Driver Online Ditemukan Tewas

Kesamaan Modus Pembunuhan Driver Online Edward Limba dan Tri Widiyantoro, Jangan Terulang Lagi

Kasus perampokan disertai pembunuhan terhadap driver gocar di Palembang bukan kali pertama terjadi.

Penulis: M. Syah Beni | Editor: M. Syah Beni
Tribun Sumsel
Pembunuh Driver Online Edward Limba dan Tri Widiyantoro 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Kasus perampokan disertai pembunuhan terhadap driver gocar di Palembang bukan kali pertama terjadi.

Sebelum kasus pembunuhan driver Tri Widiyantoro, kasus serupa terjadi kepada driver gocar Edward Limba.

Lantas apakah kasus ini membuat driver online menjadi takut untuk mencari nafkah ?

Baca: Tak Ingat Umur, Kakek 4 Cucu di Palembang Ini Lakukan Hal Senonoh Kepada 10 Bocah

Himawan Susanto Rohekan, SH.,MH, Advokat dan Praktisi Hukum di Sumsel mengakaji peristiwa tersebut mengapa bisa terjadi. 

Menurutnya, dalam kasus terjadinya suatu tindak pidana, siapa saja bisa menjadi korbannya.

Hal tersebut disebabkan oleh adanya kesempatan dan perencanaan yang disertai perhitungan secara matang oleh para pelaku tindak pidana.

Dari 2 kasus yang terjadi pelaku memesan dengan rute ke tempat tujuan yang masih sepi penduduknya yang sulit dideteksi secara dini oleh aparat kepolisian.

Sehingga pengungkapan kasus tersebut memerlukan waktu yang cukup lama.

Baca: Hengki Pembunuh Driver Gocar Tewas Ditembak, Istri Alm Tri Minta 2 Tersangka Lain Dihukum Mati

Untuk meminimalisir terjadinya tindak pidana serupa para driver taksi online mulailah lebih selektif dan waspada menerima calon penumpang bilamana memesan rute yang dituju ke tempat yang jauh dan sepi dari pemukiman.

Tribun Sumsel merangkum 2 peristiwa pembunuhan tersebut agar driver online semakin waspada dalam menerima penumpang.

1. Penumpang 4 Orang dan Semuanya Laki-laki

Sopir taksi online yang diketahui identitasnya Edwar Warga Lorong Kedukan Kelurahan Seberang Ulu Palembang, Senin (21/8/2017) malam sekitar pukul 23.00 WIB ditemukan warga tidak bernyawa di pinggir jalan Balai Penelitian Sembawa Kabupaten Banyuasin.

Korban ditemukan pertama kali oleh Karyawan Balai Penelitian Sembawa, Feriansyah, Warga Desa Mainan Sembawa saat hendak pulang Kerja dari Balai Penelitian.

Dari hasil penyelidikan polisi, Edward dibunuh dan mobilnya dibawa oleh penumpangnya sendiri yang berjumlah 4 orang.

Keempatnya bernama Iwan, Aldo, Ari dan Ucok.

Pembunuh driver Edward Limba
Pembunuh driver Edward Limba ()

Irawan merupakan otak perencanaan perampokan disertai pembunuhan terhadap Edward Limba.

Otak pembunuhan Edward Limba
Otak pembunuhan Edward Limba ()

Entah kebetulan atau tidak, pelaku pembunuhan terhadap Tri Widiyantoro juga berjumlah 4 orang.

Bayu, Poniman, Tyas, dan Hengki yang merupakan warga Desa Lalan Muba yang menjadi pelakunya.

Berdasarkan keterangan pelaku baik yang membunuh Edward Limba atau Tri Widiyantoro keempatnya mempunyai peran sendiri-sendiri.

Mulai dari memesan taksi online hingga yang melakukan eksekusi.

4 pelaku menghadapi 1 korban tentu akan membuatnya leluasa.

Tanpa niat menakut-nakuti driver gocar lainnya, sebaiknya menghindari mengangkut penumpang lebih dari 1 orang.  Apalagi semuanya laki-laki. 

Meski tidak semuanya berniat jahat namun, lebih baik waspada.

Pelaku Bayu dan Tyas
Pelaku Bayu dan Tyas (Tribun Sumsel/ instagram)
Hengki Sulaiman
Hengki Sulaiman (Kolase Tribunsumsel.com)

2. Dicekik dari Belakang

Dalam reka adegan pembunuhan driver Edward Limba, terungkap bahwa korban dicekik menggunkan sling dari belakang kursi driver. 

Untuk memastikan korban sudah tak bernyawa pelaku tak segan menghujani badan pelaku dengan senjata tajam.

Hingga akhirnya mereka membuang mayat korban ke tempat sepi.

Sementara dalam kasus pembunuhan driver gocar Tri Widiyantoro, berdasarkan pengakuan pelaku Tyas dan Bayu, mereka juga menggunakan tali yang sengaja dibawa untuk menjerat leher korban hingga tewas.

Dalam posisi menyetir tentu driver tidak akan fokus kepada pelaku yang duduk di kursi belakang.

Terlebih lagi jika 1 pelaku yang duduk di depan mengajaknya bercerita untuk mengalihkan perhatian.

Dalam posisi seperti ini tentu sangat sulit bagi driver untuk melakukan perlawanan.

Apalagi jika pelaku telah menggunakan senjata tajam untuk menghabisi nyawa driver.

Lagi-lagi sebaiknya wasapada terhadap penumpang yang mencurigakan bahkan jangan diambil bila perlu.

3. Tujuan Jarak Jauh dan Melewati Jalan Sepi

Meski mengejar poin untuk mendapatkan bonus dari aplikasi taksi online  namun driver online jangan memaksakan diri sampai nekat mengantar penumpang dengan tujuan yang jauh.

Apalagi tujuan tersebut melewati jalanan sepi.

Peluang untuk pelaku kejahatan beraksi sangat besar.

Seandainya mengantar penumpang dengan jarak tujuan yang jauh lebih baik segera kabari rekan sesama driver atau keluarga kemana anda hendak mengantar.

Lebih baik jika ada rekan sesama driver yang turut mengantar.

Dua kasus yang menghilangkan nyawa driver online juga mengambil penumpang dengan rute tujuan yang jauh yaitu ke Kenten Laut dan arah Sembawa Banyuasin serta membawa penumpang laki-laki dalam jumlah banyak (4 orang). 

Meski penumpang anda cuma 1 orang laki-laki namun jika rute tujuan jauh anda juga tetap harus waspada.

4. Tinggalkan Anak yang Masih Kecil

Kepergian driver gocar Edward Limba dan Tri Widiyantoro menyisakan luka mendalam bagi keluarga.

Keduanya bahkan masih memiliki anak yang masih kecil yang masih butuh kasih sayang ayahnya.

Edward meninggalkan 2 orang anak yang baru berumur 10 dan 5 tahun.

Suasana di pemakaman Edward Limba
Suasana di pemakaman Edward Limba (Tribunsumsel.com/ Sri Hidayatun)

Sementara Tri Widiyantoro meninggalkan 3 orang anak. 1 diantaranya masih balita.

Semoga tak ada lagi driver online yang menjadi korban kejahatan.

Tsabit (2) anak Tri Widiyantoro driver gocar yang tewas dibunuh
Tsabit (2) anak Tri Widiyantoro driver gocar yang tewas dibunuh (Kolase Tribunsumsel.com/Sripo/Rangga Efrizal)
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved