Ini 5 Fakta Mengejutkan Ketua JAD Aman Abdurahman yang Dituntut Hukuman Mati
Jaksa penuntut umum menuntut terdakwa terduga pelaku serangan teror bom Thamrin, Oman Rochman
Materi ceramah itu diambil dari buku seri materi tauhid karangannya sendiri.
Aman mengakui, banyak yang menjadikan materi ceramahnya sebagai rujukan.
Selain itu Aman juga dikenal sebagai seorang intektual yang mumpuni ilmu agamanya dan hapal kitab-kitab yang sangat tebal.
Dia banyak menerjemahkan tulisan-tulisan seorang ideolog Islam radikal asalah Yordania Abu Muhammad Al Maqdisi dan menyebarkannya lewat teman-temannya ke internet bahkan dari dalam penjara.
Menurut pengamat terorisme UI, Salahudin, tingkat kecerdasan Aman juga bisa dilihat dari rekam jejak akademisnya.
Salahudin mengatakan bahwa Aman diketahui lulus dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta dengan predikat cum laude.
"Itu bisa dicek dari akademik prudensial dia. Beliau adalah lulusan dari LIPIA Jakarta yang kemudian lulus dengan kategori mumtaz, cum laude," kata Salahudin.
4. Mengeluh di Sidang
Di persidangan, Aman Abdurrahman sempat mengeluh.
Dia mengaku tidak pernah diizinkan berkomunikasi atau dibesuk keluarganya sejak ditangkap pada 18 Agustus 2017.
"Sejak saya ditangkap sampai sekarang, saya tidak diizinkan komunikasi sama keluarga, untuk membesuk pun tidak, sudah 8 bulan," ujar Aman, 17 April 2018.
5. Bisa Video Call dari Penjara
Entah bagaimana, Aman Abdurrahman ternyata bisa menyampaikan ajarannya lewat smartphone dari bilik penjara.
Bahkan, di penjara ketat sekelas Nusa Kambangan sekali pun.
Pimpinan kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD) Zainal Anshori mengaku pernah melakukan video call dengan terdakwa peledakan bom di Jalan MH Thamrin, Aman Abdurrahman.
