Inilah 5 Kisah Pilu nan Getir terkait 5 Polisi yang Gugur dalam Insiden di Mako Brimob
Operasi terkait peristiwa penyanderaan sejumlah anggota Polri di Rutan Cabang Salemba yang sudah
Erik Kristanto, kakak Briptu Fandi Setio Nugroho salah satu korban yang gugur di Mako Brimob, menceritakan pengalamannya saat diberitahu adiknya telah tewas.
Erik bercerita bahwa saat mendengar kabar adiknya meninggal dirinya sedang berada di Blora rumah nenek.
Ia pun langsung pulang ke Magelang.
Kepada Tribun Jateng, Erik terang-terangan mengatakan, adiknya sempat bercerita ingin pindah tugas ke daerah, Semarang atau Yogyakarta.
Sebab almarhum mengaku ingin mencari pengalaman baru. Dia sudah tiga tahun tugas di Densus 88, di Jakarta.
"Kalau saya itu inginnya adik pindah ke Magelang, supaya dekat dengan keluarga," imbuhnya.
Erik menerima video dari seorang rekan adiknya sesama anggota polisi untuk mengenali identitas korban.
Selain dari wajah, ia juga bisa memastikan bahwa korban tersebut adalah adiknya dari jam tangan yang dikenakan.
Sebab baru-baru ini almarhum bercerita dan sempat memerkan jam tangan berwarna hitam tersebut yang merupakan pemberian dari komandannya.
Diketahui, korban mengakami luka gorok leher tembus dari leher belakang sampai tenggorokan.
Serta luka lecet pada alis kiri, dan luka terbuka pada pipi kanan.
Menurur Erik, adiknya merupakan polisi yang berprestasi.
Belum lama ini juga pernah mendapat pelatihan di Amerika yang merupakan anggota pilihan dan tidak semua bisa memperolehkannya.
3. Kain kafan pembungkus jenazah Polisi korban kerusuhan Mako Brimob tidak boleh dibuka
Jenazah Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas (19), salah satu korban tewas dalam insiden kerusuhan di Mako BrimobKelapa Dua tiba di rumah duka, Kamis (10/5/018) pukul 02.45 WIB.
Jenazah tiba di rumah duka Dusun Kebayeman RT 2 RW 2 Desa Kamulyan, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, Jawa Tengah dengan diantar oleh mobil ambulan RS Polri.
Dari pantauan di lokasi, kedatangan jenazah langsung disambut isak tangis dari keluarga dan kerabat.