Beredar Broadcast WA Agar Hindari Pusat-pusat Perbelanjaan, Simak Penjelasan Resmi Mabel Polri Ini
Duka mendalam dirasakan masyarakat Indonesia atas teror bom Surabaya di sejumlah titik.
Purwokerto:
Moro
Rita mall
Samarinda:
1. SCP
2. MALL MESRA
3. MALL LEMBUSWANA
4. MALL ROBINSON
5. MALL PM
6. BIGG MALL
Balikpapan:
1. E walk
2. BC
Cibinong:
1. Ramayana city poin
LAMPUNG
1.Mall Bumi Kedaton
2.Moka
3. Hipermart
Benarkah broadcast di atas sumbernya otoritas resmi di Tanah Air? Berikut ini penjelasan resmi Mabes Polri
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono memastikan informasi mengenai data sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia yang akan menjadi sasaran teror bom tak benar.
"Broadcast yang sudah beredar tentang Jakarta Siaga 1 juga ada nomor-nomor yang bisa dihubungi. Lalu ada nama-nama tempat perbelanjaan di Jakarta maupun Surabaya, tapi saat ini kami menyampaikan bahwa itu semua tidak benar," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Senin (14/5/2018).
Argo mengatakan, meski Kapolda Metro Jaya Idham Azis telah mengeluarkan status Jakarta dan sekitarnya Siaga 1, bukan berarti hal ini dapat dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk membuat situasi tak kondusif.
"Artinya, Siaga 1 yang dilakukan oleh kepolisian adalah meningkatkan kewaspadaan terutama berkaitan dengan orang yang masuk dengan kantor polisi, nanti ada pengecekan masuk kantor polisi, jangan sampai terjadi kejadian yang tidak diinginkan," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat tak mudah percaya dengan informasi melalui pesan berantai di sejumlah media sosial dan aplikasi pesan singkat mengenai aksi teror bom sebelum mendapatkan kalarifikasi resmi dari pihak kepolisian.
Laporkan Hoaks dan Ujaran Kebencian di Sini
Ledakan bom beruntun di Surabaya dan Sidoarjo memunculkan gejolak di tengah masyarakat. Salah satunya tampak dari penyebaran berita hoaks dan provokatif yang ramai di ranah maya.
Foto dan video tak layak juga sempat membanjiri linimasa media sosial, meski belakangan mulai memudar.
Bahkan, beberapa oknum politikus terkesan menunggangi kasus ini untuk kepentingan tertentu.
