Inilah Sosok Abu Umar, Ketua JAD Jawa TImur, Doktrin Dita Oepriarto Lakukan Bom di Gereja Surabaya!

Dita Oepriarto disebut bukan otak atau dalang bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5/2018).

Terduga teroris yang ditangkap di Singosari, Kabupaten Malang itu tercatat sebagai warga RT 003/RW 002 Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.

Kabar penangkapan SA ramai diperbincangkan warga di lingkungannya.

Warga sudah mendengar kabar itu dari mulut ke mulut.

Tetapi, warga belum tahu persis soal kebenaran kabar tersebut.

“Saya sudah mendengar soal kabar itu (penangkapan SA). Warga sudah ramai membicarakan informasi itu.”

“Tapi untuk kepatiannya, saya belum tahu. Belum ada polisi yang datang ke sini,” kata Sutikno, Ketua RT 003/RW 002 Jatinom kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (16/5/2018).

Informasi yang dihimpun SURYAMALANG.COM, SA memang kelahiran Kabupaten Blitar.

SA lahir di Blitar pada 9 Juni 1983.

Data itu sesuai Kartu Keluarga (KK) milik SA yang disimpan ketua RT.

Berdasar KK yang disimpan ketua RT, SA tercatat kelahiran 9 September 1983.

Dalam KK SA itu, tercatat ada empat anggota keluarga, yaitu SA, I (istrinya), serta dua anak yang berusia 10 tahun dan 8 tahun.

“Saya masih bertemu SA sepekan lalu,” ujar Sutikno.

Sutikno mengakui SA kelahiran Desa Jatinom.

SA tinggal di Desa Jatinom sejak kecil sampai dewasa.

Tetapi, Sutikno tidak begitu kenal akrab dengan SA.

“Dia jarang ikut kegiatan di kampong. Tetapi dia aktif salat jemaah di masjid,” katanya.

Setahu Sutikno, SA jualan buku.

Namun, Sutikno tidak begitu tahu buku yang dijual SA.

“Di sini, dia tinggal di sini bersama istri dan dua anaknya di rumah orang tua SA,” ujar Sutikno.

Warga sudah mendengar informasi soal penangkapan SA di Malang.

Seorang warga, Kurniawan mengatakan selama ini perilaku SA biasa-biasa saja.

SA sering ikut salat jemaah di masjid di lingkungan setempat.

Namun, SA kurang sosialisasi dengan warga sekitar.

“Setahu saya, dia jualan buku. Saya ketemu dia (SA) sekitar dua pekan lalu,” ujarnya.

Warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan keluarga SA memang tertutup.

Kelurga SA jarang bergaul dengan  tetangga.

Istri SA keluar rumah hanya untuk beli sayur, dan mengantar anaknya ke sekolah.

“Dua anaknya disekolahkan di luar desa. Saya tidak tahu di mana,” kata warga itu.

Menurutnya, sebelumnya dandanan istri SA biasa-biasa saja.

Istrinya hanya memakai jilbab.

Tetapi, belakangan istri SA juga memakai penutup wajah.

“Istrinya disuruh pakai penutup wajah. Katanya kalau tidak mau akan diceraikan.”

“Mereka menikah sudah sekitar 10 tahun,” ujarnya.

(Surya/TribunBogor/Kompas.com/Tribun Video/Surya Malang)

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Abu Umar Bersama Istri Muda Saat Para Muridnya Ngebom 3 Gereja Surabaya,

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved