Driver Online Ditemukan Tewas

Hengki Pembunuh Driver Gocar Tewas Ditembak, Ini yang Terjadi di Akun Instagramnya

Ia ditembak tewas di Jawa Tengah dalam pesembunyiannya yang kesekian, setelah diburu Subdit Jatanras di bawah pimpinan AKBP Erlin.

Kolase Tribunsumsel.com
Hengki Sulaiman 

"Raportnya pernah dibuang ke lumpur sama temannya ketika SD.

Dia berhenti, pindah ke pondok gak tahan trus pindah lagi ke SD sampai lulus, SMP dan SMA,' katanya.

Hengki juga pernah kuliah di Palembang namun hanya sampai dua semester saja.

Padahal sebagai orang yang diakuinya tak mampu secara ekonomi, Kasidin bertekad demi anaknya yang ingin berpendidikan tinggi.

Namun Hengki tak sampai lulus karena sudah tak sanggup kuliah.

Ayahnya yang seorang petani hanya bisa pasrah dengan kemauan Hengki, tidak mau menekan.

Padahal biaya yang dikeluarkan untuk dua semester kuliah cukup besar.

Selepas kuliah Hengki sempat bekerja di Bandung tapi tak bertahan lama.

Ia kembali ke desanya dan bekerja serabutan, di pabrik tahu, ikut memanen padi-jagung dan pekerjaan lain.

"Dia kayaknya gak mau bebani orang tua. Dia maunya mandiri, memang kadangkala ia ngasih uang ke ibunya tapi sama ibunya gak dipakai untuk jaga-jaga saja takut kalu Hengki gak punya uang," katanya.

"Pernah kerja di Sungai Baung jadi kernet tronton, gak digaji," tambahnya menceritakan kisah anaknya itu.(wan/jhn/and)

Mimpi Mandi Telanjang

Keterlibatan Hengki Sulaiman dalam pembunuhan driver taksi online dirasakan Kasidin sudah ada firasatnya.

Sebelum mendengar kabar itu Kasidin berulang kali mengalami kecelakaan kecil saat membangun rumahnya yang belum selesai itu.

Padahal diakui dia, sudah berhati-hati dalam bekerja.

"Kena seng, kena gergaji tangan. Pokoknya bolak-balik kecelakaan," katanya.

Bukan hanya dia, tapi istrinya juga sudah mendapat firasat berupa mimpi.

Katanya istrinya kerap bermimpi yang tidak biasa seperti mandi telanjang dan lain-lain.

"Kalau mandi telanjang artinya kan mendapat malu," katanya lagi.

Diceritakan Kasidin, sebelum mendapat kabar dari pak Kades, Hengki memang bekerja di desa lain memanen padi.

Karena jarak rumahnya dengan tempat bekerja jauh Hengki jarang pulang.

Terlebih Kasidin yang sibuk membangun rumah.

Hanya saja beberapa kali Hengki pulang ke rumahnya kemudian pergi lagi ke tempat kerjanya.

Terakhir, seminggu sebelum mendapat kabar dari kepala desa, Hengki yang hendak pergi ke tempat kerjanya diberi pesan oleh ibunya untuk pulang ke rumah.

"Ibunya bilang malam Jumat itu pulang karena di rumah yasinan. Dia pulang hanya ngecas hape saja habis itu pergi lagi ke tempat kerja kata teman-temannya esok hari kami tanyain," ujarnya.

Itulah terakhir kali Kasidin dan istri melihat Hengki.

Sedih bagi Kasidin ketika Hengki pulang ia tidak melihat secara jelas, hanya remang-remang saja sebab ia saat itu sudah mulai sakit-sakit.

Kasidin dan sanak keluarganya sudah mencarinya kemana-mana.

Berbagai upaya sudah ditempuh namun belum menemukannya.

Kasidin sangat berharap anaknya bertobat dan menyerahkan diri.

"Mudah-mudahan dikasih pikiran terang, penyesalan, dia tobat. Pulanglah Nak, kalu tidak berani sendiri kami antarkan," katanya.

"Cepat pulang, cepat menyerahkan diri. Entah sisa umurnya berapa bertobatlah dulu, bertanggungjawablah. Biar kami tenang," pintanya. (wan/jhn/and).

Sempat Kirim Pesan ke Kades

"Aku kotor mas," demikian pesan terakhir Hengki Sulaiman, tersangka pembunuh sopir taksi online Tri Widyantoro yang diterima Fredi, Kepala Desa Mulya Jaya, Kecamatan Lalan, Musi Banyuasin.

Sejak obrolan singkat melalui aplikasi messenger pada akhir pekan lalu, tidak ada lagi kontak dengan buronan Polda Sumsel ini.

 Fredi berinisiatif menghubungi sewaktu melihat facebook Hengki aktif pada Minggu (1/4). Keinginan kuat itu juga muncul sewaktu melihat adanya penggantian foto profil menggunakan latar pantai dan gunung.

Hengki waktu itu dibujuk untuk menyerahkan diri ke polisi. Sebab, orangtuanya juga berkeinginan putra satu-satunya itu sadar dan tobat atas kelakuannya.

 "Saya tidak berani dipenjara," kata Fredi, menyebutkan isi pesan itu kepada Tribun Sumsel, Jumat (6/4) pagi.

Mengetahui jawaban pesan demikian, Fredi balas mengirim pesan, "Kalau tidak berani dipenjara maka siap mati. Kau sudah salah, orang salah harus berani bertanggung jawab, apapun risikonya. Malam ini aku tunggu di rumah, besok pagi ke Palembang untuk diantar ke polda. "

Hengki hanya membalasnya pesan itu dengan kalimat "aku kotor mas". Sampai kini tak ada lagi kontak dengan pria yang selama ini dikenal ramah oleh tetangga.

Kasus perampokan dan pembunuhan yang melibatkan empat pemuda asal Lalan menarik perhatian banyak orang.

Kecamatan Lalan tempatnya tinggal merupakan kawasan transmigrasi yang terbilang sukses.

Warga di sini hidup berkecukupan, dengan mata pencaharian sebagai petani padi, sawit, jagung, dan karet.

Kepemilikan lahan bervariasi, mulai dari dua hektare, lima hektare, bahkan ada yang sampai sepuluh hektare.

Terdiri dari 27 desa, kecamatan ini memiliki banyak aliran anak sungai. Pada musim penghujan jalanan sangat becek sehingga sulit dilintasi.

Kehidupan warga di tempat ini sangat bagus. Selalu aktif saat ada kegiatan gotong royong, saling membantu ketika ada orang bangun rumah, serta bahu membahu ketika perbaikan jalan, apalagi saat ada hajatan.

Listrik di wilayah ini memang tidak tersedia 24 jam, hanya dari pukul 18.00-06.00. Meski demikian, jaringan telekomunikasi cukup mumpuni. Di beberapa tempat malah sudah tersedia jaringan 4G.

Makanya, warga terutama anak-anak dan remaja sudah familiar dengan media sosial facebook dan instagram.

Pagi kemarin Fredi dijumpai saat sedang santai di rumahnya. Pria yang belum dua tahun jadi kepala desa ini menjelaskan bagaimana kehidupan di Kecamatan Lalan, terutama di Desa Mulya Jaya.

"Kami sebenarnya di sini kaget. Sejarah Lalan sejak zaman trans (transmigrasi), baru kali ini terjadi. Di luar batas nalar warga," ungkapnya.

Ia mengakui, memang pernah kriminalitas terjadi, misalnya pencurian motor. Tapi hanya sekali atau dua kali. Sedangkan kasus pembunuhan baru kali ini.

Warga desa ini lebih kaget lagi ketika mendengar keterlibatan Tyas Dryantama (sudah menyerahkan diri) dan Hengki Sulaiman. Padahal Tyas selama ini dikenal anak yang pintar dan rajin membantu orangtuanya.

Begitu juga Hengki Sulaiman, sosok ini adalah pemuda pekerja keras, tidak malu jadi tukang ojek, atau ambil upahan panen jagung.

Dua pemuda lain yang terlibat adalah Poniman (meninggal ditembak polisi), warga Desa Karang Sari dan Bayu Irmansyah (ditahan) warga Desa Mekar Jaya.

Usai percakapan melalui messenger beberapa hari lalu, Fredi masih tak percaya sepenuhnya dengan ucapan Hengki.

Kediaman Hengki tersangka pembunuh driver gocar yang kini masih buron
Kediaman Hengki tersangka pembunuh driver gocar yang kini masih buron (Tribun Sumsel/ Wawan Perdana)

Apalagi dia pernah dengar ada temanya di desa sempat menelepon Hengki. Lalu ia menjawab tidak tahu sedang berada di mana selama masa persembunyian.

"Saya tidak punya nomor telepon dia. Harusnya dia menyerahkan diri. Dia sidang, lalu jalani tahanan. Kalau sekarang lari, tidak bebas, tidur tidak nyenyak," ujar Fredi.

Baca: Driver Online Palembang Ditemukan Tewas - Anak Bungsu Masih Sering Tanyakan Ayahnya Dimana

Baca: Buron Akibat Membunuh Driver Taksi Online, Ini yang Terjadi Pada Akun Instagram Hengki

Baca: Pelarian Hengki yang Ikut Membunuh Driver Online Terlacak - Kapolda Sumsel: Akan Kami Sikat Habis

Apabila melihat Hengki di desa, Fredi janji akan memegangnya dan diantar ke Polda Sumsel.

Sejumlah orang malah mulai memberikan penilaian negatif pada kecamatan yang subur ini. Gara-gara perampokan itu ada yang menyebut Lalan adalah wilayah miskin, Lalan berada di pelosok.

Hujatan yang tersebar di berbagai media sosial ini terpantau langsung oleh Fredi. Ia jengah, merasa kecewa dengan tuduhan buruk pada tempat tinggalnya.

pembunuh driver online hengki
pembunuh driver online hengki (kolase tribun sumsel)

Fredi paham, hujatan di media sosial itu terpengaruh oleh emosi sesaat. Hanya saja, kekecewaan itu tidak bisa dibendung lantaran penyebutan itu malah tertuju ke semua warga Lalan. Padahal yang terlibat hanya empat orang.

"Kami juga ada yang bawa nama harum negara. Kalau mau lihat komentar itu sakit rasanya. Saya banyak screen shoot di instagram dan facebook. Sudah empat hari ini tidak lagi buka media sosial," tambahnya.

Fredi sampai sekarang belum tahu apa motif perampokan dan pembunuhan itu. Pasalnya, semua masih tidak menyangka melibatkan Hengki dan Tyas.

Baca: Driver Online Palembang Ditemukan Tewas - Kapolda Sumsel: Tangkap Hengki Hidup atau Mati

"Kasihan orangtuanya drop. 
Hengki pria satu-satunya di keluarga. Adiknya perempuan masih SMP. Begitu kabarin orangtuanya, darah langsung naik. Makan selalu ingat anak," ucapnya.

Atas kejadian ini, perangkat desa meminta semua warga memetik pelajarannya supaya tidak terulang lagi.

Sebenarnya perangkat desa sudah membuat peraturan desa (Perdes) tentang waktu bergaul nak-anak. Ada pembatasan sampai pukul 24.00 yang berlaku bagi warga desa dan pendatang.

Tetapi kejadian pembunuhan sopir Go-Car berada di luar desa. Sehingga semua lepas dari kontrol.

"Yang jelas anak-anak itu sudah besar, pergaulan dengan orang lain, sehingga mungkin saja terpengaruh," jelas Fredi. (wan/jhn/nand)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved