharge (bertanggung jawab) sebagai kepala daerah provinsi."
"Jadi nanti manajemen akan menyampaikan ini ke pemegang saham dan juga ke gubernur apabila gubernur berkenan. Nanti manajemen melapor tapi tidak bisa dipaksa melalui sosial media, ini ada aturan ada mekanisme," tegasnya