Berita Prabumulih

Pasar Bedug di Prabumulih Ditutup, Pedagang Takjil Terpaksa Jualan di Pinggir Jalan

Penutupan pasar kuliner ramadan atau pasar bedug yang berlokasi di halaman kantor Walikota Prabumulih

Penulis: Edison | Editor: Melisa Wulandari
tribunsumsel.com/Edison Bastari
Para pedagang pasar kuliner ramadan atau pasar bedug yang berjualan di depan masjid agung Nur Arafah kota Prabumulih. 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Penutupan pasar kuliner ramadan atau pasar bedug yang berlokasi di halaman kantor Walikota Prabumulih oleh pemerintah, masih menyisakan kekecewaan bagi para pedagang dagangan takjil.

Para pedagang mengeluh lantaran kesulitan berdagang di tengah musim hujan yang nyaris tiap hari khususnya sore selalu melanda Bumi Seinggok Sepemunyian.

Pedagang yang semula berjualan di pasar bedug dengan terpaksa harus berjualan di pinggir jalan di depan masjid agung Nur Arafat Jalan Jenderal Sudirman kota Prabumulih.

Baca: Masyarakat Sepeda Indonesia Sumsel Desak Pemerintah Ciptakan Jalur Hijau

Para penjual takjil ini berjualan meramaikan depan masjid ketika tidak hujan, namun ketika hujan maka dagangan yang digelar terpaksa digulung lantaran tidak memiliki tenda maupun payung ukuran besar.

"Ya allah ngapo laju cak ini, pasar bedok yang selamo betahun-tahun kami selalu bersama ibu-ibu mencari sesuap nasi harus berakhir seperti ini, kocar kacir.

Saya sampai nangis liat jualan saya bersama ibu-ibu yang lain kehujanan, dagangan rusak, payung ngak ada.

Baca: Telkomsel Mudik Fair 2018, Berikan Diskon Tiket Mudik Untuk Pelanggan

Ingat anak di rumah mo makan apo kalu kami dak dapat uang," tulis Nunung, satu diantara pedagang takjil di akun pribadinya.

Ibu yang merupakan koordinator pedagang pasar bedug itu berharap para pejabat petinggi d kota Prabumulih hendaknya melihat apa yang dialami pihaknya yang kehujanan saat berjualan dan dagangan menjadi rusak.

"Coba bapak-bapak pemerintah trun ke jalan lihat kami, kalian cuma lewat bae pakai mobil plat merah.

Baca: Lawan Pelaku Penyerangan di Polsek Maro Sebo Jambi, 2 Polisi yang Terluka Diberi Penghargaan

Semua pedagang ngelus dada, ada yang pinjem modal buat dagang, jangankan mau untung sekarang malah buntung," katanya.

Para pedagang bahkan menyesalkan apa yang dilakukan pemerintah dengan menutup pasar bedug dengan alasan tidak jelas dan tidak memperbolehkan lahan digunakan untuk berjualan.

"Penutupan pasar bedug katonyo karena katik anggaran untuk sewa tenda, ok kami menerima itu.

Baca: Jadi Mualaf Secara Sembunyi-sembunyi,Begini Kehidupan Artis Ini Pasca Berhijab,Bikin Pangling

Tapi kenapa ketika kami pedagang pasar beduk sokongan untuk sewa tenda malah tidak diizinkan mendirikan tenda di lokasi pasar beduk," beber para pesagang

Para pedagang kecewa dan mengeluhkan pemerintah kota Prabumulih lantaran apa yang dilakukan tidak memihak ke rakyat kecil yang sejatinya berdasarkan dasar-dasar negara rakyat harus diutamakan.

"Kami bukan seperti pejabat atau PNS yang ada gaji dan THR, kami hanya mau cari makan di bulan ramadan.

Baca: Jadi Mualaf Secara Sembunyi-sembunyi,Begini Kehidupan Artis Ini Pasca Berhijab,Bikin Pangling

Makan saja kami susah, kami bersama ibu-ini pasar beduk kecewa," keluh para pedagang seraya mengatakan pihaknya bukan orang politik yang berjualan untuk suatu kepentingan.

Tidak hanya para pedagang, para tokoh dan masyarakat awam juga prihatin dengan tidak adanya lagi pasar beduk di kota Prabumulih.
"Selama ini pasar bedug selama sebulan, baru tahun ini terjadi seminggu. Kasihan sekali para pedagang harus berjualan di pinggir jalan di atas trotoar, apalagi musim hujan seperti ini kasian sekali," ungkap Abi, satu diantara masyarakat kota Prabumulih.

Baca: Lucinta Luna Tak Kunjung Respon Permintaan Masyarakat Manokwari, Senang-senang Aja Dulu

Sementara diberitakan sebelumnya, sebanyak 120 pedagang di pasar kuliner ramadan 1439 H atau pedagang pasar bedug kota Prabumulih, harus merasakan kekecewaan alias gigit jari.

Pasalnya, Pasar kuliner yang baru dibuka pada Kamis (17/5/2018) itu baru seminggu sudah ditutup oleh Pemerintah kota Prabumulih melalui Dinas Perdagangan.

Padahal jika tahun-tahun sebelumnya pasar bedug digelar pemerintah di halaman masjid agung Nur Arafag hingga menjelang lebaran namun justru di tempat baru tersebut hanya berlangsung satu minggu.

Baca: Rampas ATM Milik Warga, Pria Asal Tangerang Ini Ditangkap Petugas Polsek Lubuklinggau

Sementara, Kepala Dinas Perdagangan Pemkot Prabumulih, Junaidi SIP saat dikonfirmasi wartawan terkait penutupan pasar bedug mengatakan,

pihaknya sudah dari awal membuka pasar bedug telah menyampaikan kepada pedagang jika pengoperasian pasar bedug hanya berlaku selama satu minggu.

Pengoperasian pasar bedug hanya selama seminggu itu disebabkan keterbatasan anggaran di dinas Perdagangan.

"Kami tidak bisa memperpanjang biaya sewa tenda karena dana untuk sewa terbatas. Kalau untuk lokasi tidak dilarang, kami tidak bisa penuhi fasilitas tenda dan meja. Ini sudah menjadi kebijakan pimpinan," ujarnya singkat.

Baca: Uji Coba LRT Sumsel Hingga Akhir Juli, Naik LRT Seminggu Pertama Gratis Loh

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved