Wawan Kurniawan alias Abu Afif Disebut dari Sumsel, Jejaknya Hanya Tercatat di Riau dan Jambi
Kericuhan di Rutan Mako Brimob dipicu masalah makanan kiriman keluarga Wawan Kurniawan alias Abu Afif, dititip seorang anggota polisi yang
Dia juga saat itu ditengarai mengetahui adanya pelatihan bom di Jambi.
27 Oktober 2017, Kajari Kampar mengusulkan kepada Mahkamah Agung agar persidangan kelompok teroris JAD dilakukab di Jakarta, dengan alasan pertimbangan keamanan.
Kemudian, kelompok ini diterbangkan ke Jakarta dan mendekam di rumah tahanan Mako Brimob, hingga terjadinya kericuhan dan penyanderaan polisi.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan delapan orang ditetapkan sebagai tersangka terkait dugaan aksi teror.
Mereka bagian dari 12 orang yang ditangkap di Sumatera Selatan.
"Delapan orang ditetapkan jadi tersangka AB; I alias AH; S alias AF; S alias AS; S; Z; B; dan SW alias S," beber Setyo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 18 Desember 2017.
Dari informasi yang dihimpun ke delapan orang itu yakni Abdul Kadir; Imron alias Abu Hasan; Suwarto alias Abu Jafar; Sugianto alias Abu Faris; Solihin; Zulkarnain; Budiman; Slamet Widodo alias Slamet.
Tujuh tersangka kasus dugaan terorisme yang ditangkap di beberapa tempat di Sumatera Selatan (Sumsul), diduga berasal dari jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jemaah Ansharut Tauhid (JAT).
Demikian Kabid Humas Polda Sumsel, AKBP Slamet Widodo, Selasa (12/12), menyampaikan hasil pemeriksaan sementara yang berlangsung di Mako Brimob Polda Sumsel.
Pemeriksaan berlangsung sejak Minggu (10/12), Namun demikian, hubungannya tidak terlalu erat dengan pihak-pihak yang ditangkap di Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan tahun lalu.
Namun mereka diduga dari kelompok yang sama.
"Secara global ternyata tidak langsung, tapi sama," ujarnya.
Meski memastikan mereka merupakan dari jaringan lama, namun Slamet enggan menjabarkan alat bukti atau temuan yang menguatkan keterkaitan mereka dengan JAD dan JAT di Sumsel, termasuk mengenai perannya.
Slamet menyampaikan, Densus 88 Antiteror masih mengembangkan dan menelusuri jaringan mereka sekaligus memburu pihak-pihak yang terlibat dalam aksi terorisme tersebut.
"Temuannya ada, malah ditemukan melakukan rencana bom di kantor polisi. Tapi belumlah untuk kita publikasikan, masih dikembangkan," ujarnya.