Hari Kartini Diperingati Setiap 21 April, Siapa Sangka Putra RA Kartini Harus Jalani Kisah Miris Ini

Tiap 21 April rakyat Indonesia memperingati sebagai Hari Kartini. simbol perjuangan atas hak-hak perempuan Indonesia

kolase/tribunjabar

Semasa restrukturisasi dan rasionalisasi, Soesalit diturunkan pangkat menjadi Kolonel lalu menjadi pejabat di Kementerian Perhubungan.

Padahal, saat itu pangkatnya adalah Jenderal Mayor atau sekarang disebut Mayor Jenderal.

Peristiwa Madiun tahun 1948 lah yang menjadi awal penderitaan Soesalit.

Saat itu pasukan komunis tengah memberontak.

Ada satu dokumen yang disebut milik pemberontak jatuh ke tangan tentara pemerintah.

Di sana tertulis nama Soesalit yang disebut sebagai 'orang yang diharapkan'.

Baca: Foto Jaman Dulunya Tersebar, Via Vallen Disebut Sangat Mirip Ayu Ting Ting

Singkat cerita, Soesalit pun menjadi tahanan rumah dan pangkatnya diturunkan.

Ia akhirnya menjadi pejabat di Kementerian Perhubungan dengan pangkat militer tak berbintangnya.

Kehidupan Soesalit pun dikenal sangat sederhana.

Ia tidak ingin show off soal sepak terjangnya, apalagi membawa-bawa nama besar ibunya.

Soesalit wafat di RSPAD, 17 Maret 1962.

Pemakamannya di pemakaman keluarga Djojoadhiningrat di Rembang dipimpin Wakil KSAD Jenderal Gatot Subroto.

Dia menerima Bintang Gerilya pada 1979.

Ada satu pesan yang diwariskan Soesalit adalah agar keturunannya tak membangga-banggakan diri sebagai keturunan Kartini dan harus selalu rendah hati.

Kematian Mendadak RA Kartini

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved